"mas.." panggil Nia ke gue waktu kita udah di taxi. Tadi Nia marah banget sama Andra, karena udah berani – beraninya gandeng dia didepan gue dan pacarnya cowo itu sendiri. Jujur gue terenyuh dan feeling so much guilty lihat Nia, bela – belain bertengkar sama sahabatnya itu, demi menjaga harga diri gue sebagai pacarnya.
Gue noleh ke Nia, gue jujur dongkol, tapi gue ngerasa gue gak berhak juga untuk merasa dongkol. Karena pada dasarnya, gue sendiri bukan cowo yang 100% bebas. Gue bukan milik Nia sepenuhnya. Gue ini masih separuh milik orang lain. Walau bukan suami orang, tetap aja, gue tunangan orang. Bahkan, gue yang melamar.
Berbeda dengan dulu Ika yang ngejar – ngejar gue, deketin gue duluan. Kali ini, gue yang lamar Ika. Walau jujur aja, perasaan gue gamang waktu lamar Ika. Antara iya dan tidak. Jujur gue kepingin putar balik mobil gue ditengah jalan. Tiba – tiba bayangan masa depan gue dan Ika menyeramkan untuk gue bayangkan. Tapi gue gak mungkin tarik kembali kata – kata gue didepan Ika kan?
Gue sekarang ribet sendiri. Beginilah kalau semuanya diputuskan pakai emosi. Bukan pakai akal sehat.
"maafin Andra, dia memang suka spontanitas gitu. Tapi, dia gak maksud jelek apa – apa kok" Nia memelas minta maaf sama gue. Gue cuma bisa senyum, gue mengusap lembut kepala dia. "aku bisa bedain Nia, mana cowo yang punya perasaan ke perempuan, mana yang nggak. Aku bukan anak kecil yang gak bisa bedain itu. Sahabat kamu itu suka sama kamu"
Nia menggeleng mantap, sungguh, anak ini perasaannya polos banget. Gue aja bisa lihat jelas, gimana Andra ngelihatin gue, seolah dia bisa nebak, kalau gue ini cuma bakalan bikin Nia sakit. "mas gak kenal Andra, dia itu bahkan gak bisa ngucap sayang ke pacarnya. Mana mungkin dia gimana – gimana sama aku? Andra tuh emang suka gitu, suka nganggap aku tuh masih perlu di jagain, di ingetin, diatur – atur. Masih suka anggap aku kayak anak kecil yang gak bisa apa – apa sendiri"
Ya itu namanya dia cinta, Nia. Duh gue pengen jedotin kepala rasanya. Memang sepintas si Andra kayak gak perduli sama cewenya. Bahasa tubuh diantara mereka, seolah si perempuan yang memohon – mohon hubungan mereka. Bahkan dia bisa – bisanya lupa kalau mereka punya rencana nonton.
Tapi, setelah kejadian tadi, dan semuanya gue kaitkan jadi satu, kesimpulan gue, Andra memang gak seberapa sama cewe nya. Tapi, dia perduli banget sama Nia. Cowo gila mana yang sanggup bersahabat sama perempuan kayak Nia? Andra gay kalau dia sampai gak jatuh cinta sama Nia.
Perasaannya Nia itu polos, cintanya lugu, sikapnya yang baik cenderung manja? Oh come on!! Gue yang udah ketuaan buat dia aja, fall in love juga akhirnya sama dia.
Iya, gue sadar sekarang gue udah menjurus bahaya. Kalau gue gak fall in love sama Nia, gue gak mungkin cemburu lihat Nia tadi digandeng gitu sama Andra. Gue gak akan keberatan berbagi Nia dengan Andra. Seperti Nia berbagi gue dengan Ika.
Tapi yasudah, gue gak berhak memperpanjang masalah ini. Gue gak bisa mengeksklusifkan Nia untuk gue. Karena, gue sendiri gak eksklusif untuk dia.
Ini hanya masalah waktu, antara Nia tahu duluan, atau gue kabur duluan. Sepengecut itu gue, karena gak ada opsi gue ngaku duluan. Gue berharap, ada kejadian dimana, gue jadi punya opsi lain. Yaitu, gue bertahan sama Nia.
Gue pingin banget bertahan sama Nia. 7 tahun bersama Ika, mendadak gak ada rasanya lagi sejak gue sama Nia.
"yasudah, aku percaya sama kamu. Aku gak mungkin misahin kamu sama teman – teman kamu, kan? nanti aku pulang dari sini, kamu masih harus lanjut kuliah. Kalau aku jauhin kamu dari teman – teman kamu, waktu aku udah gak disini, kamu terlanjur kehilangan mereka. Aku gak mau kayak gitu.." jawab gue sambil meremas lembut punggung tangan Nia.
Gue menatap dia dengan penuh sayang. Sampai ucapan Nia, rasanya seperti nampar gue bolak – balik "kok.. kayak mas Bobby selesai dari Perth kita udahan ya?" tanyanya dengan tatapan yang penuh khawatir. Dan gue? Kenapa gue mendadak keringat dingin gini? padahal, dia pasti cuma asal tebak kan? gue bahkan gak punya sosmed apa – apa. Walau Nia sempat nanya apa sosmed gue, dan bilang supaya gue buat sosmed, tapi gue tetap gak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Nania
RomanceWarning! Adult content, 21+. Some scenes and languages might not be suitable for below 21. Silahkan membaca Trial&Error dulu sebelum membaca cerita ini. Dewa : Nania.. cinta aku ke kamu itu,nyata. Cinta aku ke kamu itu, ada. I love you with all my...