-LP21|S2-

906 99 12
                                    

Zara kini tengah mencoba beberapa gaun pilihan Xenan. Gaun yang terlihat cantik juga memperlihatkan sosok anggun dari Zara membuat Xenan tak henti menatap ke arahnya. Zara mendekat seraya menatap kembali tampilannya di hadapan Xenan. Mata pria itu bahkan tak berkedip sedetikpun kala Zara kini tengah berdiri di hadapannya.

"Gio."

Xenan pun langsung tersadar kemudian tersenyum pada Zara. "Kamu cantik, sayang."

"Hm... makasih Gio. Yaudah kita pilih ini aja, gimana?"

Xenan menganggukkan kepala setuju seraya merapikan helaian anak rambut Zara yang menjuntai indah menutupi penglihatan Zara. "Ganti gih, kita makan dulu, kamu pasti belum makan kan?"

"Tau aja—"

"Jangan mengabaikan itu, nanti kamu sakit sayang."

"Iya, yaudah aku ganti baju dulu ya."

Xenan menganggukkan kepala kemudian mengeluarkan ponselnya untuk membuat reservasi. Setelah selesai, bersamaan itu pula Zara keluar dengan bajunya yang semula. Mata Xenan berkilat melihat lekukan tubuh Zara yang kini tertutupi oleh kemeja putihnya.

Walau begitu, gadisnya selalu memikat saat menggunakan pakaian apapun.

Xenan pergi ke kasir untuk membeli gaun pilihannya. Black card pun mulai bernyanyi mengeluarkan nominal uang yang tertera pada mesin kasir.

"Ayo kita pergi."

Zara menganggukkan kepala setuju dan Xenan pun berjalan seraya merangkul kan tangannya pada pinggang Zara. Pasangan yang serasi. Begitu menyilaukan bagaikan dewa Arthur dan Dewi Athena.

Mobil sport hitam metalic itu pun kembali melaju bersatu dengan pengendara lain. Beberapa kali Xenan menggenggam tangan Zara membuat gadis itu melirik ke arahnya.

"Kenapa?"

"Malam ini ada acara?" Tanya Xenan membuat Zara sedikit mengerutkan alisnya seraya mengingat kembali jadwalnya malam ini.

"Emm... jam delapan, aku mau ketemu sama sahabat aku di cafe."

"Siapa? laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki."

Mata Xenan membulat tak setuju saat mendengarnya. Ia pun menepikan mobilnya kemudian kembali berbicara pada Zara. "Mau ngapain?"

"Traktir."

"Dalam rangka apa?"

"Aku tunangan sama kamu."

"Kamu cuma makan berdua sama dia?"

"Hm em?! emang kenapa sih? lagian aku sama dia udah sahabatan lama banget. Mom, dad, bahkan arkan juga tau."

"Kenapa aku gatau?"

"Nanti juga kamu tau. Mau aku kenalin?"

Dalam hati Xenan ingin sekali mengumpat pada seseorang yang dikatakan sebagai sahabat oleh gadisnya. Namun, ia tak akan ambil rasa egoisnya untuk memarahi Zara karena ia belum tau siapa sahabat yang di maksud Zara.

"Okey, kenalkan aku sama orang itu."

Zara mengangguk sebagai jawaban. Akhirnya mobil kembali melaju dan sampailah mereka di sebuah restoran mewah yang di yakini harga satu porsinya mencapai jutaan rupiah.

"Ayo sayang."

~~~~~

Dalam keheningan yang tercipta, kini seseorang tengah tidur dengan lelap di bawah gelapnya kamar hingga suara ponsel yang terus berdering tanpa henti membuat ia merasa terganggu.

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang