42. YOU ONLY LIFE ONCE, NOT IF YOU A VESSEL

10.3K 1.1K 36
                                    

VENUS'S POV

Gelap, sendirian, dan dingin, hanya itu yang aku rasakan setelah Hades mencoba untuk membunuhku. Aku mati dan hidup kembali. Lucifer yang membawaku kembali.

"Berapa lama aku mati?" tanyaku. Aku bahkan tidak pernah berpikir akan menanyakan hal semacam itu. Maksudku, manusia yang mati akan tetap mati, mereka tidak kembali. Lain halnya saat kau mati suri, kau masih punya kesempatan untuk bangun.

Sedangkan aku, Hades benar-benar menikamku. Aku merasakan setiap napasku begitu berat. Aku merasakan dingin disekujur tubuhku, sampai aku tidak merasakan apa-apa. Hanya gelap dan kehampaan.

"Mungkin sekitar empat atau lima jam," jawab Lucifer.

Xander berdiri disampingnya. Dia tersenyum padaku dan memelukku seketika. Lucifer dengan cepat memisahkan kami tanpa basa-basi.

"Dia sudah punya seseroang," kata Lucifer.

"Aku tahu." Xander berpaling dariku ke arah Lucifer.

"Aku tidak berbicara denganmu, Nephalem. Aku berbicara dengan gadisku." Lucifer kemudian menarik lenganku lembut.

Aku tersenyum saat mendengar Lucifer memanggilku dengan gadisnya. Benar-benar kekanak-kanakan. "Oh, jadi sekarang aku milikmu?"

Lucifer mengerutkan keningnya. "Ya, kau terikat padaku sekarang."

Kupeluk Lucifer erat-erat. Aku berhutang nyawa padanya. "Terima kasih karena telah membawaku kembali," bisikku pelan.

Lucifer memelukku balik dan mengusap puncak kepalaku lembut. Sebuah hentakan angin tiba-tiba mendorongku dan Lucifer, arahnya berasal dari kotak yang Lucifer bilang adalah kotak pandora.

Kami saling bertatapan, begitu juga Xander yang kemudian mendekati kotak itu dan memungutnya, berniat untuk menutup kotak itu. Tapi secara tiba-tiba, udara melontarkan Xander menjauh.

"What the hell?" gerutunya.

"Itu hanya angin, kenapa kau sebegitu marahnya," ejek Lucifer. Kali ini, mereka mulai lagi. "Cepat ambil kotak itu, kita membutuhkannya untuk mengurung dosa-dosa itu."

Aku tidak mengerti perkataan Lucifer yang terakhir. Mengurung dosa-dosa? Dosa apa? Aku baru saja akan menanyakannya saat dia membawaku kembali ke rumah.

Kulihat Dad sedang duduk di dapur dengan wajah yang begitu murung, dia belum menyadari kehadiran kami. Aku tidak pernah melihatnya semurung ini sejak ibu meninggal. Bahkan saat ini, lebih parah dari yang aku lihat.

"Dad, ada apa?" tanyaku seketika.

Dad beralih padaku dengan cepat. Dia terlihat terkejut. Namun dia kemudian melirik Lucifer yang sudah berada dibelakangku yang mengangguk pelan. Dad langsung menyambarku dan memelukku erat. Seolah dia tidak akan pernah melepaskanku lagi.

Aku baru ingat, aku baru saja mati. Dan saat manusia mati, mereka tidak akan kembali. Jadi, apa aku ini?

"Dad," gumamku dan melepaskan pelukannya. "Aku bukan manusia."

Dad mengelus puncak kepalaku lembut. "Oh, sayangku. Kau manusia, kau anakku dan ibumu."

"Tapi kenapa aku hidup kembali?" tanyaku menuntut jawaban lebih.

Dad menangkup kedua pipiku seraya berkata. "Itu adalah keajaiban."

Kulepaskan tangannynya pelan. "Katakan sejujurnya padaku. Saat kau bertemu dengan Zeus, dia mengatakan senang bertemu denganmu lagi. Kau pernah bertemu dengannya sebelumnya, kan?"

Dad menunduk, dia seolah tidak mau mengatakannya. "Kau ingat saat kau meminta seorang adik pada ibumu dan dia hanya tersenyum sambil mengatakan, kau satu-satunya keajaiban dalam hidupku." Suaranya terdengar serak.

Lucifer The LightbringerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang