-LP29-

1.5K 145 21
                                    

Pagi yang cerah menyambut semua insan yang kini tengah beraktivitas setiap harinya. Begitu pun Arkan. Dengan wajah tampannya, ia kini bersiap menuju ke tempat lomba yang akan ia ikuti bersama satu teman sekolahnya. Mereka telah sepakat untuk bertemu di Antariksa.

Ya, Antariksa adalah sekolah lama Zara sebelum ia pindah ke AIS. Sekolah dengan kualitas bangunan yang elite juga di penuhi murid berprestasi.

Lomba kali ini, akan menjadi penentuan untuk kedua sekolah yaitu Antariksa dan AIS. Sekolah mana yang akan menjadi nomer satu di Indonesia? akan kita buktikan sebentar lagi!

Arkan berjalan keluar kamar seraya menenteng sebuah sweater yang di berikan Zara padanya. Ia akan selalu menggunakan barang pemberian Zara karena Arkan yakin, bahwa pemberian kakaknya selalu membuat sebuah keberuntungan untuk dirinya sendiri.

"Morning mom." Sapa Arkan kemudian mengecup pipi Athena yang kini tengah menyiapkan piring di meja.

"Morning sayang."

"Daddy dimana mom?"

"Tuh daddy." Tunjuk Athena menggunakan dagunya mengarah pada Satria yang kini tengah mengais Pier dan Vino yang berjalan di sebelahnya.

"Hai Vino!" Sapa Arkan membuat anak itu tersenyum cerah padanya. Arkan pun mengacak gemas rambut Vino yang sebelumnya sudah tertata dengan rapi. Hal itu membuat Vino mengerucutkan bibirnya merajuk pada Arkan.

"Ngambek nih... jangan ngambek dong. Pulang dari lomba, aku nanti mau beli mainan loh."

"Daddy mau beli mainan? Buat Vino?"

Okey, Arkan sangat lupa bahwa dirinya kini sudah menjadi seorang ayah. Ingin rasanya ia tertawa terbahak-bahak mengingat statusnya yang masih pelajar namun memiliki anak sebesar ini. Hahahaha... mana punya satu lagi, masih bayi. Baiklah, terima saja Arkan!

"Iyalah... buat baby Pier juga."

"Asikkkk... Vino mau!!!"

"Tapi kan Vino tadi marah sama daddy."

"Gak kok! Gak marah... iya kan daddy Satria?" Ia sedikit gelisah hingga akhirnya melibatkan Satria berharap sang daddy membantunya.

"Iya, Vino gak marah."

"Tuhhh kan, jadi daddy beliin Vino mainannya ya?!" Lanjutnya pada Arkan membuat ia akhirnya mengalah.

"Okey! High five dulu dong."

Vino berseru dengan senang. Ia pun berlari menghampiri Athena yang kini tengah duduk di kursi meja makan.

"Mommy Athena! selamat pagi...."

"Selamat pagi Vino. Duduk yuk!"

Vino menganggukkan kepala kemudian duduk di kursi yang telah tersedia.

"Daddy, mommy Zara kapan pulangnya?"

"Hmm... mungkin beberapa hari lagi, mommy Zara kan sedang sakit."

"Kakak kangen sama mommy Zara."

"Do'akan mommy Zara biar cepat sehat, jadi bisa main sama Vino."

Vino menganggukkan kepalanya kemudian menerima piring yang di berikan Athena padanya. Dengan lahap ia memakan sarapannya tanpa peduli sekitar lagi. Menggemaskan!

Disisi lain, Teo kini menempatkan waktunya untuk bertemu Zara sebelum berangkat sekolah. Ia bahkan berada di sana kala waktu menunjukkan pukul lima pagi.

"Emmhh..." lirih Zara membuat Teo bangun dari duduknya kemudian mendekat ke arah Zara.

"Kenapa Zar?"

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang