Flashback on
"Jauhin Arka kalo mau hidup lo tenang disini!"
Alya menengok menatap ketiga siswi yang berpenampilan menor itu.
Kalian juga pasti sudah familiar, kan? Salsa, Cintya, dan Audrey. Audrey baru saja kembali ke sekolah setelah masa skors yang ia dapat 2 minggu yang lalu.
"Oh ini?" tanya Audrey sambil meneliti penampilan Alya dari atas hingga bawah dengan pandangan remeh.
Salsa melangkahkan kakinya mendekat ke arah Alya yang hanya diam menatap datar ke arah mereka.
Apakah Alya takut? Tentu tidak.
Untuk apa ia takut pada modelan tante-tante yang cosplay jadi anak SMA ini, cih.
"Mau apalagi lo?" tanya Alya ketus.
"Wow, berani banget lo sama gue," ujar Salsa yang sudah berada satu langkah dihadapan Alya.
Sedangkan Cintya dan Audrey hanya menatap mereka dengan pandangan biasa, lalu kembali memainkan kuku-kukunya.
"Ya berani lah, gue sih dari dulu emang lebih takut sama manusia ketimbang setan," jawab Alya santai sambil bersandar pada wastafel disampingnya.
Mendengar ujaran Alya yang kelewat santai tadi membuat Salsa naik pitam, "JADI MAKSUD LO GUE SETAN?"
"Wush, nyante aja dong, ujan nih ujan," ledek Alya.
Benar-benar gadis ini menguji kesabaran seorang Salsa. Tanpa basa-basi lagi, Salsa dengan gesit menarik rambut belakang Alya kuat-kuat, membuat gadis itu meringis pelan.
"Lo denger ya! Sekali lagi, gue peringatin lo jauhin Arka, karena dia punya gue, ngerti?" tekan Salsa lalu melepaskan jambakannya dengan kasar.
Dengan segera Alya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, mengusir rasa sakit bekas jambakan mak lampir di depannya ini.
Ingin rasanya ia membalas perkataan Salsa, namun pening di kepalanya lebih penting untuk diurus ketimbang Salsa.
"Udah, keluar sana! Inget semua kata-kata gue tadi!"
Flashback off
"SOLIMIH BANGET SI MAK LAMPIR!" sungut Naissa dengan suara cempreng menggelegarnya, mengundang tatapan tajam dari Alya, "Jangan teriak, Nay!"
"Hehe," Naissa menggaruk tengkuknya pelan, "Tapi beneran deh, keknya tuh mak lampir kelainan, ngebet banget sama Arka perasaan."
Alisya pun mengangguk menyetujui, "Dia udah ter- obsesi sama Arka, lo hati-hati aja, Al!"
Alya yang diperingatkan kemudian mengangguk, "Iya, santai aja."
"Gabisa santai, Al. Mak lampir tuh udah gila, bisa-bisa jadi psycho dia," ujar Naissa yang membuat dirinya bergidik ngeri sendiri.
Mengendikkan bahunya pelan, Alya menghembuskan nafasnya kasar, "Yaudahlah biarin, ntar juga capek sendiri, tolong jangan bilang-bilang Arka, ya? Biar Salsa jadi urusan gue sendiri," pinta Alya yang diangguki kedua sahabatnya.
Namun terlambat, Arka sudah mendengarkan semuanya dari awal, ia mengepalkan tangannya erat.
Tadinya ia ingin menghampiri kamar Alya untuk menawarkan makanan apa yang ingin mereka pesan, karena kebetulan, ia, Devan, dan Zico sedang ingin memesan makanan online.
Lihat saja, Arka akan memberikan sedikit hadiah pada orang-orang yang mengusik gadisnya.
•••••
Tokk tokk
Ketukan yang berasal dari pintu kamar Alya menghentikan acara gosip ketiga gadis di dalamnya.
Alya segera turun dari kasur dan membuka pintu kamarnya.
"Kenapa?" tanya Alya pada Arka yang berdiri di depan kamarnya.
"Aku udah pesen makanan, ayo ke bawah, makan!" ajak Arka yang diangguki Alya.
Belum ia membalikkan badan untuk memberitahu teman-temannya, Naissa sudah terlebih dahulu keluar dengan cepat, "MAKAN, YUHUU!"
Alisya hanya terkekeh pelan lalu menyusul Naissa, "Duluan, Al!"
Arka lalu bergerak maju menutup pintu kamar Alya, membuat posisi mereka kali ini sangat dekat dengan kedua tangan Arka yang mengurung Alya di daun pintu.
"Kalo ada apa-apa cerita ya, Sayang. Aku nggak akan biarin siapapun nyentuh kamu sedikitpun," ujar Arka pelan lalu menarik Alya ke dalam dekapannya, "I love you."
Alya yang merasa pipinya memanas balas memeluk Arka dengan erat, "Maluuuu!"
Rengekan Alya membuat Arka terbahak, kemudian laki-laki itu menjauhkan tubuh mereka dan menggenggam satu tangan Alya lembut, "Yaudah yuk, ke bawah!"
•••••
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, teman-teman Alya pun sudah pulang sejak jam 4 sore tadi, hanya tersisa Arka disini.
Laki-laki itu masih sibuk dengan game di ponselnya, dengan nyamannya merebahkan kepala di pangkuan Alya yang juga tengah sibuk menonton netflix.
"Pulang sana!" ujar Alya pelan sambil mengelus rambut Arka lembut.
Btw, Arka tadi sudah mandi dan mengganti bajunya dengan milik Devan, jadi anti bau-bau ya guys.
"Bentar Yang, dikit lagi ini," jawab Arka yang masih fokus pada ponsel di genggamannya.
Alya yang merasa geram segera merampas ponsel Arka, semenjak teman-temannya pulang tadi, sampai sekarang Arka berkutat dengan game -nya tanpa henti.
Bisa dihitung berapa lama Arka bermain, kan?
"Eh, eh, Sayang, kok diambil? Kalah nanti," protes Arka yang sudah pada posisi duduknya.
Melihat tatapan garang Alya membuatnya tersadar bahwa ia sudah sangat lama bermain game. Ia pun menundukkan kepalanya tak berani menatap Alya.
Tak lama kemudian terdengar teriakan Devan dari kamar sebelah, "ARKA WOY INI MATI ANJING!"
"BERISIK!"
.
.
.
.
.
.
.Hayoloh kena marah,
Game terosss.
See you di next part-!!To be continued,
-N
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALYA (END)
Teen Fiction[Non-baku] "Gue gaakan lepasin lo gitu aja!" "Gue ngaku kalah." . . . Defalya Deynira, Gadis cantik dengan tubuh proporsional itu mulai memasuki kehidupan baru di lingkungan barunya. Ia menginjakkan kakinya kembali di kota Jakarta ini setelah sekian...