55. LONG TIME NO SEE

3.2K 515 19
                                    

Aku hampir menyesali kepergianku meninggalkan Venus. Namun jika mengingat kembali bahwa Michael bisa saja menyakitinya lagi, lebih baik Venus jauh dariku. Walau begitu, aku senang bisa bertemu dengannya lagi, memeluknya dan melupakan jarak yang sangat jauh antara kami.

Athena telah kembali ke Olympus, membawa petir Zeus yang dia pinjamkan untukku. Sekarang, kukeluarkan kepala cerberus yang terbuat dari tanah liat itu. Kumainkan ditanganku seolah bola tenis yang siap kulempar. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku membakarnya, bukan karena aku tidak mau kehilangan benda satu-satunya petunjukku pada Hades, melainkan karena aku tidak mempercayai si gadis berambut merah menyala itu.

Setelah menimbang-nimbang cukup lama, kuputuskan untuk membakarnya juga. Kunyalakan api di tanganku yang mulai membakar tanah liat itu. Bunyi retakan mulai terdengar dan benda itu juga perlahan membesar. Saat sudah sebesar bola tenis, kujatuhkan benda itu ke tanah.

Sambil mengamatinya bertumbuh semakin besar, aku mulai bisa melihat wujud yang terbentuk, yaitu Cerberus. Semakin besar anjing itu hingga perubahan terakhirnya adalah tumbuhnya dua kepala di sisi kanan dan kirinya, yang total menjadi 3.

Setelah wujudnya sempurna, sekarang, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya. "Sial, dia tidak mengatakan apa-apa setelah ini."

Seolah tahu apa yang kucari, anjing Cerberus itu mulai mengendus-endus. Mungkin memang cara kerjanya otomatis, dia akan langsung mencari tuannya yaitu Hades. "Good dog! Kembali lah pada tuanmu," gumamku.

Cerberus mulai berlari menuju hutan yang semakin dalam dan gelap karena tertutup oleh pepohonan yang lebat. Kuikuti Cerberus sampai dia berhenti pada sebuah batu besar seukuran manusia. Anjing itu kemudian menggonggong terus menerus di depannya sambil menggali-gali.

Kukerutkan keningku. "Kau yakin Cerberus?" tanyaku, seolah anjing itu bisa menjawabnya. Kutatap anjing itu yang masih terus menggonggong.

"Huh, yang benar saja," kataku terkekeh.

Kutekankan tanganku pada batu itu yang tebuka seketika, tentu aku tidak terkejut sama sekali saat melihat lorong panjang yang sekarang berada di depanku. Aku begitu tahu tempat ini lebih dari siapa pun. Bahkan setiap pintu masuknya yang tidak terhitung aku hapal betul.

Cerberus berlari masuk ke lorong begitu batu itu terbuka. Meninggalkanku yang masih tidak percaya bahwa Hades bersembunyi di Neraka selama ini. Tanpa pikir panjang, kulangkahkan kakiku menelusuri lorong. Sebuah dentuman terdengar begitu aku masuk, seolah mereka menyambutku.

"Well, long time no see my dearest Hell."

Lorong-lorong itu menuntunku ke sebuah tempat. Di mana aku tidak pernah mengenali tempat itu sebelumnya di Neraka. Kuperhatikan sekeliling, apakah sudah terlalu lama aku meninggalkan Neraka sampai-sampai aku tidak mengenalinya.

"Oh tentu saja kau tidak mengenalinya, Luci." Suara itu membuatku berputar hanya untuk mendapati Michael yang sedang mencomoohku.

"Apa yang telah kau lakukan, Michael?" tanyaku penuh amarah.

"Aku kira kau tidak peduli dengan Neraka lagi," katanya sambil menyunggingkan senyuman hinaan. "Tapi tenang saja, aku tidak merubah sedikit pun Neraka."

Kuperhatikan Michael penuh kebencian, dia benar-benar mempermainkanku. Tidak tahan, kuterjang Michael yang secara bersamaan aku menembus dirinya. "Apa yang terjadi?"

"Oh Luci, kau berada di mana kau seharusnya berada."

Kubalikkan badan untuk menatap Michael lagi. "Apa yang telah kau lakukan?" Amarah meluap dari diriku, yang tanpa kusadari wajahku sudah berapi-api.

Lucifer The LightbringerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang