LUCIFER'S POV
Pilihan yang tepat untukku saat ini adalah pergi sejauh mungkin dari Venus. Namun, setiap kali aku mendengar suaranya dikepalaku, memohon untuk bertemu, aku tidak kuasa menolaknya. Seperti magnet yang menarik satu sama lain.
Di sini lain, rasa ingin melukainya masih terus muncul dalam diriku. Hanya saja, aku bisa mengontrolnya setidaknya untuk saat ini. Lagipula, aku harus memberikan pelajaran pada Michael karena telah melakukan semua ini. Karena dia Venus terluka dan aku tidak akan pernah memaafkannya.
Setelah Zeus membuka gerbang menuju Elysium, Athena mengantarkanku menuju seseorang yang katanya bisa mencari tahu di mana Hades berada. Hanya dia satu-satunya petunjukku untuk menemukan Michael.
Sebuah gedung yang kelihatannya terbakar menjulang di depanku. Cukup bergaya untuk menirukan gaya di Neraka, walaupun Neraka memiliki api asli yang lebih memukau. Namun, kuakui bahwa Elysium merupakan tempat yang cukup bagus. Zeus tidak main-main saat dia mengatakan akan membangun sendiri rumah bagi kaumnya.
Athena menuntunku masuk gedung menuju sebuah ruangan berpintu ganda dengan lambang Cerberus di kedua pintunya. Saat kami masuk, seorang gadis berambut merah menyala bagaikan api yang terbakar menyambut kami dengan senyuman yang mengingatkanku akan hangatnya api neraka.
"Athena, Lucifer," sambutnya, sedangkan matanya menyapu kami. "Zeus telah memberi tahu kedatanganmu. Aku sangat senang sekali bisa bertemu dengan seorang penguasa neraka."
Aku terdiam sesaat, terpaku pada perkataannya. "Ya, tapi aku sedang tidak bertugas saat ini," candaku.
Gadis itu tertawa. "Maksudku, aku senang ada seseorang yang sama mengertinya dengan diriku, Neraka dan Underworld tidak jauh berbeda."
Tidak tahu harus menjawab apa, lagi-lagi aku diam. Hingga Athena menyadarkanku. "Starva, Lucifer ingin kau melacak keberadaan Hades," jelas Athena mewakilkanku.
"Tentu." Gadis yang dipanggil Starva itu kemudian berjalan menuju sebuah meja besar di pojok ruangan, mengambil sesuatu dari kotak kayu kecil dan kembali menghampiri kami. "Bakar ini dan dia akan menunjukkan di mana Hades berada."
Gadis itu memberikanku sebuah benda berbentuk kepala anjing yang terbuat dari tanah liat. Kuambil benda itu dan menelitinya, mirip seperti salah satu kepala cerberus yang kulihat di depan pintu tadi.
"Bagaimana benda ini bisa menuntunku pada Hades?" tanyaku.
"Bakarlah dan kau akan tahu," jawabnya.
Aku mengangguk dan memasukkan benda itu ke saku. Gadis itu kemudian berjalan kembali menuju meja, kali ini dia mengambil gelas berwarna emas dan menuangkan anggur merah ke dalamnya. "Kau mau?" tawarnya.
"Tidak, terima kasih. Aku harus pergi," tolakku.
Gadis itu beralih pada Athena, menawarkan hal yang sama padanya. Athena menggeleng. "Ayolah, kau baru sampai di Elysium dan ada banyak yang ingin aku tanyakan padamu. Mungkin kita bisa bersenang-senang sebentar. Oh dan anggur merah di Elysium berbeda dengan di Bumi, kau akan merasakan kenikmatan yang berbeda."
Aku tidak tahu apa yang dia inginkan dariku. "Aku tidak punya waktu untuk bersenang-senang," ujarku. Baru saja akan kukeluarkan petir Zeus yang dia berikan padaku untuk bisa kembali saat perasaan ini tiba-tiba muncul.
Kurasakan aroma pekat yang membuatku menggila belakangan ini. Kurasakan detak jantung yang begitu memburu namun terdengar menenangkan. Kurasakan kehadirannya yang begitu dekat, hingga seseorang membuka pintu.
"Venus," gumamku tidak percaya bisa bertemu dengannya di tempat ini.
"Lucifer," balasnya dengan begitu tenang sedangkan jantungnya berdetak cepat. "Jangan berpikir kau bisa kabur dariku lagi kali ini, Luci."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer The Lightbringer
FantasySpin-off Seraphim and the Nephalem "I'm Lucifer, The Lord of Hell." "I know." Venus Morningstar tidak mengira akan bertemu dengan pria bernama Lucifer. Bahkan pria itu tidak memiliki nama belakang. Venus mengira, dia adalah pria setengah gila yang p...