"Sadewa.." panggil suara lembut diseberang sana. Gue yang baru bangun agak siangan karena gak ada kelas, langsung ngejawab malas – malasan. "kenapa ma?"
Bukan, bukan gue malas di telepon mama. Gue selalu kangen sama mama. Biarin gue dibilang anak mama, ya karena kalau bukan anak mama? Terus gue anak siapa? dan kangen sama ibu sendiri itu bukan perbuatan cengeng. Especially when you have a mom like mine. You'll love her endlessly. Lo akan merelakan kebahagiaan lo demi kebahagiaannya
"mama baru dapat cerita dari sepupu kamu, si Ambara. Katanya kamu baru bikin album foto di fisbuk..fisbuk.. apalah itu namanya" gue mendengus kesal, ini si Ambara sepupu gue memang resek banget, tukang ngadu. Dulu fb nya gak gue approve dia ngadu, sekarang apa isi fb gue dia ngadu. Udah bahasa Inggris dia pas-pasan cenderung minus.
"facebook mama, fisbuk buku ikan dong?" gue tahu arah pembicaraan mama kemana, jadi gue bawa bercanda aja. Lagian album foto itu gak baru, album foto itu sudah ada kali dua mingguan. Dasar si Ambara itu aja, yang baru bisa buka fb kalau mamanya sudah kasih dia uang jajan buat nongkrong ke warnet.
Konon katanya, nih bocah tengil naksir gue, makanya selalu kepo sama urusan gue. Gila aja, selain sepupuan, dia juga masih SMP. Gue gak pedofilia juga.
"apapun lah itu, katanya judulnya tweety bird? Isinya foto cewe bule? Siapa itu, Dewa?" mama tuh kalau nanya, gak pernah marah apalagi membentak. Mama kalau ingin mennayakans sesuatu itu, selalu dengan intonasi bicara yang pelan – pelan gini, yang justru rasanya bikin gue semakin deg – degan. Mama adalah orang yang paling gak akan pingin gue sakitin perasaannya di muka bumi ini.
Gak sehari bahkan sedetikpun, dia boleh tersakiti karena gue.
She's my everything. Apalagi kalau inget cerita papa, gimana dan apa yang harus dia relakan untuk membawa gue ke dunia. Salah satu kisah yang melatar belakangi, kenapa gue jadi anak tunggal. Mama mengalami bleeding parah selepas melahirkan gue, sampai harus merelakan rahimnya diangkat.
"bukan bule ma. Blasteran, ibunya orang UK bapaknya orang Garut. Anak pengusaha peternakan di Garut sama Lembang sana. Tinggal di Jakarta. Itu pacar Dewa ma"
Diam sesaat dan gue denger mama menghela nafas. Gue langsung mencelus, the best part nya bakalan segera datang, mama selalu bisa menebak kelanjutannya. "beda agama lagi, Sadewa?" tanya mama to the point.
"iya ma" jawab gue lirih. Mendadak ngantuk dan keinginan molor sampai sore gue hilang. Padahal gue sudah sampai izin ke Nania untuk gak ngapel hari ini, karena mau molor sampai sore, setelah dikebut tugas menumpuk semingguan ini.
"mama gak usah khawatir. Cuma buat seneng – seneng aja ma.." kalimat gue yang gue maksudkan untuk melegakan hati mama, justru berujung salah, mama langsung nyerocos nyamber dengan nada nya yang sedikit meninggi.
"senang-senang, sama anak gadis orang? Ini maksudnya gimana Dewa? Mama gak mau kamu macam – macamin anak orang ya! jangan sembarangan kamu mentang – mentang jauh dari orang tua!" mama mulai ninggiin nada bicaranya, pertanda dia benar – benar marah.
"bukan ma.. bukan senang – senang, dalam arti kita having sex diluar nikah. Dewa juga gak mau ma yang kayak begituan, Dewa paham risikonya.,
Maksud Dewa, yah cinta monyet aja ma. Kita juga sama – sama tahu, ini gak akan kemana – mana" jelas gue, yang gue yakin mama gak akan 100% percaya, dia gak akan pernah percaya sama alasan gue yang begini – begini lagi.
Gara – gara satu kali ketangkep lagi iseng ikutan minum di Hard Rock, gue langsung kehilangan kepercayaan mama soal menjadi anak baik – baik. Padahal gue nyentuh alkohol satu kali itu aja. Sisanya gue cuma merokok. Untuk rokok, jujur gue memang sulit lepas, berat banget rasanya lepas dari rokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Nania
Любовные романыWarning! Adult content, 21+. Some scenes and languages might not be suitable for below 21. Silahkan membaca Trial&Error dulu sebelum membaca cerita ini. Dewa : Nania.. cinta aku ke kamu itu,nyata. Cinta aku ke kamu itu, ada. I love you with all my...