-LP18|S2-

966 98 35
                                    

Xenan berada dalam mobil dengan Zara yang kini juga duduk di samping kirinya. Beberapa kali ia melirik ke arah gadisnya yang tengah sibuk mencari lagu pas di mp3 miliknya.

"Zara—"

"Ya?" Tanya Zara tanpa mengalihkan tatapannya dari mp3 miliknya. Sebenarnya, Zara tengah gugup karena ia merasa Xenan terus menatap nya sedari tadi.

Sebuah tangan terulur pada dagunya membuat ia mau tak mau menatap ke arah dimana lelaki tampan itu berada. "Tatap aku Zara. Apakah kamu keberatan untuk pergi bersamaku hari ini?"

"Tidak, aku tidak keberatan."

"Syukurlah, kalau begitu, pakai dulu sabuk pengamannya."

Zara menepuk kepalanya merasa bodoh. Ia terlalu sering menggunakan motor hingga melupakan safety belt. Masih untung ia tak membawa helm karena merasa akan membawa motor saat menaiki mobil Xenan.

"Siap?"

"Emangnya kita mau kemana sih Gio?"

"Kamu akan tau nanti, tempatnya gak terlalu jauh dari sini. Tapi aku ingin menghabiskan waktuku hari ini denganmu. Bolehkan?"

"Hm... okey."

Xenan pun mulai melajukan mobilnya membelah lautan kendaraan yang memadati jalanan. Suara hingar-bingar knalpot juga klakson saling bersautan membuatnya terasa ramai.

Xenan menggenggam tangan Zara kala lampu lalulintas menunjukkan warna merah. Sesekali, ia mengelus kan ibu jarinya pada punggung tangan Zara membuat gadis itu tertunduk malu dan menyembunyikan rona merah yang tiba-tiba muncul di kedua pipinya.

"Merona hm?"

"Gak."

"Masa sih? coba mana sini pipinya, aku mau liat." Goda Xenan membuat Zara semakin memerah.

"Hijau! hijau!"

Hal itu membuat Xenan terkekeh akan tingkah Zara. Ternyata gadisnya bisa se-menggemaskan ini. Akhirnya pria tampan itu pun kembali melajukan mobilnya menuju tempat yang mereka tuju. Namun sebelum itu, Xenan berinisiatif untuk mengajak Zara berkencan terlebih dahulu. Ya, mengapa tidak?

Keduanya pun memasuki sebuah mall, "jadi kamu mau ajak aku kesini?"

"No, tapi lebih baik kita habiskan waktu dulu disini. Setelah itu, kita pergi menuju tempat yang akan kita datangi."

Zara pun hanya bisa pasrah kala dirinya di tarik memasuki sebuah toko baju. Banyak dari para pelanggan juga penjaga toko yang terpesona akan kehadiran keduanya. Beberapa kali, ada dari mereka yang memotret Zara dan Xenan seolah mereka adalah artis papan atas.

"Ayo pilih."

"Aku gak terlalu suka dress Gio."

"Hmm kalo ini?"

"No."

"Ini?"

"No, Gio. Lebih baik aku memilih skateboard daripada dress ataupun gaun itu."

"Ayolahh... lima saja, tidak-tidak, sepuluh? gimana?"

"Satu."

"Tapi—"

"Atau tidak sama sekali?"

Xenan menghela nafas menyerah, ternyata ia bisa di kalahkan oleh Zara dalam hal tawar menawar, ckckck.

Zara mengambil sebuah dress dari tangan Xenan kemudian mencobanya. Pas!

"Bagaimana?" Tanya Zara setelah keluar dari ruang ganti dan memperlihatkannya pada Xenan.

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang