Aku memainkan jari-jariku di atas laptop sejak tadi. Aku tahu akan pergi ke hutan bukan untuk membunuh Lucifer, jadi setidaknya aku tidak datang dengan tangan kosong. Buku-buku milik ayahku tentang para makhluk supernatural tidak berguna sama sekali. Tidak ada yang menyebutkan kelemahan Hades.
Sudah setengah jam aku menggali informasi dan tidak menemukan hasil apa-apa. Sebuah ketukan dipintu mengejutkanku. Tentu aku sedang tidak mengharapkan seorang tamu. Jadi, kusambar pistol di dalam laci sebelum berjalan ke arah pintu. Saat aku membukanya, keterkejutanku semakin bertambah. Dad berdiri di depan pintu terlihat khawatir.
"Dad," gumamku seraya menyelipkan pistol di celanaku.
Dad langsung memelukku erat, seolah dia benar-benar peduli padaku. "Aku mendengar berita dan langsung pergi untuk menemuimu," katanya.
Nada bicara Dad memang terdengar khawatir. Dan rasanya sudah lama sekali aku merindukan hal ini, merindukan Dad dengan pelukan hangatnya. Tapi aku tetap bersikap tidak peduli. Aku tetap belum memaafkannya.
"Bagaimana situasinya? Apa yang harus aku bantu?" Dad masuk ke dalam mengikutiku yang berjalan menuju ruang tamu.
"Situasinya sangat buruk. Tapi aku tahu siapa yang melakukan ini semua, Hades. Sayangnya aku tidak menemukan apapun mengenai kelemahannya," keluhku. Kali-kali Dad bisa mencari solusinya.
Dad berdiri mematung, seolah dia tidak percaya pada ucapanku atau dia sedang mencernanya. "Jadi bukan Lucifer yang melakukan ini?" tanyanya tiba-tiba.
Aku sedikit terkejut saat Dad tahu mengenai Lucifer. Tapi mungkin maksudnya karena semua tanda ini mengacu pada four horsemen. "Bukan, Hades yang membuat ini terlihat seperti kesalahan Lucifer."
Dad memicingkan matanya. "Baiklah, jadi ini semua ulah Hades, salah satu Dewa Yunani. Apa kau sudah mencari semuanya di dalam buku-bukuku?"
"Sudah semuanya dan aku tidak mendapatkan apa-apa."
Dad bertolak pinggang. Aku bisa melihat kerutan di sekitar sudut matanya. Dia terlihat lelah, aku tahu itu. Dia pasti sudah berbulan-bulan makan-makanan cepat saji dan minum beer. Atau bahkan tidur di dalam mobilnya yang sempit tanpa selimut.
Aku tahu, aku sangat menyayangi Dad, bahkan lebih dari aku menyayangi Mom. Aku tidak bisa menyangkalnya, tidak bisa menyangkal sesuatu yang telah mendarah daging dalam tubuhku. Menyayangi seseorang butuh waktu yang lama, tapi membencinya hanya butuh baktu sekejap. Lebih buruknya lagi, kau membencinya karena kau masih menyanyanginya dan tidak bisa melepaskannya.
"Dad," gumamku. Membuat Dad menoleh ke arahku. "Kapan terakhir kali kau tidur?" Aku tahu dia pasti berkendara sepanjang malam hanya untuk menemuiku. Bisa dilihat dari lingkaran hitam yang menghiasi matanya.
"Tidak penting, sekarang kita harus mencari kelemahan Hades."
"Kau bisa istirahat sebentar. Akan aku buatkan kopi untukmu," kataku sambil berjalan menuju dapur. Dad bahkan tidak mengintrupsiku sama sekali.
Aku sedang membuatkan kopi di dapur saat ayahku tiba-tiba menghampiriku dengan buku tebal yang sudah kubaca berkali-kali. "Zeus, kelemahan Hades adalah Zeus. Dia pasti bisa melawan Hades," kata ayahku.
Itu ada benarnya. Zeus adalah Dewa yang paling terkuat dan Hades pasti takut padanya. Masalahnya adalah, bagaimana meyakinkan seorang Dewa seperti Zeus untuk membantu kami?
Sera, dia seorang Demigod, kan? Walaupun aku tidak tahu siapa orang tua Dewanya, tapi dia pasti bisa membujuk Zeus.
Kurogoh saku celanaku untuk mengambil ponsel dan menelepon Max. Dering pertama, Max langsung mengangkatnya. "Max, apa Sera bersamamu?" tanyaku.
"Tidak ada ucapan, halo, Max bagaimaja keadaanmu dan Sebastian?" tanyanya balik. Nada bicara konyolnya kembali seperti semula.
Aku sangat senang mendengarnya, dan aku yakin semuanya telah kembali seperti semula. Tapi masalahku belum, dan aku membutuhkan Sera. "Max, aku sedang tidak ingin bercanda," protesku.
"Ya, Sera ada di sini. Tunggu, aku gunakan pengeras suara agar Sera bisa mendengarnya."
"Sera, aku butuh bantuanmu. Ini mengenai Zeus. Kelemahan Hades adalah Zeus dan aku butuh kau untuk membujuknya mengalahkan Hades," pintaku.
Sera tidak mengatakan apapun. Awalnya aku kira Sera akan setuju dan semuanya akan berjalan sesuai rencana.
"Di mana kau sekarang?" tanya Sera.
"Rumahku," jawabku.
"Kita akan membicarakannya langsung." Dan dalam sekejap Sera dan Xander sudah berada di depanku.
"Kalau begitu aku dan Sebastian akan menyusul. Masih ada pekerjaan yang harus kami bersihkan di sini," kata Max dan menutup sambungannya.
Sera memandangiku seolah dia ingin meminta maaf. "Aku tidak bisa melakukannya," kata Sera mengejutkanku.
Ayahku sama sekali tidak menanyakan apa-apa mengenai teman baruku yang muncul secara tiba-tiba di dapur kami. Seolah, itu adalah hal yang biasa.
"Hades membawa Queen dan Jazmyne, dia ingin aku membunuh Lucifer. Aku tidak bisa melakukan itu, kau tahu itu." Aku melirik ke arah Xander.
Sera memainkan kedua tangannya, dia telihat gugup, aku bisa membaca raut wajahnya. "Aku benar-benar minta maaf. Tapi aku tidak bisa."
"Kenapa?" protesku. Mulai kesal dengannya.
Dia berusaha untuk mengatakannya, tapi mulut Sera seolah tidak mau berbicara. "Zeus adalah ayahku. Aku membencinya dan aku tidak akan meminta bantuannya."
"Oh, ayolah, jangan anggap ini pribadi. Keadaan kita sedang tidak memungkinkan."
"Maaf, Venus, tapi jika ada cara lain aku akan membantumu."
Sera membuatku kecewa. Aku tidak tahu menahu mengenai hubungannya dengan Zeus seperti apa. Maksudnya, mengapa dia membenci Zeus? Apa Zeus sesombong yang aku bayangkan?
Aku belum menceritakan sama sekali mengenai dua malaikat yang datang kepadaku, mengenai Pandora. Rasanya bukan saatnya untuk membicarakan itu jika sekarang aku belum bisa mengetahui bagaimana mengalahkan Hades.
"Antar aku menemui Zeus, aku akan bicara padanya." Sebuah usul yang justru mengejutkanku. Usul yang keluar dari mulut ayahku.
Sera dan Xander menoleh serentak menuju sumber suara, mereka baru menyadari kehadiran ayahku. "Siapa kau?" tanya Xander.
Dad melirik ke arahku, meminta secara tidak langsung untuk memperkenalkannya. "Dia ayahku," kataku.
Xander menoleh ke arahku sambil mengerutkan keningnya, kemudian kembali ke ayahku. "Apa yang akan kau katakan pada Zeus?"
"Aku akan menawarkan sesuatu padanya."
"Menawarkan apa? Kau tidak punya apapun untuk ditawarkan pada Zeus. Dia punya segalanya, di justru akan meremehkanmu dan mengusirmu dari Olympus." Aku mendengar nada bicara Xander yang tidak mengenakan. Sampai-sampai, Sera meremas lengan Xander untuk berhenti bicara.
Aku memang membenci ayahku, tapi perkataan Xander membuatku ingat akan perkataan Lucifer mengenai manusia, seolah kami adalah yang terburuk. Dan aku tidak menyukai itu. Walaupun perkataan Xander ada benarnya, tetap aku tidak menyukai nada bicaranya.
"Kau tidak tahu apa-apa mengenaiku, Nak. Kau boleh hidup ribuan tahun, tapi aku tahu lebih banyak darimu." Perkatan Dad memenangkan permainan. Walaupun aku juga tidak tahu apa maksudnya dengan tahu lebih banyak.
Tunggu, dan bagaimana dia tahu Xander hidup ribuan tahun? Maksudku, Xander sudah jelas terlihat seperti seorang immortal, tapi apa itu hanya tebakan biasa?
"I'll bargain as a hunter," kata Dad memenangkan permainan kata-kata ini dengan telak.
—————
Heyyo, guys! Sudah lama tidak menyapa kalian. Bagaimana cerita Lucifer sejauh ini?Btw, maaf jika chapter ini sedikit :))
Semangat untuk menunggu chapter selanjutnya ya :))
Thanks,
B.K
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer The Lightbringer
FantasySpin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucifer. Bahkan pria itu tidak memiliki nama belakang. Venus mengira, dia adalah pria setengah gila yang p...