ABRAM (2)

761 92 3
                                    

Hidup gue rasanya udah gak ada gunanya disini. Gue gak tahu gue masih tinggal di kota ini sebenarnya untuk siapa? akhirnya dari pada gue semakin gila terus mati muda, gue akhirnya memutuskan untuk daftar S2 ke Perth, dan menyiapkan diri untuk berangkat. Gausah repot – repot keluarin biaya apalagi mikirin ribet – ribet cari beasiswa, gue tinggal bilang bokap mau s2, dan bokap langsung guyur gue pakai duit.

Tujuan gue S2 gak murni cari ilmu kok, gue cuma cari alasan yang bagus aja buat kabur sementara. Bahkan kalau bisa gue stay aja disana, bodo amat kerja di restoran doang juga. Karena gue gak akan bisa praktik sebagai attorney disana.

Bokap cuma bilang "sekali – sekali pulang, tengokin mama dan adik mu" gue cuma jawab iya sambil lalu. Dia aja yang kepala rumah tangga kerumah cuma kayak bertamu, malah ranjangnya dipakai asprinya. Kenapa harus pakai nasihatin gue untuk sekali – sekali nengokin rumah? Dia sendiri tugasnya apa? apa dia pikir dengan mandiin kami semua pakai duit Milyaran berarti tugas dia selesai? Dan apa dia gak tahu? Kalau Ica sekarang lebih milih ngekos dekat kampus?

Gue sebenarnya pingin Alisha beli apartemen aja, kalau bisa yang satu gedung sama gue. Tapi dia udah gak mau terima telepon gue. Yah, papa mana mau tahu dirumah kayak apa. Gue bahkan udah lost track sekarang simpanannya dia siapa lagi. Entah saking gue udah gak perduli, atau saking seringnya dia ganti – ganti peliharaan. Dua – duanya, gak ada pengaruhnya buat gue.

Gue akhirnya berdiri didepan kost Alisha. Untung aja dia masih mau kasih tahu alamat dia nge kost dimana ke orang - orang rumah. Gue tanya mama alamat kost Alisha.

"Ca.." panggil gue sambil bersandar didepan kap mobil gue. Dia yang baru turun dari mobil langsung noleh, dan langsung buang muka. "abang cuma mau pamitan. Kalau kamu mau, pakai aja apartemen abang, jangan ngekost" ucap gue dari jauh, karena Alisha gak mau mendekati gue juga.

Gue melihat Alisha seperti terisak menahan tangis. Alisha adalah adik kesayangan gue. Gue masih ingat gimana girangnya gue menyambut Alisha pulang kerumah, dan gue gak mau beranjak dari sisi box baby Alisha. Bahkan nanny gue menyuapi gue makan, sambil gue tetap duduk anteng disamping box baby Alisha. Dia masih gak mau nengok ke gue.

Gue akhirnya mendekat dan mendekap paksa dia, gue kangen saat – saat gue bercanda dan mengganggu Alisha "maafin abang, abang gak bisa juga jadi contoh buat kamu. Tapi, abang cuma mau minta tolong, jaga hidup kamu baik – baik. Abang pergi sekitar dua tahun, nanti abang pasti pulang. Kamu baik – baik ya? nanti abang kasih alamat sama nomor telepon abang disana" gue mengecup kepala dan kening Alisha. Gue mencium keningnya lama, dan gue pun merasa mata gue memanas.

Gue tatap mata dia lekat – lekat, mata yang sedikit berwarna abu – abu, seperti mata gue "abang sayang sama kamu. Kamu harus tahu itu. Abang masih abang yang sama, yang bakalan tonjok laki – laki yang bikin kamu nangis"

Gue mengusap lembut kepalanya, dan gue berbalik masuk mobil. Alisha masih diam ditempat sambil ngelihat mobil gue berlalu. Gak ada kata yang terucap dari bibirnya.

Selanjutnya gue mampir rumah, pamitan sama mama, dan mama nangis – nangis yang gue bahkan udah gak mau mikir entah nangis sedih apa bahagia, karena berarti dia makin bebas mau ngapain aja di semua sudut rumah ini sama gigolo nya itu.

Gue juga pamit ke semua pekerja dirumah, dan titip rumah ke satpam – satpam rumah. Gimana juga, sebenci – bencinya gue sama mama dan papa, melihat mereka kenapa – kenapa ditangan orang jahat, adalah hal yang gak pingin gue lihat.

Gue titip kunci apartemen untuk dikasih ke Alisha. Dan setelahnya, gue bakalan menghirup udara segar selama dua tahun.

****

Lama – lama gue ini jadi anak durhaka. Gue udah sampai di Perth sebenarnya cukup lama, terlalu lama untuk ukuran seorang anak gak ngabarin keadaannya orang tuanya. Tapi gue rutin ngabarin Alisha, dan telepon dia. Gak pernah gue gak berkomunikasi dengan Alisha, walau awalnya dia gak terlalu menanggapi gue. Yang paling penting, dia akhirnya setuju untuk pindah ke apartemen gue aja.

Mencintai NaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang