You know what? sepulang dari PRS kemarin? It was the best makeout session ever between me and Nana. I dont't need to tell you the details and how far we go. Yang jelas, gue happy. Mungkin faktor kebawa suasana. Setidaknya, tangan gue udah boleh bebas kemana – mana, walau masih terbungkus pakaian.
Katakanlah tragedi kamar mandi diawal kami sampai di kota ini, adalah gue lagi menang lotre. Dan sekarang gue kembali ke realita, kalau gue masih belum boleh sembarangan tamasya di tubuh Nana.
Tapi memang manusia gak boleh terlalu hanyut sama suasana. Manusia hidup itu harus tetap waspada. Bahkan siang yang hujan, bisa meninggalkan malam yang gerah luar biasa. Karena besokannya Nana kembali banyak melamun, bahkan sampai hampir ketabrak mobil pas kita mau nyebrang.
Gue sendiri bingung, Nana melamunkan hal apa? semalam dia ketawa – ketawa sama gue. Dia tersenyum malu – malu waktu gue mencium dia dan mengusap pipinya yang menggoda itu. Bahkan kami tidur berpelukan sampai pagi.
Kenapa sekarang begini? Mendadak? Gue perasaan gak melakukan apa – apa? gue bahkan menahan lidah gue, agar gak kelepasan ngomong apa – apa yang bisa salah ditelinga Nana.
Sedari tadi gue hanya bilang 'good morning wife'...'sarapan yuk?'...'mau makan apa?'... 'minta teh boleh?'... paling banter 'Na... aku ketinggalan baju ganti'.
Gue bermaksud bertindak royal sama istri, dengan bermaksud membebaskan Nana beli apa yang dia mau, hari ini. Gue bahkan sudah menyerahkan kartu sakti gue ke Nana dan bersiap pasrah menerima tagihan di akhir bulan. Ternyata? Nana malah banyak melamun, sampai – sampai nyelonong aja jalan padahal lampu tanda menyebrang masih menyala merah.
Dia hampir ketabrak sebuah city car yang sedang akan berbelok, untung gue langsung sigap narik dia kencang dan mendekap dia di pelukan gue. Gue sendiri juga shock lihatnya. Gila, gue gak siap jadi duda secepat ini.
Problematika negara dengan ketertiban tinggi. Mereka gak bisa antisipasi melihat ada yang selebor melanggar rambu – rambu. Reflek mereka payah terhadap sudden movement dari orang atau kendaraan lain yang melanggar rambut.
Gue juga salah, harusnya sebagai suami gue genggam tangan istri gue ditempat seramai ini. Apalagi kalau istri lo tukang meleng kayak Nana. Terlebih gue harusnya sudah hafal karakter Nana, kan? tapi gue malah lalai.
Gue agak nervous kalau mau PDA didepan umum, gue takut gue kebablasan. Gue gak mau gue kebablasan jadi cium – cium Nana didepan orang banyak, karena menurut gue itu gak manis sama sekali, tapi jadinya gue kayak melecehkan istri gue sendiri.
Gue akan cium istri gue di tempat yang layak, yang gak perlu jadi konsumsi orang banyak. Yah, walau pas di PRS kemarin, waktu kami main tembak – tembakan, setiap Nana meletuskan satu tembakan, gue kasih di satu kecupan ringan di pipi.
Tapi suasananya kan juga tepat ya?
Gue pikir, karena sekarang cuma jalan – jalan doang, dan Perth city ini juga bukan tempat orang mesra – mesraan kebawa suasana kayak PRS kemarin, jadi gue gak mau terlalu touchy sama Nana.
Terlebih, gue masih gak tahu batasan sentuhan didepan umum yang diperbolehkan Nana dan yang gak boleh. Gue takut kalau gue gandeng – gandeng dia, nanti dia risih dengan PDA yang gue buat. Gue takut Nana malah risih gue peluk atau cium didepan orang – orang.
Tapi kayaknya gue memang salah, mendingan gue biarin Nana ngambek karena selalu gue gandeng. Karena akhirnya gue malah lalai jaga istri gue.
Keputusan gak too much PDA dengan Nana juga sebenarnya ada alasan lainnya juga. Gue masih menahan hasrat yang menggunung, makanya gue takut agak terlalu touchy sama Nana. Gue takut hasrat gue jadi gak terkendali dan gue maksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Nania
RomanceWarning! Adult content, 21+. Some scenes and languages might not be suitable for below 21. Silahkan membaca Trial&Error dulu sebelum membaca cerita ini. Dewa : Nania.. cinta aku ke kamu itu,nyata. Cinta aku ke kamu itu, ada. I love you with all my...