LUCIFER'S POV
"Dia benar-benar membuatku penasaran. Dia tidak terpengaruh dengan inner Devil-ku. Venus Morningstar. Lihat, namanya saja seperti seseorang yang sangat memuja diriku." Aku mengatakannya pada pria di depanku.
"Kenapa dia tidak mencariku?" tanyaku dengan kesal.
Aku mengadakan pesta lagi di apartemen. Para tamuku sedang bersenang-senang di setiap sudut apartemenku. Tapi tentu tidak dengan ruangan tidurku di atas. Aku tidak pernah membolehkan tamu-tamuku naik ke atas. Kecuali, Venus waktu itu. Aku tidak tahu mengapa. Tapi aku seperti merasakan bahwa aku dan Venus sudah kenal sejak lama.
"Kenapa Venus tidak mencariku?" tanyaku lagi.
Pria yang duduk di depanku menatapku dengan bingung. "Kenapa aku duduk di sini?" tanya pria itu.
"Karena kau harus mendengarkanku," kataku kesal.
"Ya, tapi kenapa aku mau?" tanyanya lagi, bingung.
"Karena aku mempengaruhimu agar mau mendengarkanku, dasar bodoh," jawabku.
Pria itu masih tidak mengerti juga, tapi akhirnya dia menghembuskan napas panjang. "Man, kau punya masalah dengan wanita," kata pria itu akhirnya.
Aku menoleh ke arahnya dengan serius. "Maksudmu?" tanyaku.
"Kau merindukan wanita itu," jawabnya.
Aku terkekeh. "Aku tidak pernah merindukan siapapun, apalagi seorang wanita. Benar-benar bodoh," kataku sambil meminum minuman beralkohol di gelas.
"Kau jelas merindukannya. Aku beri tahu tanda-tanda saat seseorang sedang rindu." Pria itu memposisikan tubuhnya ke arahku. "Pertama, dia terus memikirkan orang itu. Kedua, tanpa sadar kau terlalu banyak membicarakan orang itu. Ketiga, kau selalu menghubungkan kejadian apapun dengan kejadian yang orang itu lakukan."
Aku memahami kata-kata pria itu. "Apa aku mendapatkan tanda-tanda itu?" tanyaku lagi.
"Ya, kau menunjukkan salah satunya, atau mungkin ketiganya."
Aku menatap pria itu lekat-lekat. "Lalu apa yang harus aku lakukan?"
"Temui dia," jawabnya singkat.
Pria itu ada benarnya. Lagipula aku sudah tahu alamat rumah Venus, jadi aku bisa langsung menemuinya.
Sebelum pergi, aku menepuk pundak pria itu. "Terima kasih, man," kataku dan menghilang begitu saja.
Sekarang, aku berada di depan rumah Venus. Kemudian, menekan tombol pintu. Kali ini aku akan bertamu selayaknya seorang tamu.
Saat pintu terbuka, Venus berdiri sambil menggendong seorang bayi.
"Venus," gumamku. "Kau punya anak?" tanyaku terkejut.
Venus menatapku datar. Dia mungkin masih kesal dengan perkataanku. "Ya," jawabnya dan menutup pintu di depanku.
Aku tidak diam saja. Aku masuk ke dalam dengan kekuatan teleportasiku yang menggunakan sayap.
Venus baru saja berbalik dari pintu dan dia terkejut saat melihatku berada di depannya lagi.
"Kau harus berhenti menggunakan sayapmu untuk masuk ke rumah orang tanpa izin," kata Venus yang kemudian berjalan melewatiku begitu saja.
"Aku hanya ingin meminta maaf," kataku. Aku bahkan tidak tahu kenapa aku harus minta maaf. Atau kenapa mulutku mengeluarkan kata-kata itu.
Venus melirik ke arahku. Seperti menimbang-nimbang untuk memaafkanku atau mendengarkanku. "Untuk apa?" tanyanya.
"Untuk semuanya. Untuk saudaraku yang brengsek karena mengubah takdirmu. Untuk—" Aku berhenti. "Diriku yang menjadi menyebalkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer The Lightbringer
FantasySpin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucifer. Bahkan pria itu tidak memiliki nama belakang. Venus mengira, dia adalah pria setengah gila yang p...