BOBBY (6)

504 77 14
                                    

Gue tahu ini jahat banget. Gue sudah bertindak sangat gak adil ke Ika dan Nia. Gak satupun dari mereka berdua berhenti memperhatikan dan bahkan mencintai gue. Walau yah, hubungan gue dan Ika gak bisa di bilang akur juga.

Gue dan Ika makin sangat sering bertengkar. Dan gue juga gak segan berbicara tinggi ke Ika. Emosi gue ke Ika semakin gak tertahankan lagi. Ika terus nuduh ( walau jatuhnya gak nuduh juga) macam – macam ke gue. Karena gue memang banyak menghindari telepon Ika. Dia selalu melempar tuduhan gue berselingkuh ( yang mana memang benar) dan memaksa gue untuk pulang (ujung – ujungnya selalu kesini, padahal gue berharap dia memilih putus saja).

Kalaupun gue angkat telepon dari Ika, gue selalu berkesan buru – buru. Malam juga gue sudah jarang skype. Seringnya gue bilang ketiduran, dengan alasan pekerjaan makin menggunung.

Pokoknya gue karang 1001 alasan, supaya gue bisa membatasi komunikasi dengan Ika. Yang tanpa gue sadar, kadang berdampak juga ke Nia. Disaat gue mematikan hp gue biar telepon Ika gak masuk, disitu juga Nia jadi gak bisa telepon gue. Disaat gue appear offline di YM, disitu juga Nia pikir gue offline. Kalau gue sapa, gue bakalan ditanya Nia, kenapa appear offline?

Gue tetap menyalakan YM gue walau appear offline, karena gue butuh curhat sama sahabat gue. Dia, orang yang sudah dari dulu bersuara dan memperingatkan kalau hubungan gue sama Ika ini toxic relationship, tapi masih gue pertahankan. Walau gue akui, hubungan gue dan Ika sekarang lebih terasa seperti medan laga, ketimbang hubungan percintaan.

Dasar mempertahankannya kenapa, gue juga gak bisa jawab. Yang kalau menurut dia, hanya karena faktor udah kadung jalan lama. Sama – sama gak tahu gimana caranya ngerestart lagi kehidupan, kalau sampai bubar. 'ini kasus biasa diantara pasangan yang sudah lama sama – sama. Jatohnya kayak suatu keharusan dan kewajiban, untuk ngelanjutin hubungan sampai ke perkawinan. Padahal rasa itu udah gak ada. Respect itu udah bergeser'

Begitu katanya.

Iya, dulu gue sempet mikir gitu, sampai gue ketemu Nia. Ternyata, gue bisa merestart hidup gue. Bahkan gak butuh waktu lama untuk gue merestart hidup gue dengan yang baru. Bahkan bisa di bilang gue lebih sreg dengan yang baru ini.

Itu kalau gue gak mikirin gimana Ika. Apa Ika juga bisa merestart hidupnya kalau kami berpisah? Dulu ini ganjalan gue ninggalin Ika. Gue takut Ika breakdown. Tapi, who knows? bisa aja Ika bisa langsung dapat cowo lain yang lebih sepadan? Mungkin Ika sama mudahnya dengan gue untuk move on?

Sahabat gue ini juga tahu, kalau gue sekarang juga pacaran sama Nia. Gue juga ngaku ke dia, kalau gue lebih nyaman sama Nia. Dia gak nge judge apa – apa, Tapi dia hanya nasihatin gue,

'pikirin lagi dulu By, pelarian memang selalu lebih asik.

Kenyataannya belum tentu begitu, apalagi lo bilang, dia secara finansial lebih kuat juga dari lo. Sekarang sih masih kelihatan bagusnya aja, By. Praktiknya nanti bisa aja beda. Pas Ika udah lo lepas, dan lo fokus 100% sama Nia, lo baru bakalan lihat Nia gimana. Apalagi kalau Nia makin dewasa, dan makin punya kepentingan sama lo'

Yang gue gak amini, karena gue yakin, Nia memang lebih baik dari Ika. Pelarian? Iya, dia memang pelarian, tapi pelarian yang indah, pelarian yang bikin gue gak mau pulang lagi.

Setelah semalaman bentak – bentakan sama Ika perkara (lagi – lagi) dia minta gue resign, bahkan ngancam kalau gue gak mau pulang, ya dia yang bakalan kesini. Yang gue bingung, kenapa Ika anggap itu ancaman? Apa Ika mengendus ketidak setiaan gue?

Sampai akhirnya dia bilang 'kalau aku kesana, kita berdua udah pasti ditarik pulang sama papa, karena papa gak akan rela aku tinggal bareng kamu disana'

Gue sampai gak habis pikir, kenapa Ika jadi kayak begini?

Akhirnya, gue matiin hp dari pagi tadi, karena Ika gak berhenti nelponin gue sudah seperti meneror gue. Dari semalam gue menolak angkat telepon dia. Gue gak sanggup dengan drama sambungan bentak – bentakan dengan dia. Pesan terakhir yang masuk ke hp gue, adalah pesan Nia yang bilang hari ini teman – temannya ngumpul di apartemennya dan nawarin apa gue mau bergabung? Dan pesan dari teman – teman kantor yang ngajak ngumpul di Carousel nanti sore.

Mencintai NaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang