"Ya, apa yang kau lakukan di sini, Nephalem?" tanya Lucifer curiga, walaupun dia tahu Xander tidak akan mendengarnya.
"Kami menemukan ayahmu," jawabnya. Seolah kata-katanya belum selesai, Xander menunggu responku.
"Lalu?"
"Dalam keadaan tidak bernyawa," tambahnya.
Aku tidak pernah menyangka kalimat lanjutan yang akan Xander lontarkan akan terdengar kalimat itu. Butuh waktu beberapa detik bagiku untuk memproses perkataannya dan merespon. "Maksudmu, ayahku sudah mati?"
"Kau bisa melihatnya sendiri." Xander meraih lenganku untuk membawaku ke sebuah rumah.
Di sana, kulihat Jo yang sedang duduk sambil menunduk, dia menengadah saat melihatku sampai dan memeberikan tatapan empati. Begitu juga Sera yang berdiri di depan jendela, memberikan dukungan moral yang tidak aku harapkan.
Di ruang tamu, sesosok tubuh berbaring di atas sofa, dan di sanalah aku melihat ayahku terbaring kaku dengan wajah pucat bagaikan salju. Tidak ada tangisan atau air mata yang keluar dari kelopakku, bahkan tidak ada kata-kata yang bisa kuucapkan.
Aku memang membenci ayahku karena tidak datang saat pemakaman ibu, namun sekarang, aku membenci diriku sendiri karena tidak bertemu dengannya untuk terakhir kali.
"Apa yang terjadi?" tanyaku, pada siapa pun di ruangan ini. Suaraku sedikit bergetar, namun kusamarkan dengan berdeham.
"Aku menemukannya di sarang vampir. Dia sudah seperti itu saat kutemukan. Anehnya, semua vampir di sana juga mengalami hal yang sama," jelas Jo padaku.
Kuberanikan diriku untuk memeriksa tubuh ayahku. Tidak ada tanda gigitan, tidak ada bekas serangan apapun, bahkan tidak ada bercak darah sedikit pun. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ini perbuatan vampir.
"Dia belum mati," sahut sebuah suara yang hampir aku lupakan keberadaannya.
Aku menoleh, mendapati Lucifer berdiri di samping Xander. "Apa maksudmu?" tanyaku, menuntut jawaban.
Sera dan Jo menoleh padaku untuk melihat pada siapa aku berbicara.
"Dia belum mati, setidaknya belum," jawab Lucifer dengan santainya, seolah kematian hanyalah kedustaan belaka.
"Bagaimana kau tahu? Maksudku, apa yang mendasarimu mengatakan hal itu?" tanyaku.
"Kau bicara dengan siapa?" tanya Jo tiba-tiba yang bangkit dari duduknya dan menghampiriku.
"Aku bicara dengan Lucifer," jawabku singkat dan beralih kembali pada Lucifer.
"Aku bisa merasakan jiwanya di sini." Kini Lucifer sambil memandangi Xander dan mengamatinya.
"Maksudmu di Neraka?"
"Ya," jawabnya tanpa menoleh padaku.
Jo dan Sera yang mengira diriku berbicara dengan Xander karena Lucifer yang berdiri di dekatnya, segera memberikan isyarat jawaban. "Tenang saja, dia tidak gila, hanya sedang berbicara dengan Lucifer yang hanya bisa dilihat oleh Venus." Kualihkan mataku pada Xander saat dia menyebutkan tidak gila, yang lebih terdengar seolah dia menganggapku sedikit gila.
"Kalau begitu aku akan ke sana." Baru saja aku akan meminta pada Xander untuk membawaku ke Neraka, saat Sera mengintrupsi.
"Neraka? Kau akan ke sana? Untuk apa?" tanyanya.
"Ayahku ada di sana dan Lucifer bilang ayahku masih hidup, aku akan mengembalikannya."
"Ya, tapi untuk apa? Akan ada banyak demon di sana, terutama setelah Hades berhasil lolos, dia pasti sedang merencanakan sesuatu dan bagaimana jika itu adalah perangkap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer The Lightbringer
FantasySpin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucifer. Bahkan pria itu tidak memiliki nama belakang. Venus mengira, dia adalah pria setengah gila yang p...