ANDRA (27 END)

4.1K 229 15
                                    

Jantung gue rasanya berdebar – debar gak karuan, begitu gue mendapat secercah harapan baru. Ada satu tempat lagi yang bisa memberi gue kemungkinan, gue masih bisa bertemu Nana. Dan semoga kali ini Nana benar ada disana.

Gue berharap pada Allah, tolong, ampuni segala khilaf gue dan kasih gue satu.. satuuuu aja kesempatan lagi untuk perbaikin semuanya. Gue tahu gue sudah banyak menyia – nyiakan kesempatan untuk menjaga rumah tangga gue. Gue tahu gue sudah sombong dengan merasa paling benar. Gue tahu gue bodoh dengan menjadi abai.

Tapi ya Allah, tolong hanya satuu kali lagi saja, dan hamba berjanji, setelah ini hamba akan menjaga istri hamba dengan sepenuh hati, jiwa, raga dan cinta. Cinta ya Kau ridhoi ya Allah.

Hamba gak mau sombong lagi soal cinta. Sok menganggap remeh. Padahal cinta itu adalah anugerah dariMu. Hamba yang mensalah artikan selama ini. Yang hamba lihat itu keserakahan, bukan cinta.

Dan yang gue punya? Insha Allah ini cinta. Cinta untuk Nana, yang akan jadi modal gue buat ajak Nana hidup dengan baik dijalan Allah.

Gue cinta Nana Lillahi Ta'la. Gue cinta Nana dengan ridho Allah, dan Insha Allah gue akan sekuat tenaga menjadikan rumah tangga gue, rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah.

Muluk – muluk? Iya, cita – cita gue mungkin terdengar muluk – muluk, tapi gue bertekad. Gue bertekad kali ini harus jauh lebih baik. Gak hanya Nana yang salah disini, tapi gue juga banyak salah. Dan gue adalah imam, tugas gue adalah memperbaiki apa yang salah didalam rumah tangga gue.

Tapi gue malah marah – marah, malah ngambek, malah sibuk berkutat dengan ego gue yang terluka. Bukannya mencari akar masalahnya, mencari jalan keluarnya. Pantas diluar sana banyak laki – laki yang berselingkuh setiap kali rumah tangga bermasalah.

Karena ternyata mungkin mereka sama kayak gue, setiap ada masalah sibuk merutuk dan marah – marah sendiri. Nyalahin orang lain atas masalah yang ada. Sibuk benahin ego sendiri, bukannya benahin masalah yang sedang melanda rumah tangga gue.

Yang akhirnya? Benci lihat istri, istri terlihat buruk, dan perempuan lain yang datang dengan senyum manis dan kata – kata seolah mereka pengertian luar biasa, jauh lebih indah dari istri dirumah.

Lupa betapa indahnya istri kita selama ini, dan mereka menjadi buruk setelah... menikah dengan kita.

Gue sendiri pun sudah ditepi jurang perselingkuhan, meleset sedikit langkah gue, mungkin gue sudah berakhir diranjang, tanpa pakaian sehelaipun dengan entah Siska, entah Fira. Melihat mereka ketawa – ketawa riang, dan siap sedia menggoda gue. Rasanya Nana dirumah jadi menyebalkan karena selalu berwajah sendu, dan enggan memberikan dirinya ke gue.

Gue adalah satu dari sekian banyak laki – laki brengsek yang beruntung. Karena Allah bolak – balik menyelamatkan gue dari jeratan godaan perselingkuhan itu. Gue dikaruniai orang – orang yang selalu siap sedia menegur dan mengingatkan gue.

Memang sangat asyik merasa diri ini benar sendiri, merasa dia yang salah, merasa dia yang cari gara – gara. Tapi nyatanya begitu kenyataan menampar gue, rasanya gue kayak udah gak pantas lagi punya muka dan muncul dihadapan dia.

Sekotak cokelat saja bahkan bisa bikin gue merasa malu setengah mati. Gue udah picik berpikir itu dari Dewa dan Nana menikmatinya dengan happy. Padahal, ternyata itu cokelat yang dia beli sendiri.

Apa susahnya waktu itu gue tanya dulu, dari mana cokelat itu? Toh Nana gak pintar berbohong, dia selalu gelagapan setiap kali gue tembak kebohongannya. Sesimple gue tanya kenapa dia bisa sakit perut, dan dia bilang 'gak tahu angin kali' sampai gue bilang 'kenapa sambal di kulkas tinggal separuh botol?' dan dia cuma goyang – goyangin badan kekanan dan kekiri, menatap gue memelas 'keasikan Ndra.. udah lama gak makan sambal' terus dia nyengir walau sambil meringis karena dia berakhir diare dan bikin gue begadang nungguin dia yang jadi demam akibat diare.

Mencintai NaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang