VENUS'S POV
Sudah tiga hari sejak kejadian dengan Lucifer dan saudara malaikat gilanya yang mengubah takdirku. Benar-benar hal tergila, teraneh, dan hampir tidak masuk akal yang pernah aku rasakan.
Ayahku tidak kembali juga setelah waktu itu dia menemuiku untuk memberikan cincin yang Ibuku pesankan sebelum kematiannya. Aku kira dia benar-benar ingin menemuiku karena rindu dan merasa bersalah. Tapi aku salah, aku tahu sekali Ayahku, dia tidak akan pernah menyesali apa yang dia lakukan.
Saat aku baru saja mengambil jus di dalam lemari pendingin, bel pintu berbunyi. Aku letakkan jusku di atas meja dan menuju pintu. Siapa yang datang sepagi ini? Pikirku.
Aku mengintip dari lubang pintu untuk melihat siapa yang datang. Tanda pengenal FBI menghalanginya dan aku tahu siapa yang datang. Kubuka pintu dan langsung menghembuskan napas panjang.
"Ms. Morningstar, kami FBI. Apa anda punya waktu?" tanyanya dengan nada yang dibuat-buat.
Aku memutar bola mata. "Ya, Mr. Hollister. Silahkan masuk," candaku. "Max." Aku langsung memeluknya.
"Venus." Max memelukku balik.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku sambil melepaskan pelukannya. Kemudia melirik ke arah mobil tua di sebelah mobilku. "Sebastian," panggilku.
Pria itu hanya melirik sambil tersenyum. Dia sedang mengambil beberapa barang di dalam bagasi mobil, kemudian berjalan menghampiriku dan Max.
"Kalian akan menginap?" tanyaku.
"Benar sekali." Max bersorak.
Sebastian memelukku sambil menopang tas di bahunya. "Kau tidak menjawab teleponmu, kami khawatir jadi kami pikir sekalian saja menginap."
Aku jadi ingat, Max dan Sebastian sudah meneleponku sejak tiga hari yang lalu dan terus menerus tanpa henti. Tapi aku menghiraukannya, karena sedang tidak ingin melakukan apapun saat ini. Saat Letnan Trevor meneleponku, aku juga tidak mengangkatnya dan hanya mengiriminya pesan bahwa aku berada di luar kota selama beberapa hari ini. Begitu juga pekerjaanku di toko pizza, aku mengirimi pesan pada Queen aku tidak bisa masuk beberapa hari ini.
Sekarang, Max dan Sebastian masuk ke dalam rumah. Max tentu saja langsung menuju dapur mencari makanan. Sedangkan Sebastian menuju kamar untuk meletakkan barang-barang bawaannya.
"Kau tidak membuat sarapan?" tanya Max yang terlihat kecewa.
"Ah, ya. Aku baru saja bangun. Akan aku buatkan sarapan jika kau mau."
"Tentu saja, aku akan menunggu sambil menonton televisi." Max kemudian pergi menuju ruang televisi dengan kegirangan.
Sebenarnya, aku juga sedang tidak ingin melakukan apapun. Termasuk memasak sarapan pagi ini. Tapi, aku kasihan pada Max karena dia jarang makan-makanan buatan rumah.
Biar aku perjelas mengenai hubunganku dengan Max dan Sebastian. Mereka adalah sepupu dari keluarga Ayahku. Adik perempuan dari Ayahku tidak bisa memiliki anak, akhirnya mereka mengangkat Max dan Sebastian sebagai anak mereka. Saat masih kecil, aku sangat pemalu dan tidak memiliki teman satupun. Tapi karena Max dan Sebastian yang selalu menjagaku, aku jadi memiliki beberapa teman. Walaupun mereka berteman denganku karena ingin mengenal mereka.
Keluarga dari Ayahku adalah seorang hunter, karena itu Max dan Sebastian juga seorang hunter. Dulu saat kasus pertamaku di New Orleans, mereka membantuku menyelesaikannya. Lalu saat kasus di Bartlesville, Oklahoma yang saat itu aku hampir mati karena terkurung di dalam gua Wendigo, mereka menolongku juga. Rasanya seperti, mereka adalah malaiakat penjagaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer The Lightbringer
FantasySpin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucifer. Bahkan pria itu tidak memiliki nama belakang. Venus mengira, dia adalah pria setengah gila yang p...