-LP11|S2-

1K 117 28
                                    

Setelah banyak perdebatan yang di lakukan Zara dengan Arkan, ia pun akhirnya mendapat Izin dari sang adik. Hingga keesokan hari, Zara bisa pergi menuju kantor milik Xenan seperti janjinya.

Ia sengaja menggunakan taksi dan membawa skateboard. Jalanan yang padat membuat waktunya sedikit terhambat. Gadis cantik itupun memutuskan untuk turun dan melanjutkan perjalanannya dengan skateboard.

Helaian rambutnya yang terurai panjang saling berterbangan tersapu angin. Lima belas menit telah berlalu, ia pun akhirnya sampai di sebuah gedung perkantoran yang kini berdiri tegak di hadapannya, hal itu jelas membuat Zara terkagum-kagum. Ternyata Xenan se-kaya ini, batinnya sesaat kemudian kembali menatap jam pada pergelangan tangannya.

Gadis cantik ini pun mulai melajukan kembali skateboard nya tanpa menghiraukan tatapan sekitar yang ternyata tertuju padanya.

Ada rasa kagum juga penasaran dalam benak mereka. Melihat siapa yang datang dengan santainya menggunakan skateboard hingga masuk ke dalam kantor. Sungguh tindakan yang sangat berani.

"Stop!"
Cegah salah satu satpam yang kini berlari menghampiri Zara.

"Berhenti disitu!"

Zara pun akhirnya menghentikan laju skateboard nya dan menatap datar ke arah satpam di hadapannya saat ini.

"Maaf nona, anda siapa? Dan mengapa Anda bisa berada disini?"

"Xenan."

"Maksud nona?"

"Saya mau bertemu Xenan."

Pak satpam yang bernama Yogi pun terkekeh pelan kemudian menatap penampilan Zara yang jauh dari kata elegan. Bukan hanya itu, wanita di hadapannya saat ini pun hanya menggunakan skateboard. Berbeda sekali dengan beberapa wanita yang kerap sekali datang kesini dan  mencari bosnya.

Biasanya mereka menggunakan gaun mewah juga merk terkenal seperti tas gucci, sepatu yang jelas harganya selangit. Ini? Wanita di hadapannya saat ini membuat sang satpam menatap remeh ke arah Zara.

Apakah ia tak tau kaos yang di gunakan Zara saat ini harganya mencapai lima belas juta? Padahal itu hanya sebuah kaos polos. Astaga... apalagi jika ia tau harga celana, sepatu, hingga skateboard nya. Mungkin pak Yogi ini akan langsung terdiam seraya mengeluarkan busa dari mulutnya.

"Maaf nona, pak Xenan sedang ada keperluan mendadak, jadi tidak akan bisa bertemu dengan anda."

"Masa?"

"Ya, nona."

Zara menatap sekitar yang ternyata kini ia tengah menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? Walau dandanan yang terbilang biasa, paras Zara yang menarik juga sorot mata biru tajamnya membuat orang-orang salah fokus akan Zara.

"Cantik ya... "

"Gila! Barang yang dia pake juga branded semua! Gue yakin itu lebih dari 100 juta!"

"Siapa sih dia? Masih terlihat muda."

"Adiknya pak Xenan kah?

"Dia siapanya pak Xenan?"

"Paling dia juga salah satu jalangnya pak Xenan."

Okey, ucapan yang terakhir membuat Zara tak tahan lagi untuk diam. Zara mendekat ke arah wanita berpakaian ketat itu dan tengah memegang berkas di pelukannya, juga jangan lupa make up tebal yang membuat Zara ingin sekali menghapus hingga kulitnya ikut tertarik.

Zara berjalan dengan santai seraya menenteng skateboard pemberian Xenan itu ke arah perempuan tadi. Bubble gum yang sedari tadi di kunyah nya pun ia tiup hingga menghasilkan sebuah gelembung dan meletus dengan sendirinya. Para lelaki di sana salah fokus akan apa yang Zara lakukan. Bahkan mereka ada yang meneguk ludahnya kasar tak tahan dengan tingkah Zara.

"Bilang apa?"

"Lo salah satu jalang nya pak Xenan."

"Salah satu? Emang dia punya berapa jalang?"

"Tiga— bahkan mungkin lebih dari itu."

"Benarkah?"

"Iya lah— banyak ya, cewek yang modus cari pak Xenan kesini demi keuntungan sendiri. Ya— termasuk situ!"

Zara menunduk seraya menutup bibirnya dengan punggung tangan. Ia tertawa kecil merasa lucu akan apa yang di ucapkan perempuan di hadapannya ini.

"Anda salah satu jalang nya juga?" Tanya Zara dengan santai membuat perempuan itu menggeram marah karena merasa di rendahkan.

"Kurang ajar! Lancang sekali kamu ya! Dasar bocah! Masih kecil aja udah berani godain bos kita."

Zara semakin tertawa dengan keras, kali ini ia tak dapat menutupinya lagi. Hal itu membuat Zara semakin terlihat mempesona. Berbeda dengan perempuan itu saat ini yang semakin geram di buatnya. Dan itu membuat ia dengan berani melayangkan pukulannya ke arah Zara.

Hup! Pukulan itu tak sampai hingga pipinya karena dengan cepat Zara tangkap. Tanpa aba-aba, salah satu kaki Zara ia gunakan untuk menendang lutut perempuan itu hingga sang empunya terpekik merasakan sakit.

"Aaarrrrggghhhh!!!"

Melihat semua itu, satpam Yogi langsung memanggil beberapa rekannya untuk meminta bantuan. Ia yakin jika gadis di hadapannya saat ini alias Zara mempunyai keterampilan dalam beladiri.

Suara langkah kaki beberapa orang pria pun mendekat yang ternyata teman dari pak Yogi.

"Cih, keroyokan nih?" Tanya Zara kemudian mendorong perempuan itu hingga terjatuh dan langsung di tolong teman lainnya.

Zara mengangkat tangan dengan santai kemudian mengangkat panggilan yang ternyata dari sumber masalah nya saat ini. Xenan.

"Zara, kenapa kamu belum kesini?"

"Seriously? Gio, bahkan sedari tadi aku di tahan di lobby kantormu." Ucap Zara seraya menatap datar ke arah beberapa satpam di hadapannya.

"APA? aku ke sana sekarang."

Mendengar itu, Zara pun bernafas lega. Ya, setidaknya ia tak perlu keluar keringat untuk memberi pelajaran pada mereka.

Tak selang berapa lama, suara pintu lift khusus sang bos pun terbuka membuat semua yang berada di sana mengalihkan pandangannya.

Banyak mata yang menatap takjub pada Xenan. Pria itu, dengan segala pesona nya mendekat ke arah Zara dengan berlari dan wajah panik yang sangat terpatri jelas.

"Zara, kamu gapapa kan? Zara, apa ada yang luka?" Tanya Xenan seraya meneliti tubuh Zara.

"I'm fine. Tapi karyawanmu sepertinya harus di bawa ke rumah sakit." Ucap Zara dengan nada datar seperti biasa.

"Dia? Kenapa?"

"Dia menyebutku jalang, karena tak terima, ya aku tendang saja."

"APA??!!! BERANI-BERANINYA KAU!!! BAWA DIA KE RUMAH SAKIT, DAN JANGAN LUPA, KARENA INI HARI TERAKHIRMU BEKERJA DISINI!"

Teriak Xenan membuat semua karyawan di sana terkesiap kaget. Sepenting itu kah gadis ini?

"Dan— satu hal lagi, DIA ADALAH CALON TUNANGANKU!"

"What the hell!!! Xenan, you crazy!" Batin Zara mengumpat pada pria di sampingnya saat ini.

"Ayo kita ke ruanganku." Zara hanya bisa pasrah saat tangan Xenan merangkul bahunya kemudian mereka pun berjalan  ke arah lift khusus yang tersedia untuk Xenan.

Setelah pintu lift tertutup, muncul lah desas-desus hubungan bos mereka dengan gadis cantik yang menawan tadi. Mereka tak henti membicarakan hal tersebut hingga ada yang berani mengambil foto keduanya. Sungguh, pasangan yang serasi. Lanjut mereka yang jelas masih mengagumi Zara juga Xenan sang bos.

~~~~~

Xenan— bagaimana nasibmu selanjutnya di tangan Zara? 😆😆😆

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang