ANDRA (20)

1.7K 147 8
                                    

Semenjak Nana nangis karena ternyata dia gak hamil, jujur gue terenyuh banget. Selama ini gue takut kalau Nana gak pingin punya anak dari gue, tapi ternyata dugaan gue salah, dan gue lega banget. Ternyata Nana juga ingin ada kehadiran seorang anak diantara kami. Gue gak tahu apa motivasi Nana pingin punya anak dari gue, gue gak perduli. Apapun itu, gue memilih tutup telinga.

Mungkin dia butuh 'teman' didalam pernikahan ini? karena kehadiran gue gak cukup membahagiakan? Gue gak masalah, kalau memang apda akhirnya nanti, hanya anak kami lah yang Nana anggap nyata kehadirannya didalam pernikahan kami. Yang penting, kami harus utuh selamanya.

Gue terdengar impossible? Well, kalau Harold Macmillan aja sanggup hidup bertahan dengan istrinya yang berselingkuh selama puluhan tahun, sampai akhirnya pernikahan mereka berakhir karena kematian? Kenapa gue harus gak berani mencoba mempertahankan rumah tangga gue apapun kondisi Nana?

Gue yakin Nana masih bisa gue selamatkan, tanpa harus membiarkan dia menempuh jalan seperti istri dari Harold Macmillan.

Gue jadi berpikir, apa yang harus gue lakukan supaya Nana cepat hamil? Selain sering – sering melakukan yang satu itu tentu aja. Gue belakangan juga banyak mengalami stress dengan tumpukan masalah. Dan yang gue tahu, stress mempengaruhi chance seseorang untuk bisa mendapatkan keturunan?

Gossip gue berselingkuh belum 100% lenyap, pekerjaan numpuk, dan orang – orang kantor jadi agak memandang gue sebelah mata. Efek berantai dari apa yang terjadi kemarin, masih sangat terasa dan gak enak banget rasanya tiap hari kerja, dengan berbagai tatapan mata yang menghakimi gue.

Lenyapnya Zafira dari perusahaan, sukses membuat gue semakin terlihat jahat. Karena gue sekarang dianggap menggunakan kekuasaan gue, untuk kepentingan pribadi. Seolah Fira memang selingkuhan gue, dan sekarang gue depak karena mulai mengacau.

Sampai berhembus omongan 'jangan coba-coba gaet Andra kalau udah bosen serem, langsung main pecat'.

*****

Gue merasakan ada aura desperate di setiap kata – kata yang Nana ucapkan ke gue. Dia selalu bilang 'aku sayang kamu, mas' dan 'I love you,mas' tapi terdengar sedih banget disetiap kata – katanya. Ini yang bikin gue gak suka sama hal – hal kayak gini. Ngapain lo ngomong kayak gitu tapi sambil nangis? bukannya harusnya lo happy? Kan ini aneh banget.

Nyatanya, bunda lebih bahagia dan ceria dengan mendapatkan perlakuan Ayah yang penuh tanggung jawab. Seumur – umu gue jadi anak mereka, gak pernah denger mereka ribet bilang 'I love you' atau 'Aku sayang kamu' atau bunda merengek 'ayah sayang bunda gak sih?'.

Dan mereka adalah bukti nyata, kalau semuanya bahkan berjalan lancar dan normal tanpa direpotin semua itu, tapi sambil bolak – balik nangis.

Ya bunda pernah marah sama ayah, pun sebaliknya. Bunda pernah cemburu sama ayah juga sampai ayah memutuskan mengganti sekretarisnya, yang bunda anggap gak sopan itu.

Tapi yasudah, selebihnya gue gak pernah lihat ada yang gak beres diantara mereka. Semua berjalan lancar.

Sedangkan kata - kata cinta ini? Kenapa terdengar seperti beban begitu?

Seharusnya Nana bersama gue itu, lepas dari beban dan kekhawatiran. Tapi Nana malah seperti orang ketakutan. Jadi untuk apa Nana bilang I love you mas, ke gue? Kalau akhirnya dia malah nelangsa.

Gue harus bisa meredakan rasa stress di kepala gue, agar kualitas diri gue juga lebih baik. Gue googling, yang ternyata stress mempengaruhi kualitas sperma gue. Iya gue sampai memikirkan begitu, sempat terpikir juga gue diem – diem periksain diri. Tapi sepertinya itu terlalu jauh. Sekarang ini gimana caranya gue meredakan stress?

Mencintai NaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang