VENUS'S POV
Gagasan Dad mengenai tawar-menawar dengan Zeus membuatku bertanya-tanya. Apa yang ingin dia tawarkan pada Dewa tertinggi Yunani itu? Jiwanya? Tentu saja Zeus bukan demon yang suka mengumpulkan jiwa-jiwa dan menyesatkannya menuju neraka. Kesetiannya untuk bertarung melawan siapa pun yang menentang Zeus? Aku rasa dia sudah punya kekuatan sendiri untuk melawan mereka. Ini benar-benar membingungkanku.
"Bawa aku ke Olympus sekarang," pinta Dad pada Xander.
Xander melirik ke arahku, seolah meminta persetujuan. Aku tidak mengangguk sedikitpun, tidak juga menggeleng.
Dad terlihat mencurigakan sejak dia kembali. Dia terlihat menyembunyikan sesuatu dariku dan aku harus tahu apa yang dia tutup-tutupi. "Bawa aku juga," usulku.
Dad menoleh terkejut ke arahku. "Kau harus menunggu di sini. Biar aku yang urus mengenai Zeus," katanya.
Tentu aku tidak akan menurutinya. "If you want to bargai as hunter, then I'm in. Two better than one. We bargain as a hunters, just like old times."
Dad diam seketika, dia tidak punya pilihan selain membawaku pergi bersamanya. Dia akhirnya mengehela napas panjang. "Baiklah, just like old times."
Hal yang paling aku rindukan dari ayahku adalah bertarung bersamanya. Berdiri di sisinya melawan para makhluk supernatural. Ini akan menjadi hal yang menarik.
"Aku akan di sini menunggu Max dan Sebastian," ujar Seraphina yang tidak akan pergi untuk menemui Zeus.
Aku rasa, Seraphina tidak begitu beda denganku dari beberapa hal. Terutama mengenai masalah memiliki ayah yang kurang baik untuk dijadikan panutan.
Seraphina kemudian mendekati Xander sebelum kami pergi. "Sampaikan salamku untuk Zeus," titipnya dan mencium bibir Xander.
Aku berusaha mengalihkan pandangan. Aku tidak iri pada Sera, alih-alih aku menginginkan ciuman itu bersama Lucifer. Saat Xander meraih tanganku dan Dad, kami tiba-tiba berada di atas gunung entah di mana.
"Ini Olympus?" tanyaku.
Xander menengadahkan kepalanya menatap langit yang rasanya sudah sangat dekat dengan awan-awan yang menghiasi sekeliling. "Itu Olympus," gumamnya.
Aku hanya bisa terpaku dengan mulut terbuka lebar. Aku kira kami sudah cukup tinggi dan ternyata Olympus lebih tinggi dari yang aku kira.
Xander meremas tanganku lembut dan membawa kami lagi menuju sebuah halaman luas yang lantainya terbuat dari batu granit. Kupandangi sekeliling untuk mengagumi setiap sudut tempat ini. Olympus terlihat sebagus dan seindah ini. Bagaimana dengan surga? Pasti lebih indah ratusan kali lipat.
Sekumpulan pasukan berlari mengililingi kami. Aku dan Dad sudah bersiap dalam posisi menyerang. Namun Xander mengulurkan tangannya untuk menghalangiku.
"Zeus! Kami ingin bicara denganmu." Xander berteriak.
Seorang pria dengan pakaian serba putih dan jenggot yang berwarna senada muncul dari belakang para prajurit. Dia mengisyaratkan sesuatu dengan tangannya dan para prajurit membukakan jalan untuknya. Aku tentu sangat yakin dia adalah Zeus.
"Zeus," gumam Dad.
"Damien Morningstar," balas Zeus. "Senang bertemu denganmu lagi."
Aku mencerna perkataan Zeus. Lagi? Kapan Dad pernah bertemu dengan Zeus? Apa Dad pernah mengejarnya dan berusaha membunuh Zeus?
"Aku ke sini untuk menawarkan perjanjian." Dad berjalan melewati Xander.
"Tidak ada perjanjian dengan manusia yang berakhir baik. I'm done with human," kata Zeus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer The Lightbringer
FantasySpin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucifer. Bahkan pria itu tidak memiliki nama belakang. Venus mengira, dia adalah pria setengah gila yang p...