DEWA (7)

880 130 13
                                    

Gue gak tahu, sampai kapan gue bisa nyembunyiin rahasia besar ini dari Nania. Bahkan Arie sama Andra aja belum gue kasih tahu sampai sekarang. Gue gak pernah rahasia – rahasiaan sama mereka, tapi khusus yang satu ini, gue takut mau cerita.

Dan rasanya gue kayak memikul beban yang sangat berat. Beban yang sebenarnya gak sanggup gue tanggung sendiri, karena selain berat, rasanya terlalu menyakitkan.

Tapi ada yang menghalangi gue untuk segera jujur sama mereka. Karena Arie terutama, pasti dia akan langsung minta bahkan mungkin maksa gue untuk jujur sama Nania. Gue paham sama niat Arie yang terjamin kemurniannya, karena ingin melindungi gue dan Nania dari rasa sakit yang berlebihan. Bahkan mungkin hubungan kami yang sekarang rasanya mesra, bisa bakalan menjadi permusuhan yang besar, karena gue menyimpan fakta begini besar, begitu lama.

Kalau Andra? ketakutan gue beda, feeling gue, dia bakalan langsung lindungin Nania dari apa yang gue lakukan nanti. Dia pasti fokusnya cuma Nania, dari dulu gue ngerasa, segala permintaan gue untuk menjauhi Nania, bukan karena untuk kepentingan gue berdua Nania. Tapi kepentingan Nania, perasaan Nania, hati Nania. Padahal, sebelum Nania datang ke kota ini, Andra itu sahabat gue. Dia adalah teman yang rela babak belur demi melindungi gue dari serangan bogan mabok di lapangan parkir.

Padahal, jelas – jelas Andra udah ada Vera. Tapi kayaknya, Nania lebih punya arti di mata Andra ketimbang pacarnya sendiri.

****

Pagi – pagi gue jemput Nania untuk berangkat ke kampus, ini hari pertama Ramadahan, maknya gue ngotot jemput dia, gue takut dia kelelahan baru pertama puasa. Pagi tadi akhirnya gue memang gak jadi nemenin dia sahur hari pertama. Dan pagi ini, gue lihat muka dia masih ngantuk banget, mungkin masih penyesuaian harus bangun sahur terus berangkat kuliah. Dan pastinya penyesuaian karena semuanya harus dia kerjakan sendirian, di perantauan begini.

"habis sahur gak tidur?" tanya gue sambil nyetir, dia geleng – geleng "tanggung, nunggun adzan subuh sekalian, habis itu langsung mandi, merem sebentar sambil nunggu kamu jemput. Untung besok kelas jam 10 bisa bobo agak lamaan sebentar" ucapnya sambil merem dan kepalanya nyender ke jendela. Dia sesekali menguap sambil menutup mulutnya dengan tangannya. Mukanya benar – benar ngantuk gak ketolong.

Akhirnya pas lampu merah, gue ambilin dia bantal leher yang sudah gue taro di jok belakang. Gue iseng waktu itu beliin dia bantal leher buat di mobil, dan bentuknya ada kepala gajahnya. Awalnya dia ngambek, karena gue memang suka usil beliin dia barang – barang anak – anak kayak bebek karet buat mandi, tapi akhirnya bantal itu dipakai juga.

"sahur apa tadi sayang? Maaf ya aku ketiduran, kan janji mau nemenin kamu sambil skype" gue pingin banget usap – usap kepala dia sampai tidur, tapi dia lagi puasa, gue gak mau mengganggu kesucian puasa dia dengan mancing – mancing sentuhan fisik. Nania cuma merem, nanti melek lagi, terus merem lagi.

"tadi sahur di tempat Andra, si Andra manggil tadi jam setengah 5 disuruh bundanya. Kebetulan juga sih, aku lupa nyiapin sahur semalam, gak kebayang kalau harus goreng – goreng nugget dulu. Aku nyaris aja bangun kesiangan kalau nggak Andra telpon bertubi - tubi" jawab dia sambil ngantuk – ngantuk terus nguap. Gue lagi – lagi mendadak mencelus.

Gue mendadak diam sepanjang jalan, dan Nania gak ngeh kenapa gue diem aja, karena dia akhirnya ketiduran. Gue parkirin mobil, dan gue lihat masih jam 7 kurang, gue tahu kelas dia jam 9 tapi karena gue jam 8 jadinya dia mau berangkat agak pagian. Biasanya dia gak mau, dan lebih milih naik bus sendirian, demi extra sleeping hours. Gue memperhatikan wajah tidur dia yang damai banget juga lucu. I love her very much, saking cintanya sampai mulut ini rasanya gak pernah bosan bilang cinta sama dia.

Rasa ini, ternyata tumbuh terlalu subur dari yang gue kira. Gue bahkan gak tahu, diantara gue sama Nania, sebenarnya siapa yang lebih cinta. Gue kah? Nania kah? Atau kami seimbang?

Mencintai NaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang