14. HOW TO BRING BACK SOUL IN PURGATORY?

16.1K 1.9K 152
                                    

"Aku suka gadis ini," kata Xander.

"Aku tidak suka denganmu. Tapi untuk menolong Max aku harus." Sebenarnya aku tidak tahu akan suka dengannya atau tidak. Walaupun dia seperti Lucifer, setidaknya dia setengah malaikat. Tapi, Lucifer saja sebenarnya adalah archangel.

Sebastian menarik lenganku dan membawaku menuju ruang televisi di mana Jazmyne sedang bermain dengan mainannya.

"Aku tidak suka dengannya," kata Sebastian dengan berbisik.
"Kau kira aku suka? Aku tidak mempercayai iblis. Tapi Jo mempercayainya dan aku percaya pada Jo. Lagipula kita tidak punya pilihan lain." Aku menghempaskan tangan dari Sebastian dan melirik ke arah Jazmyne.

Wajah Sebastian terlihat sangat tidak suka dengan pria itu. Selain karena Xander yang setengah iblis, aku rasa ada hal lain yang membuat Sebastian tidak suka pada pria itu.

"Ada apa denganmu? Kau terlihat sangat tidak menyukai Xander," tanyaku akhirnya.

Sebastian melirikku sambil bertolak pinggang. "Hanya kenangan yang cukup tidak mengenakkan," jawabnya.

Alu menatapnya datar. "Seorang wanita?"

Sebastian terdiam.

"Huh, ini benar-benar karena seorang wanita," ujarku keras-keras. Dan Sebastian langsung menutup mulutku dengan tanganya.

Aku menarik tangan Sebastian dan tertawa terbahak-bahak. "Benar-benar tidak bisa dipercaya. Sebastian Hollister bertengkar dengan seorang nephalem karena seorang wanita."

Sebastian menekap mulutku lagi dengan tangannya. Aku menjilati tangannya dan dia langsung melepaskannya dari mulutku sambil mengelap tanganya di baju. Aku masih tertawa terbahak-bahak saat Jo dan Xander menghampiri kami.

"Jadi, apa rencanamu?" tanya Jo.

Aku melirik Sebastian. "Aku akan pergi bersamanya untuk mencari jiwa Max," ujar Sebastian.

"Tunggu, kau tidak bisa pergi. Max membutuhkanmu di sini. Terlebih lagi, para vampir itu akan datang untuk mengklaim salah satu kaumnya." Aku mengangkat Jazmyne yang kelihatan mulai ingin menangis.

"Kau punya seorang bayi," ujar Xander tiba-tiba.

Kemana saja pria ini sampai tidak sadar bahwa Jazmyne ada di sini. "Kenapa orang sepertimu selalu mengeluh mengenai bayi? Apa salahnya memiliki bayi?" Aku menggelenh-geleng kemudian memberikan Jazmyne pada Sebaatian, sedangkan aku menuju dapur untuk membuat susu.

"Venus ada benarnya. Para vampir akan mencari Max dan mereka akan sangat banyak. Aku dan Venus tidak bisa mengurusnya berdua. Tapi jika denganmu, aku bisa. Dan Venus yang akan pergi bersama Xander." Jo menyetujui gagasanku.

Sebastian menarik napas panjang, seolah pasrah. Aku tahu pasti dia mengkhawatirkanku jika bersama Xander. Tapi Sebastian bisa mengulur waktu jika para vampir itu datang. "Baiklah, baiklah," katanya.

Aku kembali dengan botol susu di tanganku. Memberikan botol susunya pada Jazmyne yang terlihat kehausan. "Sekarang, aku butuh kalian berdua untuk menjaga Jazmyne juga." Aku melirik Sebastian dan berhenti pada Jo.

"Berikan pada Jo, aku tidak bisa mengurus bayi." Sebastian sudah langsung menolaknya saja.

Aku memelototkan mata pada Sebastian. "Aku mengandalkanmu Jo." Kemudian menyerahkan Jazmyne pada Jo.

"Tenang saja. Anak kecil menyukaiku," katanya sambil tersenyum. "Lagipula, apa yang bisa bayi lakukan sampai membuat orang dewasa tidak mau mengurusnya?"

"Dia suka buang air sembarangan." Xander menjawab. "Dan aku tidak mengerti perkataannya."

Aku memutar bola mata sambil menyeringai. Benar-benar seperti Lucifer.

Lucifer The LightbringerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang