-LP15-

1.9K 175 34
                                    

Lumatan yang terus diberikan oleh Xenan membuat Zara sedikit bernafas dengan normal. Dengan cepat Zara pun duduk kemudian menundukkan kepalanya mencoba untuk mengambil sesuatu di saku celananya.

Ya, antisipasi yang di sarankan Teo menurutnya tak mungkin terjadi itu, malah membuatnya bersyukur karena mendengarkan apa kata sahabatnya.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, akhirnya Zara pun meminumnya dalam sekali teguk. Ia menatap kembali kulit pada tangannya yang masih sedikit kemerahan.

Zara kembali menghirup nafas dan menatap ke arah sekitar. "Dia? Target yang harus gue selamatin?" Batinnya seraya memperhatikan wajah Xenan.

Seakan teringat sesuatu– "loh? Om? Bukannya yang waktu itu ketemu di sekolah ya?"

"Ya, dan kenapa kamu ada disini?"

"Tunggu, berarti om... Xenan Gio Macmilan?"

"Ya."

Tanpa berkata lagi, Zara melepas ikatan pada Xenan. Dilihatnya wajah pucat Xenan namun bibir nya yang pink dan basah— hal itu membuat Zara membulatkan matanya menatap tajam ke arah Xenan.

"Om menciumku?"

"Aku terpaksa, aku melihat kamu yang kesulitan bernafas—"

"Oke, terima kasih atas bantuannya."

"Dan kenapa kamu ada disini? Kamu belum menja–"

"Itu nanti saja, sebelum mereka kembali, aku harus melepaskan om dulu." Pungkas Zara membuat Xenan mengatupkan kembali bibirnya.

"Saya masih muda."

"Oke, Gio." Finally, mendapatkan panggilan spesial dari sang pujaan hati.

Senyum terukir jelas di kedua sudut bibir Xenan, walau tak terlihat oleh Zara yang kini tengah berusaha melepas ikatan pada tangan nya. Dengan keahlian yang tak di ragukan lagi, Zara pun bisa melepas ikatan itu dalam waktu singkat.

"Gio, kamu harus diam di pojokan sana saat mereka datang. Jangan sampai ada yang tau kalau ikatanmu sudah terlepas."

"Oke."

Zara tanpa sadar mengangkat tangannya kemudian mengelus puncak kepala Xenan. Hal itu jelas membuat Xenan terpaku sejenak kemudian merasa bahagia akan apa yang di lakukan Zara.

"Sial! gak ada sinyal." Umpatnya pelan namun masih terdengar oleh Xenan. Tiba-tiba, mereka di kejutkan dengan suara obrolan di ujung lorong membuat Zara dan Xenan kembali ke tempat semula.

Zara yang tertidur dan Xenan yang kini berada di pojok ruangan.

Derap langkah yang terdengar pun semakin mendekat, hingga suara keduanya yang kini tengah berada di luar pun membuat Zara bersiap.

"Ckckckck, body nya bagus juga ni cewek. Sayang harus langsung di serahin ke si bos."

"Gapapa kali kalo di coba dulu, pasti udah sering main, dia."

Keduanya saling bertatapan dengan seringai yang begitu memuakkan Zara. Xenan yang mendengarnya pun merasa marah. Namun ia mencoba untuk bersabar. Dirinya kini tengah lemah karena hanya di beri air selama satu minggu selama ia di sekap tanpa adanya makanan. Ia merutuki kebodohan anak buahnya yang tak bisa menemukan nya hingga saat ini.

Sel tahanan terbuka, keduanya pun mendekat ke arah Zara seraya menatap tubuh indahnya. Ya, siapa yang tak akan tergoda dengan tubuh sexy dan juga cantik seperti Zara. Hanya orang bodoh lah yang mengucapkannya.

Mereka membuat Zara terlentang dan—

Bughhhh, tendangan yang teramat keras Zara berikan pada lelaki yang berada di hadapannya. Melihat salah satunya hendak kabur, membuat Zara dengan cepat menariknya kembali dan mengunci pergerakannya.

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang