-ARKALYA 01-

1K 15 0
                                    

"Pagi, Bang Devan!"

Terlihat seorang gadis dengan seragam putih abu-abu lengkap dengan tas ransel hitamnya berjalan cepat menuruni tangga dan menuju meja makan untuk memulai paginya dengan sarapan.

"Pagi, cepet makan sarapannya, Abang mau manasin mobil dulu."

Seseorang yang dipanggil Devan tadi segera berjalan menuju garasi setelah mencium kening Alya, adik satu-satunya.

"Ok!"

Alya duduk dan mengambil 2 lembar roti dengan selai coklat kesukaannya untuk segera dilahap.

Setelah menyelesaikan sarapan singkatnya, Alya berjalan menghampiri Devan yang sudah berada di dalam mobil sport hitam milik laki-laki itu, lalu keduanya segera melaju menuju sekolah.

- SKYLIGHT SENIOR HIGH SCHOOL -

Devan memarkirkan mobilnya di parkiran tempat dimana mobilnya biasa terparkir.

"Ayo Al, gue anter ke ruang Kepsek, mumpung belum bel masuk nih," ajak Devan sembari menggenggam tangan Alya dan menariknya dengan pelan memasuki gedung sekolah.

Mereka berdua berjalan menuju ruang kepala sekolah dengan iringan berbagai macam jenis tatapan dari murid-murid disana, Alya yang merasa risih memilih untuk menunduk, mengabaikan tatapan yang mereka berikan.

Sesampainya di ruang kepala sekolah, Devan segera mengetuk pintu ruangan tersebut hingga sang pemilik ruangan mempersilahkan mereka untuk masuk, "Masuk!"

"Pagi, Pak!" sapa Devan mencium tangan sang Kepala sekolah yang dengan refleks diikuti oleh Alya.

"Oh, Devan, selamat pagi! Ini Alya ya?" tanya Pak Yudha menatap kearah Alya lalu kembali ke Devan.

"Iya Pak, saya Alya," sahut Alya dengan santun.

"Sebentar ya."

Pria itu tampak sedang menelfon seseorang dan tak lama kemudian masuklah seorang guru perempuan yang masih terlihat muda.

"Bu Dea, ini Alya, siswi baru XI Mipa 1," ujar Pak Yudha memperkenalkan Alya.

"Oh, halo Alya. Kenalkan saya Bu Dea wali kelas kamu sekaligus guru seni disini, kamu ikut Ibu ya, Ibu akan antar ke kelas kamu. Saya permisi Pak," pamit Bu Dea keluar dari ruangan diikuti Alya dan Devan.

"Bu, saya titip Alya dulu ya, saya mau ke kelas."

Setelah mendapat anggukan dari Bu Dea, Devan segera berbalik menuju ke kelasnya.

"Ayo Alya, kita ke kelas kamu," ajak Bu Dea, Alya hanya mengangguk dan tersenyum lalu mengikuti langkah wali kelas barunya itu.

•••••

"Woy pensil gue mana nih?"

"Eh itu meja bersihin dong!"

"Bacot banget lo semua."

"Jangan teriak-teriak di kelas dong!"

"Lo gausah teriak juga bego!"

"Eh-eh guys Bu Dea otw!!"

Teriakan terakhir yang berasal dari seorang siswa yang menjabat sebagai ketua kelas itu seketika mengheningkan ruang kelas sejenak sebelum akhirnya mereka sibuk mencari tempat duduk mereka masing-masing.

"Selamat pagi semuanya!"

Bu Dea masuk dan mengucapkan salam yang dijawab dengan serempak seluruh murid, "Pagi, Bu!!"

"Hari ini kalian kedatangan teman baru, silahkan masuk!" seru Bu Dea mempersilahkan Alya masuk ke dalam kelas, "Perkenalkan diri kamu!"

Alya mengangguk dan tersenyum lalu mulai memperkenalkan dirinya, "Hai semuanya, aku Defalya Deynira, kalian bisa panggil aku Alya, aku pindahan dari Amrik."

"HAI ALYAAA!!!"

Seluruh murid disana tersenyum menatap Alya membuat kecanggungan gadis itu sedikit berkurang.

"Alya, kamu duduk di sebelah Alisya. Loh, dimana Alisya?" tanya Bu Dea karena tidak melihat seorang siswi yang disebut-sebut sebagai Alisya tadi di bangkunya.

"Alisya lagi ke perpus, Bu," jawab siswi yang duduk tepat di depan bangku Alisya.

"Yaudah, kamu duduk disitu ya. Baik anak-anak Ibu tinggal dulu ya, selamat pagi."

Sepeninggal Bu Dea, Alya segera berjalan menuju tempat duduknya.

"Hai Al, salken ya!"

"Alya cantik banget."

"Alya salam kenal."

Alya hanya tersenyum dan sesekali menjabat tangan teman barunya untuk menanggapi mereka.

Teeettt Teeettt

"Hai Al, kenalin gue Naissa, panggil aja Nay biar gampang." Tepat setelah bel istirahat berbunyi, gadis didepannya itu membalikkan tubuhnya dan mengajak Alya berkenalan, "Gue Alya."

"Yaudah yuk, gimana kalo lo gue ajak keliling sekolah ini, gue juga mau nyari Alisya sekalian," ajak Naissa yang diangguki Alya dengan semangat, "Ayo!!"

•••••

Brumm brumm

Sebuah motor sport hitam lengkap dengan pengendaranya yang mengenakan helm full-face senada itu berhenti di tempat khusus untuk memarkirkan kendaraannya.

Ia membuka penutup kepalanya dan menatap heran ke arah gerbang sekolah yang masih terbuka lebar padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.30 , tapi ia tidak terlalu memperdulikan hal itu dan memilih melangkah menuju kelasnya, XII Mipa 1.

"Telat mulu Pak Ketos," ucap seseorang yang duduk tepat disamping kursi dimana ia melempar tas nya tadi.

"Katanya hari ini guru-guru pada rapat Ar?"

Kali ini, seseorang yang menempati kursi tunggal di belakangnya menanyakan perihal jadwal hari ini.

"Iya, pada rapat buat kemah anak kelas 10 katanya," jawab siswa yang ber- name tag Arka Fasha A. itu sembari mendudukkan diri di bangkunya. "Mau ngantin gak lo pada?" lanjut Arka sambil mengeluarkan handphone keluaran terbaru dari sakunya.

"Bolehlah, sekalian lewat kelas dedeknya Devan," gurau teman duduk Arka yang bernama Zico, dan dengan cepat mendapat hadiah dorongan pelan di kepalanya dari Devan yang juga merupakan bagian dari mereka.

"Jangan coba-coba deketin adek gue lo!"

Setelah mengatakan hal itu, Devan segera melangkahkan kakinya menuju pintu kelas diikuti Arka dan Zico.

Namun, belum sampai mereka melewati pintu kelas, seorang siswi dengan rok setengah paha dan baju seragam yang sangat amat ketat menghadang langkah mereka.

"ARKAAA!!"

Arka yang namanya diteriakkan itu hanya menaikkan sebelah alisnya menanggapi siswi tersebut.

"Ar, masa tadi gue dikatain sama anak kelas XI, gue dikatain centil, alay, sok cantik, sebel banget gue!" adu siswi itu, "Arkaaa, tolongin gue dongg, gue pengen bales dendam ke tuh cewek," lanjutnya.

"Ok."

1 kata yang diucapkan Arka itu membuat Devan dan Zico membulatkan matanya, sedangkan Salsa --siswi tadi, merasa sangat senang dan melompat kegirangan sambil mengeluarkan smirk sinisnya, "Mampus lo!" batinnya.

"Lo mau bully tuh cewek Ar?" Devan menolehkan kepalanya menghadap Arka.

"Ya, udah lama gue gak main-main," ujar Arka, "Ntar habis istirahat kita semua free class, dan lo! Pancing dia dateng ke lorong mural!" tunjuk Arka kearah Salsa.

"Siap."

Salsa segera pergi menuju kelasnya dengan senyum sumringahnya.

"Time to play." Smirk jahat tercetak jelas di wajah tampan Arka.

.
.
.
.
.
.
.

Part pertama kelarr-!!
Semoga pada suka ya!
See you di next part-!!

To be continued,
-N

ARKALYA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang