-LP33|S2-

664 93 15
                                    

Arkan melajukan motornya ke sebuah mall. Tanpa pikir panjang, ia pun menarik lengan Aura untuk mengajak pergi bersamanya.
"Kita kemana?"

"Ikut aja."

Aura mengikuti Arkan dari arah belakang. Saat Arkan menghentikan langkahnya, ia pun akan melakukan hal yang sama. Jelas saja Arkan menatap ke arah belakang tepat dimana Aura berada. "Lo mau jadi pengawal gue?" Tanya Arkan dengan nada dingin seperti biasa.

"Eh? terus?"

"Sini." Arkan pun menarik lengan Aura hingga berada tepat di sebelahnya. "Nah, gini kan enak. Yuk."

Gadis manis itu pun hanya bisa memendam rasa bahagia yang sedari tadi tak kunjung padam. Astaga— kenapa Arkan bisa seromantis ini. Wajahnya yang merona malu bahkan tak bisa di tutupi membuat Arkan sangat jelas melihatnya.

"Lo blushing?"

"Ha? He– he, engga?"

Arkan mengedikkan bahunya acuh kemudian membawa Aura ke sebuah tempat makan. Matanya melihat sekitar untuk mencari tempat yang pas bagi mereka, namun tanpa di sangka olehnya, Arkan kini melihat Zara dan Xenan tengah duduk saling berhadapan seraya menyantap makanan mereka.

Jelas saja Arkan mendekat dengan Aura yang mengikutinya dengan pasrah.

Tangannya terlepas dari Aura membuat gadis manis itu merasa kehilangan, bahkan, apa yang di lihatnya saat ini sungguh membuat hatinya teriris.

"Gitu ya— ninggalin gue demi dia?" Bisikan dari Arkan pada telinga Zara seraya memeluk nya dari belakang.

Kakaknya yang hendak menyuapkan makanannya pun di urungkan kemudian menepuk punggung tangan Arkan. "Sorry, sorry— udah?"

"Tuh." Tunjuk Arkan mengarah ke belakang namun matanya tak henti menatap tajam ke arah Xenan.

"Hai, sini gabung." Ajak Zara membuat Aura sedikit grogi, apalagi lelaki di hadapan Zara membuat ia seakan mati di tempat karena tatapan tajam menusuk nya.

"Emm– aku disini aja kak."

"Udah gapapa, sini duduk." Ajak Zara seraya melambaikan tangannya pada Aura.

"Lepas dulu, hei." Tegur Zara pada Arkan yang bahkan tak membuat adiknya itu melepaskan pelukannya.

"Ck, pulang kemana hari ini?"

"Apart—"

"Ishh, kapan balik ke rumahnya?"

"Hari minggu, janji!"

"Awas ya kalo gak di tepati."

"Iya iya– bawel banget sih jelek." Zara mengacak rambut Arkan gemas. Bukan menjauh, Arkan semakin mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Zara.

"Bau lo masih sama."

"Iya lah, gue kan selalu wangi."

"Bau tai ayam."

Ppffttt— hampir saja Aura menyemburkan tawanya, begitu pun Xenan. Astaga— kenapa dengan dua bersaudara di hadapannya ini?!

Zara menatap tajam ke arah Arkan yang kini telah menjauh dan memilih duduk di samping Xenan.

"Peace Zar!" Cengiran jahil dari Arkan membuat Zara semakin meradang. Tapi– hal itu langsung di tepis kala ia tersadar kembali akan sosok baru di antara mereka.

"Sini duduk samping gue."

"Terima kasih kak Ariez–"

"Panggil Zara."

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang