66. THE LIGHTBRINGER

2.1K 330 14
                                    

Kegelapan menyelimuti. Gemuruh terdengar di mana-mana. Dari kejauhan, aku bisa melihat sosok raksasa para Titan. Ada sekitar 7 dari yang bisa kulihat. Dengan wajah yang bagaikan monster, mereka merusak dan menggapai manusia untuk dimasukan ke dalam mulut besar mereka.

Goncangan mulai kurasakan saat semakin dekat dengan para Titan. Setiap langkah mereka mengakibatkan getaran yang hampir membuat kami kehilangan keseimbangan. "Sera, lakukan apapun yang bisa membuat para monster ini kembali ke bawah sana. Aku akan alihkan perhatian mereka."

Sera mengangguk. Sesaat sebelum kami memulai rencana—tanpa rencana—Michael muncul dengan senyuman yang membuatku ini meninju wajahnya. Berani-beraninya dia menampakkan muka setelah berusaha membunuhku dengan memanipulasi Lucifer.

"Berubah pikiran untuk membantu?" Sindirku.

"Oh, jangan khawatir. Aku di sini hanya untuk menonton," katanya.

Aku benar-benar ingin menusuknya sekarang juga. Namun Sera memperingatkan bahwa ada hal penting yang harus kami lakukan ketimbang meladeni Michael.

Kualihkan wajahku dengan cepat dan berlari menuju salah satu Titan terdekat. Ukuran tubuhnya setinggi gedung pencakar langit. Walaupun begitu, gerakan meraka agak lambat. Hal ini bisa kumanfaatkan untuk melulai mereka dengan pedang Lightbringer.

"Ayolah, aku memohon padamu untuk muncul!" Pada awalnya, aku tidak yakin pedang itu akan muncul. Namun seperti terakhir kali aku memohon pada pedang itu, yang harus kulakukan adalah percaya.

Langkah kakiku semakin cepat, saat bangunan-bangunan di sekitarku mulai berhamburan dan orang-orang berteriak ketakutan. Aku berlari berlawanan arah dengan orang-orang.

"Hey! Monster jelek! Aku harap otakmu sebesar tubuhmu," ejekku.

Berusaha keras untuk berteriak, aku tidak yakin Titan itu mendengarku. Kulirik sekeliling, mencari tempat yang tepat agar dia bisa medengarku. Dengan cepat, aku berlari masuk ke sebuah gedung dan mencapai lantai teratas. Untungnya, lift masih menyala, jika tidak aku harus menggunakan tangga untuk mencapai puncak.

Titan yang berada di depanku berlawan arah dengan gedung yang aku naiki. Kesempatan ini bisa kugunakan untuk menyerang secara mendadak. Kulirik tepi gedung, jika pedang Lightbringer tidak muncul, maka aku akan jatuh kebawah dengan cepat. "Well, aku hanya butuh sebuah keyakikan."

Mundur beberapa langkah untuk mengambil ancang-ancang sebelum melompat ke arah Titan itu, kumantapkan keyakinanku. Hingga akhirnya kuambil langkah besar dan tepat ditepi gedung, meloncat ke punggung si Titan. Bersamaan dengan itu, pedang Lightbringer muncul di tanganku dan berhasil menancap di punggung Titan itu hingga membuka luka yang sangat lebar.

Masih bergantungan di belakang punggung si Titan yang sekarang mulai tumbang sambil mencoba meraih diriku. Namun karena tubuhnya yang terlalu besar, membuat tangannya kesusahan menggapaiku, hingga aku meloncat kebagian tubuh lainnya dan melulai lagi.

Titan itu mulai tumbang, membuat para Titan lainnya menolehkan perhatian padanya. Cahaya pedang Lightbringer berhasil membuatku menjadi pusat perhatian. Para Titan berlari menuju ke arahku. Kaki-kaki mereka yang besar membuat guncangan hebat. Sedangkan aku berlari mencari tempat untuk bersembunyi.

"Keluar kau makhluk kecil sialan!" Maki salah satu Titan.

Kini mereka mulai menghancurkan bangunan-bangunan disekitar. Aku yang berada di bawahnya harus cepat-cepat memghindar sebelum remuk tertimpa reruntuhan. Berlari menuju kaki salah satu Titan, aku menggoreskan pedang Lightbringer hingga memotong kakinya.

Darah Titan itu mencuat hingga ke tubuhku, membuatku terlihat seperti seorang psikopat yang baru saja membunuh mangsanya. Dengan kaki-kaki kecilku yang tidak terlihat oleh mereka, aku berlari dengan cepat. Pedang Lightbringer tidak kumunculkan selama aku berlari, agar mereka tidak melihat pergerakanku.

Lucifer The LightbringerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang