-ARKALYA 35-

178 3 0
                                    

"Disini aja!" tegas Alisya, gadis itu menyentak tangan Devan kasar.

Devan yang melihat itu menghembuskan nafasnya lelah, "Jangan marah lagi dong, Lis."

"Gaada yang marah Devan," jawab Alisya sambil melihat sekeliling, tidak mau melihat Devan yang berada dihadapannya.

Menelisik netra coklat terang milik Alisya, Devan semakin mendekatkan tubuh mereka berdua, menghiraukan protesan Alisya.

"Boong, lo daritadi diemin gue, Lis," ujar Devan dengan lirih.

Sedangkan Alisya masih tetap pada pendiriannya, tidak mau menghadap ke arah Devan. Apalagi dengan suara lirih seperti itu, ia yakin akan luluh dengan sangat mudah nantinya.

"Lisyaaaa," rengek Devan kembali.

Aih, apa-apaan laki-laki ini, Devan yang biasanya irit ngomong malah cosplay menjadi balita sekarang.

Karena sudah tidak tega melihat wajah Devan yang sangat melas itu, Alisya akhirnya mengangguk tanda ia sudah mau memaafkan Devan.

"Iya, udah, lain kali jangan gitu lagi, gak sopan!" tegur Alisya yang dengan segera dibalas anggukan cepat oleh Devan.

"Yaudah, ayo gue anter pulang!" ajak Devan dengan perasaan yang sudah lega.

Dan ternyata perdebatan mereka tidak sepanjang tebakan Alya tadi.

•••••

"Mau ngomong apa?" tanya Alya setelah ucapan Arka sebelumnya menciptakan keheningan panjang di antara mereka.

Terlihat raut wajah Arka yang gugup membuat Alya mengerutkan keningnya, "Kenapa sih, Ar?"

Oke, tarik nafas, hembuskan.

"A-aku, k-kamu m-mau gak--"

"Ngomong yang jelas, Arka!" seru Alya memotong kegugupan Arka.

Ada apa dengan laki-laki dihadapannya ini?

Arka Fasha Aditama yang dikenal dengan sikapnya yang acuh, dingin, dan tidak takut apapun seolah lenyap, berganti dengan Arka yang gugup dengan tangan yang sudah dingin.

"Kamumaunggakjadipacaraku?" ujar Arka cepat dalam satu hentakan nafas.

Alya yang mendengar hal itu seketika melongo, ngomong apasih?

Melihat keterdiaman Alya, Arka menghembuskan nafasnya perlahan, "Maaf, Al. Aku emang gatau diri minta kita pacaran setelah kejadian kemarin, tapi, trust me, kali ini aku nggak main-main, aku beneran sayang sama kamu, aku cinta sama kamu, Al."

Alya semakin mengerutkan dahinya, "Ngomong apaan sih Ar, yang pertama tadi kayak orang nge- rap, tiba-tiba lo confess gini, gapaham."

Astaga!

Arka sudah ketar-ketir ditempat takut diamnya Alya tadi tanda penolakan, ternyata gadis itu tidak mendengar jelas apa yang ia katakan membuatnya terkekeh pelan.

Kali ini Arka mengambil kedua tangan Alya dan menggenggamnya lembut, menatap tepat pada kedua netra milik Alya.

"Aku pengen kita pacaran, Al. Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu," ujar Arka pelan dengan suara yang sangat lembut.

Jika tadinya Alya hanya melongo mendengar ajakan balikan Arka, sekarang gadis itu tertegun mendengar suara Arka yang sangat lembut.

Gadis itu masih berperang dengan batinnya, bohong bila ia sudah melupakan laki-laki dihadapannya ini, namun kejadian kemarin masih saja membekas.

"Gimana, Al?" tanya Arka lagi.

"G-gimana apanya? G-gue masih bingung, Ar," jawab Alya gugup sambil mencuri-curi pandang ke arah Arka untuk melihat reaksi laki-laki itu.

Ia mendapati raut wajah Arka yang semula riang berubah menjadi sendu, Arka pasti kecewa mendengar jawabannya.

"Ar, gapapa, kan?" tanya Alya melihat Arka yang ganti terdiam.

Melihat wajah sendu Arka membuatnya merasa tidak tega.

Arka hanya mengangguk lemah kemudian melepaskan perlahan genggamannya dari tangan Alya.

Jika tadi wajah sendu Arka membuat Alya tak tega, kini tingkah Arka yang penurut membuatnya gemas.

Alya menggenggam kembali tangan Arka yang belum sepenuhnya terlepas, "Mau kemana?"

"Gatau," cuek Arka dengan kepala yang masih menunduk, menatap genggaman tangannya dan Alya.

Terkekeh pelan, Alya mengangkat dagu Arka dengan jari telunjuknya, "Jangan murung dong, katanya Arka Fasha Aditama itu orangnya galak, dingin, masa nunduk terus gini."

Bukannya perubahan raut wajah Arka yang didapatkan Alya, melainkan tangan laki-laki itu yang menepis telunjuknya pelan dengan memajukan sedikit bibirnya.

"Gemes banget," batin Alya.

"Gabisa, sekarang lagi jadi Arkanya Alya, bukan Arkanya orang-orang," ucap Arka lesu.

"Astaga gemes banget," ujar Alya pelan disertai kekehan singkat.

"Udahan ah, aku males kalo punya pacar murung gini, gimana mau jagain aku kalo nunduk terus?" lanjut Alya.

Ya, kejadian kemarin memang sangat membekas bagi Alya, namun perasaannya pada Arka jauh lebih besar dari itu.

Ia sudah berniat menerima ajakan pacaran Arka sejak tadi, namun, ide jahil ingin mengerjai Arka terlebih dahulu tiba-tiba terlintas, dan jadilah seperti tadi.

Arka yang mendengar hal itu dengan cepat mendongakkan kepalanya, "Maksudnya? Kamu mau?"

Alya menjawab pertanyaan Arka tadi dengan anggukan, membuat wajah sendu Arka tadi seketika sirna digantikan raut berserinya.

Dengan segera Arka menarik Alya dalam dekapannya, ia berjanji akan berusaha menjaga Alya sebaik mungkin, jangan sampai gadisnya meneteskan air mata.

Mulai saat ini Defalya Deynira sudah resmi menjadi gadisnya, miliknya. Dan Arka tidak akan membiarkan siapapun menyakiti atau merebut miliknya.

"Makasih, Sayang."

.
.
.
.
.
.
.

Akhirnya pacaran juga kan,
Kalian tim Arkalya pacaran apa udahan?
See you di next part-!!

To be continued,
-N

ARKALYA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang