Ketakutan terburukku kini menjadi kenyataan. Aku harus menghadapi seseorang yang kusayangi. Bunuh atau dibunuh, menyerang atau diserang, pilihan yang tidak menguntungkan sama sekali untuk diriku.
Pedang Lingtbringer telah menghilang dari genggamanku, aku tidak akan menggunakannya jika itu bukan pilihan terakhir.
Mata Lucifer beradu dengan iris mataku. Dalam keadaan ini, aku sangat ingin memeluknya, mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun, itu sama saja dengan menyerah tanpa perlawanan. Terutama setelah mendengar perkataan Michael, yang kemungkinan Lucifer bukan lah ayahku. Mungkin perasaan ini memang seharusnya ada dan tidak terlarang.
Asumsiku, jika Lucifer bukan ayahku, serta dari ekspresi dan perkataan Michael, dialah ayahku, yang berarti Lucifer adalah pamanku—jika malaikat memang memiliki hal semacam itu. Benar-benar aneh, aku rasa itu bukan suatu hal yang benar-benar ada dalam penyebutan garis keturan dalam hal permalaikatan, entahlah.
Suara gemuruh di langit mengagetkanku, begitu juga Lucifer. Secara bersamaan, kami menengadah. Awan hitam bergumul di atas kami, angin kencang seketika muncul. Dan sebuah cahaya meluncur dengan cepat menghantam tanah, memberikan getaran hebat.
Keseimbanganku hampir goyah, jika saja aku tidak langsung berjongkok agar tidak terjatuh. Tidak dengan Lucifer yang berdiri tegap tanpa goyah sedikit pun, sedangkan pandangannya masih menengadah ke langit.
Saat gonjangan telah mereda, Lucifer kembali menatapku. Matanya sarat akan membunuh seperti waktu itu. Tunggu, cincin yang kumiliki saat itu bisa meredakan Lucifer dalam versi iblisnya. Kuraba sakuku cepat-cepat, aku memang tidak ingat menyimpan cincin itu, namun benda itu selalu ada saat aku mencarinya.
Kudapati cuncin di sakuku dan langsung mengenakannya di jari. Bersamaan dengan itu, Lucifer melesat dengan cepat ke arahku. Kami berguling di tanah, aku meninjunya. Tapi bukan suatu hal yang memberikan dampak besar. Kutendang tubuhnya agar menjauh dariku. Aku bangkit, mencari keseimbangan.
Cincin yang kugunakan entah apakah berfungsi atau tidak. Namun dari wajah Lucifer, rasanya tidak memberikan efek apapun. "Bunuh aku kalau begitu! Jika itu maumu! Lakukan apapun dengan kekuatanmu."
Lucifer yang berlutut di tanah bangkit sambil terkekeh. "Aku tidak akan menggunakan kekuatanku," katanya. "Aku ingin kau merasakan sakitnya, memohon untuk hidupmu."
Aku benar-benar tidak mengerti apa yang Michael lakukan padanya. Mungkin salah satu trik yang dia gunakan seperti saat Camael merubah takdirku. Saat dia memberikan kehidupan sempurnaku, mungkin itu yang dia lakukan pada Lucifer hingga membuat dirinya melihat sesuatu yang dibencinya.
"Lucifer, aku tahu kau ada di dalam sana, jika kau mendengarku! Aku bukan musuhmu!" Kucoba mengingatkannya. Sedangkan suara gemuruh beserta angin masih menghantam kami.
"Ya, Michael adalah musuhku, tapi kau juga." Lucifer kemudian menerjangku kembali. Dia memberikan pukulan di perutku.
Aku berusaha memutar tubuh untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan. Namun, gerakan Lucifer lebih cepat dariku, dia menarikku dan mendekapku dari belakang. "Kau yang memasukkanku ke neraka dan aku akan membuatmu membayarnya."
Oke, aku benar-benar bingung. Michael telah mencuci otaknya dan memutar balikkan fakta bahwa aku yang memasukkan Lucifer ke neraka. Benar-benar rencana yang hebat, Michael. Mengadu domba diriku dan Lucifer adalah rencana yang tidak buruk.
"Aku tidak akan pernah melakukan itu! Apapun yang Michael katakan padamu adalah bohong!"
"Oh, itu yang Michael katakan padaku. Kau lah yang berbohong."
"Aku satu-satunya orang yang menganggapmu tidak jahat, kau ingat? Aku satu-satunya yang percaya kau memiliki sisi baik dalam dirimu." Kutekankan kalimatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer The Lightbringer
FantasySpin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucifer. Bahkan pria itu tidak memiliki nama belakang. Venus mengira, dia adalah pria setengah gila yang p...