38. GOD OF UNDERWORLD

13.9K 1.6K 87
                                    

Empat orang hunter dan seorang nephalem, hanya itu yang bisa kami dapatkan. Melawan Hades dan mungkin para demon pengikutnya. Demon macam apa yang tidak berpihak pada Lucifer. He's the master, right?

Dad pergi untuk meminta bantuan dari hunter lain. Karena dia tahu kami tidak bisa memenangkan perang jika kalah jumlah. Telebih lagi, kami akan melawan Hades, salah satu Dewa terkuat Yunani.

"Hutan? Kenapa selalu di hutan?" keluh Max saat Xander membawa kami pada hutan belantara di mana Lucifer terkurung.

"Kenapa? Kau punya kenangan buruk dengan hutan?" tanyaku.

Tidak ada jawaban dari Max, kemudian kulirik Sebastian, beralih pada Seraphina, dan Xander bergantian. Seolah, hanya aku yang tidak tahu jawaban dari pertantanyaanku sendiri.

"Kau ingat mengenai perang Armageddon yang aku ceritakan?" Max balik menanyaiku.

Bagaimana aku tidak mengingat cerita itu. Perang besar yang diselamatkan oleh Lucifer. Max begitu menggebu-gebu saat menceritakannya padaku. Dia bahkan melakukan gerakan-gerakan untuk tidak melewati setiap detailnya.

Aku mengangguk. "Perang melawan Abaddon dan Lucifer yang turun ke Bumi pertama kalinya?"

Max hanya memberi isyarat. Aku masih belum mengerti, namun akhirnya kumengangguk. "Jadi kejadian itu di hutan juga." Aku menyimpulkan.

"Jadi, apa rencananya?" Seraphina mulai membuat suasana menjadi serius.

"Aku akan mencari Lucifer di sekitar rumah pondok, kalian semua harus bersembunyi. Aku akan membuat Hades mempercayaiku untuk membunuh Lucifer."

Mereka semua mengangguk dan mulai berpencar. Sedangkan aku mulai kembali pada rumah pondok di mana kami menemukan Pazuzu. Lucifer pasti di sana atau mungkin setidaknya dia tidak terlalu jauh dari sana.

Rumah pondok itu masih sama seperti terakhir kali melihatnya. Namun, pintu depannya terbuka. Aroma bakaran mulai tercium dari dalam. Bukan aroma kayu terbakar, baunya terasa aneh dan janggal.

Dengan cepat, kuberlari untuk masuk dan mendapati Lucifer yang berapi-api. Dia tidak terlihat kesakitan sama sekali. Tapi kulitnya terbakar, menghitam, dan dagingnya mengelupas. Dan dengan cepat pula, kulit itu kembali seperti semula lagi. Menutupi luka-luka baru akibat api di sekujur tubuhnya. Terus seperti itu hingga aku tidak tahu apa yang sedang terjadi dengannya.

"Lucifer," gumamku.

Lucifer berbalik ke arahku. Wajahnya sedikit terkejut. Tapi eskpresinya tetap datar. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Lucifer dengan suara yang belum pernah aku dengar sebelumnya.

"Queen dan Jazmyne diculik oleh Hades. Aku ke sini untuk membawa mereka kembali."

Lucifer tidak mengucapkan satu kalimat pun. Membuatku bergidik setiap melihat kulitnya yang melepuh dan mulai sembuh kembali.

"Apa yang terjadi padamu?" tanyaku.
Dia menggeleng. "Aku tidak tahu. Kekuatanku menghilang, aku terjebak di tempat ini, dan tiba-tiba ini terjadi."

Seketika, aku merasakan dingin dari saku celanaku. Kuraba perlahan dan merasakan bentuk cincin yang aku yakini adalah Pandora Ring. Semua ini pasti berhubungan. Pandora Ring pasti bisa merasakan keberadaan Lucifer.

Aku mulai mendekati Lucifer yang terus mengamati dirinya. Kulit-kulitnya mulai terkelupas lagi, memamerkan daging bagian dalam yang berwarna merah gelap. Hal itu sempat membuatku untuk mundur, tapi kulawan dengan terus mendekatinya. Aku tidak ingin Lucifer merasa dijauhi olehku karena keadaannya. Dan dia membutuhkanku saat ini.

Lucifer mengalihkan wajahnya dariku, seolah dia malu pada dirinya sendiri. Api yang begitu panas mulai terasa saat aku berdiri tepat di depannya. Dan tanganku mulai menggapai wajah Lucifer untuk menoleh ke arahku. Anehnya, api itu tidak menjalar ke tubuhku. Justru membuat api padam di sekitar wajahnya.

Lucifer The LightbringerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang