Di hari waktu aku menerima pinangannya, sorot matanya begitu yakin. Seolah dia memang sudah tahu apa yang dia lakukan dan apa yang akan dia hadapi. Berbanding terbalik dengan apa yang kurasakan. Aku gak paham dengan semuanya.
Aku duduk dikursi ayunan kesayanganku dan papa, yang kami letakan di balkon luas bangunan berbentuk seperti vila ini. Aku membuka note book ku, dan mulai menulis disatu lembar yang kosong.
Ndra... kamu gak harus melangkah sejauh ini untuk menjagaku. Aku tahu kamu selalu khawatir dengan kecerobohanku, tingkah polahku terutama kisah cintaku. Aku tahu kamu selalu kesal melihat aku yang selalu jatuh ditangan laki - laki yang salah.
Ndra.. memiliki kamu sebagai sahabat aja rasanya sudah campur aduk buat aku. Kamu tahu gak sih, rasanya nerima telepon kamu setiap hari dari Indonesia itu kayak gimana? bingung Ndra. Aku bingung, kamu menelpon aku karena apa?
Sering aku ingin berteriak Ndra, tolong jangan bikin aku berharap kamu cinta sama aku. Karena aku tahu seorang Qhafkah Andra Pratama itu gak begitu. Aku tahu kamu begitu karena kamu gak pernah bisa melepaskan diri dari merasa bertanggung jawab atas aku. Tanggung jawab yang aku gak pernah tuntut dari kamu, dan gak ada yang menyuruh kamu juga. Aku sendiri bingung, dari mana kamu bisa berpikir kalau ini semua tanggung jawab kamu?
Ndra... jatuh cinta sama kamu itu gampang banget. Semudah mengucap urut angka 1..2..3..dan semuanya terjadi. Aku sudah jatuh cinta sama kamu. Tapi, jatuh cinta sama kamu itu berat Andra, karena aku tahu gak akan berbalas.
Kamu senyum, kamu menatapku teduh, tanganmu yang setia mengusap kepalaku, rasanya nyaman sekaligus menyakitkan, karena semuanya hanya karena iba. Aku akan bersedia kamu nikahi sepenuh hati Ndra, tapi jika itu karena cinta. Sakit Ndra rasanya kamu nikahi karena iba. Karena aku ingin lebih dari itu.. dari kamu.
Tolong Ndra, andai kamu bisa merasakan pelukanmu sendiri. Pelukan kamu itu rasanya luar biasa hangat dan menenangkan, bahkan itu sudah aku temukan sejak pertama kali kamu memelukku. Waktu kamu pertama kali memeluk aku, aku rasanya gak mau merasakan pelukan itu lagi. Kenapa? karena aku takut.. aku takut aku mengharapkan kamu.
Ndra... berhenti mengusap air mataku Ndra.. karena aku malah semakin ingin menangis. Karena rasanya lebih perih waktu kamu minta aku berhenti menangis, padahal tangisku ini buat kamu. Karena aku gak kuat lagi, menahan pemberontakan hati aku, yang sudah kuperingatkan untuk gak jatuh cinta sama kamu.
Aku sudah meminta terlalu banyak sama kamu. Sahabat, perhatian, perlindungan, tanggung jawab. Sementara aku? aku gak memberikan kamu apa - apa sejak awal pernikahan kita. Bukan hanya kamu yang menahan segala rasa ingin merengkuh dengan rakus setiap jengkal tubuh ku. Aku pun ingin rasanya merengkuh dengan rakus setiap jengkal tubuhmu.
Aku hanya perempuan normal Ndra, merasakan setiap sentuhan dan godaanmu, aku pun tergoda Ndra. Aku pun rasanya ingin menyerahkan diriku seutuhnya, semuanya untuk kamu. Tapiaku takut Ndra, aku takut ada saatnya kamu tersadar, atas apa keputusan yang sudah kamu ambil.
Kamu selalu sadar terlambat kan? kalau ternyata kamu sudah mengambil tanggung jawab dan komitmen atas perempuan yang salah? ingat kalau kamu baru sadar kamu gak ada rasa apa - apa dan gak tahan lagi dengan Zafira diakhir hubungan kalian?
Aku takut, disaat aku sudah menyerahkan semuanya, kamu sadar, bukan aku orangnya. Dan saat itu, aku sudah terlanjur menghamba seutuhnya sama kamu. Terlanjur merasakan semuanya dan gak rela kehilangan. Aku terlanjur bersikap rakus atas kamu.
Kenapa sih kamu gak jadi aja sama Nindita? kamu pikir aku gak tahu soal Nindita? maaf.. aku waktu itu mencuri dengar pembicaraan ayah dan bunda. Bunda yang cekikikan bilang ke ayah 'yasudah biarkanlah anaknya memilih dengan hatinya yah. Andra maunya Nana ya kita dukung saja. Ya ayah minta maaf saja ke ayahnya Nindita karena Andra gak melanjutkan'.
Kenapa Ndra? mungkin memang pilihan kamu Nindita. Kenapa malah balik lagi ke aku? Aku gak apa - apa Ndra sakit. Karena lebih sakit seperti ini.
Lebih sakit aku bersama kamu, tapi mengharap cinta kamu gak berkesudahan.
Tebakan aku benar kan Ndra? begitu aku menyerahkan diriku kekamu. Cinta ini gak bisa aku tahan lagi, melambung tinggi menembus awan. Semakin serakah dan takut kehilangan kamu. Dan rasanya aku hancur gak berkeping, begitu tahu, anak kita pergi. Bagaimana lagi aku mengikat kamu?
Kulakukan semuanya selagi aku punya cukup keberanian. Maafin aku, aku pamit. Aku pergi bersama semua cintaku untuk kamu, yang selamanya hanya jadi milikku.
Aku yakin, suatu saat nanti, akan ada perempuan yang bisa membuat kamu jatuh cinta. Aku pasti akan berbahagia untuk itu Ndra.
Aku cinta kamu, tapi cinta gak harus memiliki. Aku cinta kamu, dan cinta itu gak menyakiti.
Aku menyakiti kamu, aku memenjara kamu dengan janjimu ke Almarhum. I'm letting you go...
Jangan pernah khawatir lagi, jangan pernah takut lagi, aku bakalan baik - baik aja, walau sendiri. Sendiri itu udah jadi bagian hidup aku Ndra. Kamu gak usah mikirin.
Aku mau kamu melangkah terus kedepan, jangan menoleh ke belakang lagi. Jangan lihat aku lagi, jangan perdulikan aku lagi. For once in your life Ndra, berhenti merasa kamu perlu ada untuk aku.
Pergi mas... tinggalin Nana.. jemput cinta kamu yang mungkin bakalan kamu temuin nanti. Jemput bahagia kamu yang bukan aku.
Maafin Nana... Maafin Nana karena sudah gagal menahan hati. Maafin Nana karena sudah jatuh cinta dan menyusahkan kamu. Maafin Nana karena... sudah membuat kamu menderita.
Nana sayang mas Andra..
Nana cinta mas Andra...
Seumur hidup Nana...
I belong to Andra.... hati Nana milik mas Andra selamanya.
Pergi mas.... jangan melihat kebelakang lagi. Lupakan Nana...
I love you....
Ku tutup kembali note book ini, entah kapan aku akan mengirimkan surat ini kepadanya. Entah apa aku akan cukup punya keberanian untuk mengirimkan surat ini kepadanya. Atau cukup menjadi tulisan tanganku saja.
Andra, Pria yang akan selalu ada dihatiku. Pria yang sudah membuat aku jatuh cinta, sejatuh - jatuhnya dengan sembarangan dan tidak sopan. Karena aku tahu, cinta ini gak tahu diri.
Dia sudah mengorbankan dirinya untuk menjagaku, dan aku masih rakus minta dia membalas cintaku.
Perceraian ini akan membuka jalan untuknya pergi dan menjemput kebahagiaan sejatinya. Dan aku? biarlah aku disini, bersama kesendirianku, dan cinta ku untuknya yang gak akan pernah terbalas.
Terima kasih.... Qhafkah Andra Pratama, mengenal dan mencintaimu akan selalu menjadi hal terindah dalam hidupku.
*******
hahahahahaha maaf... ini bikin dadakan banget. 15 minutes typing doang, sekepikirannya dikepala. Kalau jadinya aneh nanti aku Take out aja :p
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Nania
RomanceWarning! Adult content, 21+. Some scenes and languages might not be suitable for below 21. Silahkan membaca Trial&Error dulu sebelum membaca cerita ini. Dewa : Nania.. cinta aku ke kamu itu,nyata. Cinta aku ke kamu itu, ada. I love you with all my...