"Sial!" Makiku penuh amarah. "Semua ini ulah Michael! Dia dalangnya!
Sera yang mengalami beberapa luka akibat bertarung dengan Michael, mulai mengobati lukanya dibantu oleh Xander.
"Sekarang apa rencanamu?" tanya Xander sambil memberikan obat merah pada pelipis wajah Sera.
Kuhembuskan napas panjang, berusaha untuk berpikir. "Aku akan menelepon Sebastian dulu," ujarku. Merogoh saku untuk mengambil ponsel.
Tidak lama bagi Sebastian untuk mengangkat panggilanku. Namun, bukannya mendapati suara Sebastian di ujung telepon, aku malah mendapati suara yang tidak kukenali.
"Akhirnya, kau sadar juga teman-temanmu tidak kembali," ujar suara itu.
"Siapa ini? Di mana Sebastian?"
Sera dan Xander yang mendengarku berbicara dengan serius, memberikan sorot mata penuh pertanyaan. Kualihkan panggilan suara ke pengeras suara agar mereka bisa mendengarnya juga.
"Ayo main sedikit tebak-tebakan." Suara pria di ujung telepon itu benar-benar membuatku kesal.
"Aku sedang tidak ingin bermain! Siapa kau?" Ketusku.
Pria itu tertawa. "Kenapa kau tidak tetap mati?" Suaranya penuh dengan candaan ironi.
"Hades," gumamku penuh emosi.
"Aku berikan nilai sempurna untukmu."
"Jika kau menyakiti mereka, akan kubunuh kau!" Makiku.
"Oh tenang saja, bukan mereka yang aku inginkan. Teman-temanmu hanya sebagai sanderaku, yang kuinginkan adalah keponakanku."
Kulirik Sera yang balik melirikku. "Apa yang kau inginkan darinya?" tanyaku.
"Bukan urusanmu, kau hanya perlu mengantarkannya padaku untuk kau tukarkan dengan teman-temanmu."
Sera yang masih melirikku mengangguk untuk menyetujuinya. "Baiklah, di mana aku harus menemuimu?"
"Tartaros, masuklah melalui titik terdalam lautan, dan hanya Dewa sepertiku serta demigod yang bisa membuka pintu menuju ke Tartaros. Jadi, jika kau tidak membawa keponakanku, kau tidak akan bisa menyelamatkan teman-temanmu."
"Buktikan padaku jika mereka masih hidup," pintaku yang menahan amarah.
"Bicaralah, manusia!"
"Jangan turuti perkataannya! Dia akan membebaskan para Titan!" Suara Sebastian yang berada di ujung telepon, membuatku lega untuk sesaat. Namun, dengan begitu, Hades memutuskan sambungannya. Aku yakin, dia kesal karena Sebastian baru saja membocorkan rencananya.
Setelah sambungan telepon terputus, kulemparkan ponselku ke dinding. "Dasar Ares sialan!" Makiku. "Ini semua pasti rencananya dengan Hades!"
Semua keadaan ini benar-benar kacau, bukan hanya Lucifer, tapi juga Sebastian, Max, dan Jo yang harus kukhawatirkan. Masalah ini benar-banar membuatku frustasi.
"Kita tidak bisa membiarkan Hades membebaskan para Titan," ujarku.
"Kita juga tidak bisa membiarkan Sebastian, Max, dan Jo disekap di Tartaros," Sera berkomentar.
Xander masih diam sambil melipat kedua lengannya di dada, seolah dia sedang berpikir keras untuk mencari jalan keluar dalam situasi ini. "Kau bisa pergi bersama Sera duluan, aku akan mencari bantuan. Namun, aku tetap butuh jalan masuknya."
"Aku akan membuka jalan masuknya saat kau sampai," kata Sera.
Aku masih tidak mengerti bagaimana Xander akan memberitahu Sera saat dia sampai di titik terdalam lautan dan memintanya untuk membuka jalan masuk. Apa mereka bisa berkomunikasi dalam pikiran mereka? Yang jelas, itu bukan masalahku. Dan yang paling terpenting, kami bisa menyelamatkan mereka semua.
"Oke, aku akan mengumpulkan informasi tentang titik terdalam lautan terlebih dahulu." Kuarahkan diriku menuju laptop dan mulai menggali informasi.
Sera dan Xander mengekorku sambil memperhatikan. "Kita juga harus cari informasi mengenai para Titan, misalnya bagaimana cara Hades untuk mengeluarkan mereka dari sana."
Aku mengangguk, menyetujui gagasan Sera. Apapun rencana Hades, kami harus mengetahui seluk-beluknya. Dan untuk Ares, akan kutinju wajahnya saat bertemu, dia pastas mendapatkan lebih dari itu.
"Oke, titik terdalam di lautan berada di Palung Mariana, sebelah Barat Samudera Pasifik," ujarku saat menemukan artikel mengenai hal itu.
"Bagaimana dengan rencana Hades? Kau menemukan sesuatu?" tanya Xander.
Kubuka halaman baru dan mencari informasi mengenai para Titan. Namun, tidak menemukan apapun yang menjadi kemungkinan rencana Hades. "Aku tidak menemukan apapun," kataku akhirnya.
"Kalau begitu, jangan membuang waktu, kita harus segera ke Tartaros. Setidaknya kita buat Hades sibuk sampai Xander memanggil bantuan." Sera menoleh padaku dan Xander bergantian, meminta persetuan.
Aku mengangguk.
Setelah menyiapkan persenjataan yang aku sendiri tidak yakin apakah senjata-senjata itu akan berguna, Xander membawa kami menuju titik terdalam lautan. Lokasi terdalamnya terletak di kerak Bumi yang tentunya tekanan air di sana pasti akan sangat besar. Untungnya, kami punya seseorang yang tidak biasa.
Saat kami menyelam, Xander menggunakan sapaynya untuk menghalangi tekanan besar yang berada di sana. Di kedalaman yang hampir mendekati inti Bumi ini, aku bisa merasakan hal-hal aneh yang menyelimuti, bukan hanya airnya saja, tapi makhluk-makhluk bawah sini yang berwujud tidak biasa. Namun, aku tidak bisa melihat dengan cukup baik karena kegelapan yang menyelimuti, hanya cahaya dari sayap Xander yang membantuku melihat.
Sekarang, Sera mulai mengeluarkan pedangnya. Dia sebenarnya tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membuka pintu masuk menuju Tartaros, itu yang Sera katakan padaku beberapa saat sebelum kami berangkat. Namun, dia akan melakukan yang biasa dia lakukan saat kekuatan Demigod miliknya muncul.
Ditancapkannya pedang ke dasar lautan, untuk beberapa saat, aku mengira tidak akan terjadi apa-apa. Namun, saat retakan di dasar laut itu muncul, cahaya kilat dari permukaan menembus masuk ke dasar lautan dan memberikan pencahayaan yang sangat jelas di tempat ini. Bersamaan dengan itu, lubang seukuran sumur muncul di tempat Sera menancapkan pedangnya, yang kemudian pedang itu menghilang dengan sendirinya.
Tanpa pikir panjang, aku dan Sera menelusur masuk ke lubang itu, sedangkan Xander naik kepermukaan dengan cepatnya. Lubang itu juga tertutup saat kami mulai melesat ke dalam. Udara di lubang ini juga telah kembali normal seperti di atas permukaan. Namun sumber cahaya masih sangat minim. Aku hanya bisa melihat cahaya bersinar di bawah kami.
Hingga kami sampai di dasar lubang, sebuah jalan setapak dengan cahaya disetiap sisinya menuntun kami menuju pintu yang terselubung lapisan yang mirip seperti pintu masuk saat kami berada di Elysium. Kami saling menatap satu sama lain sebelum melangkahkan kami masuk menembus pintu itu.
Dan sel-sel berukuran puluhan kali lipat manusia menjulang dengan para Titan di terkurung di dalamnya.
"Selamat datang di Tartaros," kata Hades menyambut kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer The Lightbringer
FantasySpin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucifer. Bahkan pria itu tidak memiliki nama belakang. Venus mengira, dia adalah pria setengah gila yang p...