-LP17-

1.8K 152 24
                                    

Seseorang di luar sana membuat Zara terbelalak kaget. Bagaimana bisa mereka menemukan tempat persembunyian nya saat ini?! Sial! ini sungguh di luar ekspektasi nya. Dengan nada datar seperti biasa, akhirnya Zara pun mengambil langkah— "mau apa kalian?"

Mereka tidak menjawab dan saling bertatapan seolah memberikan kode untuk menyerang. Dengan terpaksa, akhirnya Zara pun turun tangan dan harus kembali mengotori tangan cantiknya.

Lima pria berbadan besar melawan satu orang perempuan. Mendengarnya saja sudah tau bahwa itu sangat tak seimbang. Namun, jangan ragukan kemampuan Zara.

Dengan tangkas, Zara mengelak dari pukulan dan tendangan yang di berikan oleh mereka. Sungguh sangat di sayangkan jika ia gagal dalam hal ini. Yang pasti, daddy nya akan kembali meragukan kekuatan Zara hingga melakukan pelatihan kembali.

Beda dengan Xenan yang baru saja membuka celananya di kamar mandi, saat itu, tiba-tiba saja ia mendengar suara keributan dari luar, Xenan pun bergegas memakai bajunya dengan tergesa-gesa untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Dan, betapa terkejutnya ia kala melihat gadis pujaannya kini tengah bertarung dengan para hulk berbaju hitam. Sialan! Berani-beraninya mereka mengganggu calon kekasihku.

Xenan hendak maju, namun tiba-tiba saja pundaknya terasa sakit karena ternyata seseorang telah memukulnya dari arah belakang. Zara yang sadar akan itu, ia pun langsung mundur untuk melindung Xenan.

Di depannya saat ini, seorang pria dengan wajah menakutkan kembali mendekat seraya membawa sebuah pisau yang baru saja ia keluarkan dari balik jasnya. Ia sangat yakin mereka tidak akan melukai Xenan karena pria itu adalah sandera yang berharga untuk mereka. Namun, ia tau jika mereka akan membawa Xenan kembali ke tempat semula. Dan Zara tak akan tinggal diam jika itu benar terjadi.

"Serahkan dia, maka kamu akan selamat."

"Tidak akan!"

"Baiklah, jika itu maumu." Mereka kembali menyerbu Zara dengan membabi buta. Tanpa belas kasih, mereka terus menggencarkan serangan mereka padanya.

Peluh telah keluar dari pelipisnya membuat rambut Zara sedikit basah. Namun akhirnya, Zara bisa kembali berfikir dengan jernih. Ia dengan segera memakai jurus andalan Black Jack yang sudah menjadi serangan utama mereka.

Kreeekkk, bunyi patahan pada leher salah satu dari mereka berlima membuat sisanya terkaget bukan main. Betapa bodohnya mereka kala melihat seringai yang terbit dari bibir merahnya itu membuat Zara menjadi semakin menakutkan di mata mereka.

Empat orang tersisa, dan saatnya mereka sadar. Bahwa, gadis cantik di hadapannya ini sangatlah berbahaya. Saat hendak lari, dua dari mereka tiba-tiba tersungkur ke lantai dan dua lainnya berada dalam genggaman Zara.

"Kau sangat mengotori tanganku!"

"Ma– maaf... maafkan kami."

"Terlambat!" Dengan wajah santai dan penuh dengan senyuman, Zara kembali memutar kepala korban hingga 180 derajat dan membuatnya mati seketika.

Zara melakukan hal itu pada mereka semua, dan itu tak main-main. Hulk berbaju hitam yang kini tengah terkapar di lantai yang dingin dengan nyawa yang entah sudah pergi kemana membuat Zara kembali melancarkan aksinya.

Ia bergegas mencari kunci mobil atau kendaraan yang mereka gunakan. Dan— dapat!

Zara pun membopong Xenan yang masih tak sadarkan diri untuk kembali melanjutkan perjalanan mereka. Earphone nya kembali bersuara. Dan, di sana lah ia dengan sebuah jaket denim dan tak lupa topi hitam yang sering ia gunakan.

"I'm here baby."

"Shit! Ngapain lo disini?!" Bentak Zara yang pastinya membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Wow... Calm down baby—"

"Teo! Misi ini bahaya! Lo baru aja sembuh!"

"Sssstt... gue gapapa. Tapi sekarang, kita gak ada waktu lagi,  dan sebagian dari mereka akan menuju kesini. Maka dari itu, lebih baik kita segera selesaikan tugas ini." Tanpa banyak kata lagi, Teo ikut membopong Xenan dan memasukkannya dalam mobil.

Zara mendapatkan apa yang ia mau, paspor, dompet dan handphone miliknya yang asli kini dalam genggamannya.

"Kita akan pulangkan dia terlebih dahulu."

"Hm—"

"Tapi kita ga akan ikut pulang bersama."

"Gue tau." Zara memejamkan matanya seraya menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil yang sedang ia naikin saat ini. Tangan indah lentik itu memijat pelipisnya dengan perlahan.

"Kenapa Zar?"

"Berat..."

"Hm?"

"Gue kangen si bawel." Lirihnya membuat Teo menatap ke arah Zara.

Ia tau Zara akan sangat merindukan adik kesayangannya itu. Tapi, misi kali ini sangat berbahaya dan mereka tak ingin ada dari keluarga mereka terkena imbasnya.

"Kita harus kuat agar bisa menang dan kembali ke rumah."

"Ya, itu yang selalu gue janjikan sama Arkan."

Setitik air mata turun dari pelupuk mata cantiknya. Teo yang melihat itu hanya bisa menepuk puncak kepala Zara karena masih menyetir dan pandangan yang terfokus ke depan. Ia juga selalu memberi support untuk Zara. Tak ada yang tau gimana dekatnya mereka. Karena Teo anak tunggal, kadang ia pun memonopoli Zara dan akhirnya membuat Arkan kesal.

Hal itulah yang selalu mereka rindukan.

"Gimana dengan keadaan rumah?"

"Don't worry, semuanya baik-baik aja."

"Syukurlah, gue harap gak akan terjadi hal buruk pada mereka."

~~~~~

Mereka telah sampai di bandara, beberapa anak buah Black Jack telah stand by di tempat sesuai perintah dari Satria.

Matanya terbuka secara perlahan mencoba menyesuaikan penglihatannya. Ia menatap sekitar dan, "ahh shit! ini dimana?"

Saat menyadari akan sesuatu, ia baru tersadar bahwa dirinya kini tengah berada di atas awan yang entah akan tertuju kemana.

"Ini gila!"

"Tenang tuan, kami akan memastikan anda akan selamat sampai tujuan." Ucap salah seorang pria di sampingnya yang kini memakai kemeja biru dengan celana hitam dan sepatu kets nya. Penyamaran yang bagus.

"Dimana gadis itu? Dimana Zara?"

"Mohon maaf tuan, kami tidak bisa membocorkan rahasia sesama anggota kami."

"Perseta*!!! Jawab!"

"Mohon maaf tuan."

Xenan duduk dengan gelisah, sesekali ia akan menutup matanya berusaha melupakan kejadian dimana ia bersama dengan gadis cantik itu. Namun, aku tanpa sadar bisa menyukainya sedalam ini.

Xenan bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan menuju kamar mandi yang tersedia. Ia mencuci mukanya kemudian menatap cermin yang kini menunjukkan wajah tampan miliknya.

"Huffft, gak guna!" Ia merasa kecewa pada dirinya sendiri karena ia bahkan tak bisa membantu gadisnya melawan para penjahat itu. Dan sekarang, dia ada di sini? meninggalkan gadisnya. "Ahhhh bodoh!" Teriakan frustasi yang terdengar hingga keluar membuat beberapa pria berbaju hitam yang sedang melaksanakan tugas mereka saling berpandangan.

Xenan keluar dengan wajah dan rambutnya yang sedikit basah. "Akan kemana kita?"

"Kita akan kembali tuan."

Ia pun hanya bisa menghela nafas merasa tak puas dengan kekuatan nya saat ini.

~~~~~

Next???

QnA yuk guyssss...!!!

Yuk yang mau bertanya seputar cerita atau curhat pribadi atau bertanya tenang aku silahkan 😁😁😁.

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang