"Siapa dia? Apakah seorang Demigod juga?" tanyaku penasaran saat Sera mengatakan padaku mengenai orang yang bisa membantuku.
"Dia bukan Demigod, dia salah satu Dewa," jawabnya.
Dari sana, aku jadi ingat cerita Max mengenai seorang Dewa yang dia temui. "Pirang, ikal, tinggi, tampan, tubuh bak seorang model, baju jas hitam, kau tidak akan percaya pada apa yang aku lihat, Venus," kata Max waktu itu.
Aku rasa, aku tahu siapa yang Sera maksudkan. "Ares." Nama itu meluncur dengan mulusnya dari mulutku.
Sera menoleh padaku, sedikit terkejut karena aku bisa menebaknya. "Ya, aku tahu kau mendengar banyak rumor mengenainya, tapi dia tidak seperti yang kau kira."
Kukerutkan keningku padanya. "Memangnya apa yang aku kira?"
"Entahlah, sesuatu yang buruk mungkin." Sera mengangkat kedua bahunya.
Aku tertawa, walaupun sejujurnya aku membayangkan Ares seperti dalam dongeng-dongeng Yunani dengan kearoganan yang dimilikinya. Mungkin bayanganku tidak jauh bedanya dengan Hades.
"Kalian siap?" Tanya Xander sambil meraih tanganku dan Sera bersamaan.
"Anytime," kataku.
Sebuah klub malam dengan lampu yang temaram di sekelilingnya menghampiri mataku. "Kau yakin dia ada di dalam?" tanyaku ragu.
"Terakhir kali aku berbicara dengannya, ini tempat kesukaannya selama di Bumi." Sera mulai berjalan mendahuluiku untuk masuk ke dalam.
Beberapa orang memperhatikan kami saat masuk ke dalam klub malam itu. Bukan karena kami yang terlihat mencolok, melaikan karena klub ini diperuntukkan bagi para makhluk supernatural dengan menunjukkan identitas asli mereka. Misalnya, menunjukkan taring, sayap, perubahan bentuk, mata, dan sebagainya.
Sedangkan aku, berdiri di depan penjaga yang kukenali sebagai shapeshifter yang mendesakku untuk menunjukkan identitas asliku. Well, Xander dan Sera bisa dengan mudahnya masuk ke dalam, tentu karena mereka memiliki bagian lain dari manusia itu sendiri.
Seharunya, Xander bisa membawa kami masuk dengan kekuatannya. Namun sejak kejadian para malaikat jatuh waktu itu, para makhluk supernatural itu memasang anti sayap, yaitu menggunakan setetes darah para virgin dicampurkan dengan holy water yang diletakkan di setiap tempat milik mereka agar para malaikat tidak bisa masuk dan keluar tanpa sepengetahuan.
"Dia bersama kami," kata Xander.
Si penjaga baru saja menahan Xander agar tidak masuk dengan menekankan tangannya ke dada pria itu, saat Sera dengan garangnya langsung mengeluarkan pedang miliknya yang secara tidak ragu mengacungkannya di leher pria shapeshifter itu. Dia diam sesaat, tidak mau mencari keributan akhirnya dia membiarkanku masuk.
Di dalam, lampu warna-warni menghiasi setiap sudut. Serta suara musik yang kencang membuatku harus memberikan tenaga untuk berbicara. "Di mana Ares?" tanyaku.
"Kita berpencar, aku akan ke sebelah sini," kata Sera menembus kerumunan.
"Aku sebelah sini." Xander juga berjalan menembus kerumunan.
"Hey! Aku bahkan tidak tahu Ares seperti apa!" Komentarku pada mereka berdua yang sudah tidak mendengarkanku dan menghilang di telan kerumunan.
Akhirnya, ku arahkan kakiku untuk berjalan ke tempat yang berlawanan dengan mereka. Ini bukan pertama kalinya aku berada di klub malam para makhluk supernatural, namun kebanyakan tidak berjalan lancar saat aku berada di temapt seperti ini. Melirik ke sekitar, kulihat di sudut-sudut tempat ini terdapat setiap tempat duduk setengah lingkaran dengan meja di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer The Lightbringer
FantasySpin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucifer. Bahkan pria itu tidak memiliki nama belakang. Venus mengira, dia adalah pria setengah gila yang p...