"Pagi, Bun," sapa Arka pada Bunda -nya yang tengah menyiapkan sarapan.
Sedangkan yang disapa bukannya menjawab malah sibuk mengelus dadanya karena terkejut, kemudian menatap Arka dengan pandangan heran, "Kesambet kamu?"
"Ck, apasih bun," decak Arka pelan, laki-laki itu kini sudah duduk di kursi meja makan sambil mengotak-atik ponselnya.
Pagi-pagi begini melihat Arka yang sudah duduk di ruang makan lengkap dengan seragamnya cukup membuat Yola --Bunda Arka shock.
Biasanya anak laki-laki nya ini akan bangun pada pukul 7 tepat, dan sekarang masih pukul setengah 6. Ajaib.
Mengabaikan tatapan heran Bunda Yola, Arka memilih untuk men- spam chat kekasihnya.
Arka.fsh
Sayang|
P|
P|
P|
Udah bangun belom?|
Alyaaaa|"Loh, Bun, tumben pangeran udah siap?" tanya Gio --Ayah Arka dengan nada gurauan.
"Gatau tuh Yah, kesambet apaan anak kamu," jawab Bunda Yola dengan nada gurauan juga.
Namun, perkataan ayah bundanya seolah tak terdengar, apalagi ketika muncul notifikasi dari Alya.
Defalya.dey
|Iya baru bangun
|Tumben udah bangun?Arka.fsh
Gaboleh telat jemput tuan putri dong|Defalya.dey
|Hahaha
|Apaan si Ar, cringe banget pagi-pagiArka.fsh
Kan emang mau jemput princess nya pangeran|Defalya.dey
|Iya udah deh terserah kamu
|Aku mau mandi dulu sekalian siap-siapArka.fsh
Ok, see you sayang😘|Arka lalu menutup kolom chat -nya dengan Alya dan mulai mendongakkan kepalanya yang sedari tadi hanya menunduk memandangi layar handphone.
Ia bingung menatap ayah dan bundanya yang kini juga menatap lekat ke arahnya.
"Ngapain senyum-senyum sendiri?" tanya Bunda, "Ketempelan beneran kamu ya?"
Pemikiran nyeleneh bundanya itu pasti di dapat dari sinetron-sinetron yang ditontonnya setiap hari.
"Nggak Bun," singkat Arka.
"Atau kamu udah punya pacar?" Selidik bunda lagi, dan kali ini Arka mengangguk membuat bunda histeris seketika, "YAAMPUN, BAWA KE RUMAH DONG!"
Arka meringis mendengar teriakan bundanya yang memekakkan itu, "Udah pernah ke rumah kan, Bun, waktu itu."
"Oh astagaa, siapa namanya? Alya ya?" heboh bunda lagi.
Memang rasanya se- excited itu mendengar anak laki-laki nya ini memiliki kekasih, hampir saja ia ingin membawa Arka ke psikiater, takutnya belok kan gak lucu.
Sedangkan Gio hanya menyimak pembicaraan istri dan anaknya saja daritadi, "Ntar bawa kesini lagi, sekarang ayo sarapan!"
Seketika mereka tersadar kemudian melanjutkan acara sarapan mereka yang tertunda.
"Arka selesai, duluan ya Bun, Yah, mau jemput Alya dulu," pamit Arka sambil mencium tangan kedua orang tuanya lalu berlalu ke arah motornya yang terparkir di garasi.
•••••
Kedatangan Arka dan Alya seperti biasa menghebohkan sekolah, padahal sudah sering mereka berangkat atau pun pulang bersama.
Turun dari motornya, Arka langsung merengkuh pinggang Alya erat, membuat siswi disana semakin menjerit iri melihatnya.
"Malu, ih, Ar," cicit Alya pelan.
Dahi Arka berkerut mendengarnya, "Kamu malu jalan sama aku?"
"Bukan gitu, ini tangan kamu loh, diliatin ituu," kali ini cicitan Alya berubah jadi rengekan pelan membuat Arka tak tahan untuk mengusak pelan rambut gadis di sampingnya itu.
"Berantakan Arka, ish!" sungut Alya, kebiasaan Arka selalu mengacaukan tatanan rambutnya.
Sedangkan sang pelaku hanya terkekeh lalu menurunkan tangan Alya yang tengah membenahi rambutnya, menggantikannya dengan tangan kekar namun halus miliknya.
Jemari Arka bergerak lembut menata helaian rambut Alya, wangi vanilla seketika menyeruak, membuatnya candu dan akhirnya mengecup pelan puncak kepala Alya.
"Udah sana, masuk kelas!" titah Arka yang dengan segera diangguki oleh Alya.
Plakk
"Heh! Ayo kelas!"
Tepukan Zico di bahunya membuat Arka terlonjak pelan, ia melemparkan tatapan menghunusnya pada Zico yang tengah nyengir tak bersalah.
•••••
"Kantin yuk!" ajak Naissa pada Alisya dan Alya yang masih mengobrol ria.
Alisya dan Alya pun mengangguk lalu ketiganya menulusuri koridor sambil bergurau sesekali.
Namun, di pertengahan jalan Alya merasa ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam dirinya, gadis itu ingin buang air kecil.
"Guys, gue ke toilet dulu, kalian duluan aja!" ujar Alya sambil berlari ke arah toilet bahkan sebelum kedua sahabatnya memberi jawaban.
Naissa dan Alisya tadinya ingin menawarkan diri untuk menemani Alya, tapi melihat Alya yang tiba-tiba ngibrit tadi membuat mereka memilih untuk melanjutkan langkahnya ke kantin.
•••••"Fyuhhh," lega Alya setelah keluar dari salah satu bilik toilet.
Ia melangkahkan sedikit kakinya ke arah wastafel, mencuci tangan sekaligus membenahi penampilannya.
Setelah dirasa semua baik-baik saja, gadis itu melangkahkan kakinya berniat meninggalkan toilet, namun,
Brakk
Suara gebrakan pintu yang terbuka itu membuatnya terlonjak kaget, beberapa saat kemudian muncullah 3 gadis dengan polesan wajah menor yang sudah lama tidak dilihat Alya.
"Jauhin Arka kalo mau hidup lo tenang disini!"
.
.
.
.
.
.
.Labrak brak brak,
Pasti tau lah ya kumpulan ciwi-ciwi itu, wkwk.
See you di next part-!!To be continued,
-N
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALYA (END)
Teen Fiction[Non-baku] "Gue gaakan lepasin lo gitu aja!" "Gue ngaku kalah." . . . Defalya Deynira, Gadis cantik dengan tubuh proporsional itu mulai memasuki kehidupan baru di lingkungan barunya. Ia menginjakkan kakinya kembali di kota Jakarta ini setelah sekian...