-LP24|S2-

857 99 27
                                    

Banyaknya waktu yang telah mereka lewati bersama. Ada saat dimana senang maupun sedih, semangat ataupun letih, namun Zara dan Xenan tetap saling menguatkan satu sama lain.

Zara yang kini telah menjadi seorang mahasiswi fakultas kedokteran menjadi semakin terkenal karena terobosan terbarunya dalam menciptakan suatu vaksin. Banyaknya Profesor yang datang untuk menggali serta meneliti penemuan yang telah di ciptakan oleh Zara.

Ia amat sangat populer. Sosok wanita berparas cantik dengan body goals yang di milikinya. Tak lupa juga dengan otak yang jenius menyertainya. Banyak dari para mahasiswa yang sengaja atau terang-terangan mendekati Zara untuk menjadikannya kekasih. Namun, semuanya ia acuhkan.

Gadis itu kini tengah duduk di kantin dengan beberapa menu di mejanya. Bukan miliknya! tapi milik sahabatnya. Telinganya terasa sakit kala mendengar ocehan dari Karina. "Oh iya, lo tau kan Marshal? dia minta nomer lo tuh, kasih jangan?"

"Yang mana?"

"Itu loh, anak jurusan IT. Dia tuh  ganteng, pinter, tajir lagi. Kasih aja lah Zar, gilaaaa dia itu ganteng banget! Super duper ganteng malah. Gue yakin dia pasti masuk dalam salah satu anggota anonymus."

"Hm."

"Zaraaaa— kok gitu doang sih jawabannya." Rengek Karina yang tak terima.

"Terus?"

"Ya jadi, nomer lo gue kasih ke dia jangan?"

"Gak."

"Isshh... ka–" ucapannya terhenti kala Zara mengangkat tangan miliknya ke hadapan Karina membuat perempuan itu langsung mengatupkan kembali bibirnya.

"Lagi dimana?" Ucap seseorang di sebrang sana.

"Masih di kampus."

"Jalan yuk?"

"Kemana?"

"Kuliner? gimana?"

"Okey."

"Kalo gitu gue ke tempat lo sekarang."

"Hm..."

Akhirnya Zara pun membereskan buku yang ada di hadapannya karena ia sama sekali tak memakan apapun. Melihat itu, Karina langsung memegang pergelangan tangan Zara untuk mencegah nya. "Kemana?"

"Cabut."

"Terus? gue gimana?"

"Makan lah."

"Zar— malu lah gue kalo sendirian. Nanti orang-orang yang liat gue nyangka gue perempuan rakus."

"Lah? emang kenyataannya gitu kan?"

"Isshhh, Zaraaaa— kalo gitu gue ikut sama lo."

"Gak."

"Pleaseeee." Rengek nya kemudian yang langsung menjadi pusat perhatian. Zara hanya bisa menghembuskan nafas kasar. "Okey."

"Yeayyy!! thank you." Karina dengan sadar mengecup pipi Zara sekilas membuat gadis cantik itu mengernyit tak suka.

"Hehehe... gapapa dong, kita kan sama-sama cewek."

"Justru itu! lebih menakutkan."

Karina melotot tajam tak terima akan apa yang Zara ucapkan. Namun sebelum ia menyemburkan lava kemarahannya, Zara sudah pergi beberapa langkah di depan membuat Karina harus berlari untuk mengejarnya.

"Zaraaaa!! tunggu!!"

Ia menyerah, akhirnya berbalik dan menunggu Karina yang entah kenapa bisa tertinggal jauh dari nya. "Kok ninggalin sih?"

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang