-LP29|S2-

756 102 39
                                    

Azfary International School tengah di gemparkan dengan munculnya siswi baru. Seorang gadis yang cantik memiliki mata bulat dengan iris mata coklat terang dengan kedua pipi chubby serta lesung pipi yang menambah keimutan pada dirinya.

Dia adalah Aura Aqilarasya. Gadis blasteran Jerman Australia yang kini pindah ke Indonesia mengikuti ayahnya.

Bisnis yang berada di Indonesia membuat sang ayah akhirnya memutuskan untuk mengajak putrinya pindah bersama. Aura memiliki kakak yang sudah berada di Indonesia tahun lalu. Sang istri telah meninggal setelah melahirkan Aura. Kesedihan yang di rasakan nya lama kelamaan terhapus seiring waktu berjalan dengan tumbuh kembang putrinya.

Kini baik forum sekolah maupun di dalam kelas, hampir semua orang membicarakannya. Termasuk Arkan dan para kawannya.

"Gila!!!! Ini sih cantik banget." Teriak Hega yang masih terpaku pada gambar di ponselnya.

"Cantik banget anjir!" Ucap Ezar seraya menyeruput jus miliknya yang entah mengapa terasa kosong.

"Wanjir! Siapa yang minum jus gue?!"

Sedotan di gelasnya ada dua dan itu adalah- "Zio sialan! Gak mau tau, lo harus ganti minuman gue."

"Elahhhh gue cuma minta dikit."

"Gak mau tau! Ganti sekarang juga!"

Melihat mata Ezar yang melotot tajam bahkan terlihat hampir keluar dari tempatnya membuat Zio akhirnya bangkit dan memesan kembali minuman baru untuk Ezar.

Tak lama dari itu, banyak bisikan yang makin lama semakin keras karena sosok yang tengah mereka bicarakan kini berada di kantin dengan salah satu teman wanitanya.

Mereka memesan makanan dan menunggu sejenak. Tak membutuhkan waktu lama, Aura dan temannya berjalan hingga melewati meja Arkan dan para teman-temannya. Dan- tanpa di duga oleh siapapun, Arkan bangkit hingga tabrakan pun terjadi di antara keduanya.

Pranggg, "sshhhh panas!" Teriak Arkan saat merasakan badannya terkena tumpahan air baso yang bisa di pastikan baru keluar dari pancinya.

"Astaga, sorry... sorry banget, aku gak sengaja-" saat hendak menyentuh Arkan, dengan cepat ia tepis dan menatap tajam ke arah Aura.

"Jangan sentuh gue!"

Arkan pun meninggalkan meja dimana teman-temannya kini tengah terkejut akan apa yang mereka saksikan tadi. "Eh sorry, biar gue ganti makan lo." Ucap Hega yang merasa tak enak akan tingkah Arkan.

Karena apa? Mereka semua tau bahwa disini Arkan lah yang patut di salahkan. Namun, beberapa siswi mengeluarkan bisa mereka untuk menghujat Aura.

"Gapapa kok, aku yang salah."

"Gak, temen gue yang salah. Biar gue pesenin yang baru ya."

Tak mau banyak berdebat lagi, Hega pun berjalan ke stand baso yang kini masih banyak antrian menunggu. Hega? Jelas ia langsung menerobos dan meminta di dahulukan. Ckckck contoh yang buruk.

"Ini baso lo."

"Makasih-"

"Hega, nama gue Hega."

"Gue Ezar, dan yang tadi Arkan, satu lagi-"

"Hai, gue Zio dan gue jomblo. Tapi hati gue udah kepincut sama Zara."

Hega dan Ezar hanya mendengus tak suka. Padahal sudah jelas bahwa Zara pacarnya Arkan, sahabat mereka.

"Kalo gitu kita cabut dulu ya."

"Ah- iya, makasih Hega." Senyuman yang di berikan Aura membuat lesung pipinya terlihat manis dan menggemaskan. Tangan Hega pun terulur ke depan namun dengan cepat Ezar menepis nya.

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang