Gue tahu dia bakalan jemput gue di bandara. Dia memaksa mau jemput gue di bandara, dan gak mau gue tolak. Tadinya gue bilang nanti kita ketemuan aja langsung di city yang dia bilang, bakalan dekat banget sama hotel tempat gue nginep. Gue tentunya gak mau menyusahkan 'pacar' sementara gue ini. Gue emang akan senang – senang dengan Nia, tapi gue akan membatasinya. Gue gak mau membuat dia sakit terlalu banyak. Tapi akhirnya, keputusan akhir, dia malah jemput gue ke bandara.
Gue baru aja lewat pos imigrasi, tinggal ngelewatin pos bea cukai untuk scan koper – koper yang gue bawa. Gue gak bawa apa – apa tepatnya, selain donat j.co titipan Nia. Gue kemarin memang nawarin, dia mau dibawain apa, dan jawabannya donat j.co.
Lucu banget kan? sejak kenal Nia, gue berasa kembali muda 7 tahun. Gue merasa fresh, jadi Bobby yang baru. Bobby yang memegang penuh kendali. Bobby yang akan selalu nanya, kamu mau apa? dan Nia akan bilang dia mau apa, dan membiarkan gue mewujudkannya. She treated me like a man.
Gue akhirnya lolos dari bea cukai dengan selamat, karena custom disini ketatnya amit – amit. Untung gue gak bawa aneh – aneh. Nia juga sudah memastikan kalau donat j.co doang aman katanya.
Gue dorong troli gue yang berisikan dua koper besar, keluar dari pintu custom. Gue celingak celinguk, dan gue lihat sesosok perempuan berbadan cenderung mungil, karena memang dia tingginya agak pas – pasan, berwajah dominan bule ketimbang indonesianya, manis, cantik, imut, pokoknya semua serba pas di diri dia.
Tatapan kami bertemu, dan dia langsung senyum manis banget. Ini bahkan senyuman langsung pertama dia buat gue, terakhir ketemu di bank, dia cenderung pendiam, yang menurut papanya, karena dia berat sebenarnya ninggalin papanya sendirian. Dia melambaikan tangannya ke gue sambil kakinya sedikit berjinjit karena dia terhimpit penjemput lain yang badannya jauh lebih besar dari dia.
Gue pun langsung senyum semringah lihat wajah manis dia. Gue melambaikan tangan gue kearah dia, lalu senyumnya langsung mengembang jadi tawa yang bikin mukanya makin kelihatan cantik.
Dan entah kenapa, perasaan gue gaenak. Kayaknya misi gue senang – senang sama dia, bakalan berbuah pahit. Buat gue.
Kayaknya gue memilih target yang salah. Wajah polos Nia dan tawa yang gue lihat barusan, sepertinya akan berbahaya buat gue sendiri.
Tapi gue terlalu senang, untuk mundur dan melepaskan permainan ini.
****
"yours.." gue ngasihin kotak donat j.co yang dari tadi gue hand carry dengan baik, jangan sampai rusak, karena khusus untuk Nia "habisin ya? jangan dibagi sama yang lain" kata gue sambil ketawa. Dia juga ketawa renyah, tawa yang langsung menjadi suara faforit gue yang ingin gue dengar terus, sambil dia menerima dua lusin donat j.co itu.
"ya kali mas, dua lusin aku habisin sendiri" dia memangku kotak donat itu dengan muka yang riang gembira. Sebenarnya, Nia dan Ika ada kemiripan. Mereka bisa bahagia dengan hal yang super simpel yang gue kasih. Ika yang selalu happy karena gue izinin seharian dirumah gue bantu ibu bikin pesanan kue – kue. Dan Nia yang happy hanya karena dua kotak donat j.co yang harganya gak seberapa.
Bedanya Ika menuntut dalam hal lain, yaitu menuntut gue untuk membiarkan dia ikut campur dalam masalah finansial gue. Sementara Nia? Yah belum ketahuan lah gimana – gimananya. Baru juga duduk sebelahan. Sejauh ini, Nia gak usil dengan masalah gue.
Bisa jadi karena dia juga gak tahu gue punya masalah apa. Sebenarnya ini letak menyenangkannya, gue terbebas dari beban harus berbagi masalah gue, dan membiarkan orang lain berusaha ikut menyelesaikan dengan cara yang gue gak suka.
Nia nyebut alamat tempat gue nginap ke supir taxi nya, dan mobil mulai melaju. "tadi kesini naik apa, Ni?" tanya gue sambil melirik perempuan yang iseng ngintip – ngintip isi kotak j.co. Gue sampai tertawa geli ngelihatnya. Ekspresi wajahnya polos luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Nania
RomanceWarning! Adult content, 21+. Some scenes and languages might not be suitable for below 21. Silahkan membaca Trial&Error dulu sebelum membaca cerita ini. Dewa : Nania.. cinta aku ke kamu itu,nyata. Cinta aku ke kamu itu, ada. I love you with all my...