-LP14|S2-

1K 111 19
                                    

Setelah sekian lama semenjak kepergian Willy Queen Azfary sang oma dari Zara. Hari-hari nya kembali seperti semula, ya- walau terkadang ia akan berkunjung ke rumah opa nya untuk memberi semangat serta menemaninya bercerita, hingga menginap di mansion Azfary.

Zara pun telah berhasil masuk universitas ternama dengan jurusan kedokteran seperti yang di inginkan nya. Banyak desas-desus yang ia terima, mulai dari pujian bahkan kata-kata iri dari teman seangkatan bahkan seniornya yang baru di kampus.

Namun apalah yang Zara lakukan? Ia hanya mendengarkan musiknya dengan nyaman tanpa menghiraukan satu kata pun agar gak masuk ke telinganya.

"Ariezka!" Teriak seseorang dari kejauhan membuat Zara berhenti melangkah dan menatap ke arah sumber suara.

"Ariezka– lo di panggil Presiden BEM."

"Ngapain?"

Mahasiswa itu pun mengangkat bahunya pertanda ia tak tau. Walau sebenarnya ia ingin tetap berbincang dengan Zara, hal itu ia urungkan karena waktu belajarnya yang mendesak. Akhirnya, Zara pun pergi menuju ruangan BEM seperti yang di perintahkan.

Zara mengetuk pintu kemudian masuk ke ruangan tersebut setelah mendapat persetujuan dari si pemilik ruangan.

"Silahkan duduk."

"Terima kasih. Ada apa ya kak?"

"Saya to the point saja, gimana kalau kamu masuk dalam tim saya?"

"Tim? Tim apa kak?"

"BEM."

"Maaf kak, saya tidak bisa." Jawab Zara dengan nada datar dan tegasnya. Sungguh, ia malas jika harus berurusan dengan hal-hal semacam ini.

"Tapi— nilai kamu membuat saya terpukau. Bahkan kamu menjadi perwakilan mahasiswa baru juga membuat saya semakin yakin untuk merekrut kamu."

"Tidak bisa kak. Maaf." Zara pun bangkit dan keluar dari ruangan tersebut. Sang Presiden mahasiswa itu pun hanya bisa mendesah pasrah. Padahal ia berharap bisa bekerja sama dengan Zara.

Lain lagi dengan Xenan yang kini menatap lembaran berkas-berkas penting yang membuatnya pening seketika. Bukan hanya karena ini saja, tapi karena informasi yang di berikan T lah yang membuatnya sedikit frustasi.

"Kenapa T gak bisa lacak anak itu?" Pikirnya terus berkecamuk mengingat status Zara dan Arkan yang terlihat semakin mesra. Bahkan waktu itu ia tak sengaja melihat keduanya tengah bergandengan tangan seraya saling suap-suapan di sebuah restoran Jepang.

Beruntung nya saat itu ia sedang melakukan rapat dengan beberapa investor seraya makan siang. Jika tidak? bisa di pastikan Xenan akan mendatangi keduanya dan merebut Zara dari Arkan saat itu juga.

Xenan semakin gila akan Zara. Dirinya dengan jelas akan merebut Zara dari Arkan. Ya, ia tak bisa menunggu lagi. Ia ingin segera memiliki gadis cantiknya.

Suara dering telepon membuat Xenan mengalihkan pandangannya. Ia menatap ke arah ponselnya yang sedari tadi bergetar meminta perhatian. "Hallo—"

"Dasar anak tak tau diri! Kemana saja kamu ha? kenapa susah sekali di hubungi?"

"Maaf dad, Xenan banyak kerjaan."

"Ck, lihat berita yang lagi panas saat ini! kamu buat skandal lagi?!"

"Ha?"

"Cepat lihat!" Teriaknya yang pasti memekakkan telinganya Xenan.

Akhirnya ia pun menyalakan televisi sesuai dengan perintah. Ia mencari saluran TV yang menayangkan gosip terpanas kali ini.

Terlihat lah di sana bahwa Xenan tengah di gosip kan dengan salah satu artis seksi pendatang baru dan memasuki sebuah kamar hotel. Mereka berdua berfoto dengan Xenan yang tengah bertelanjang dada, jangan lupakan si wanita yang merangkul mesra Xenan dengan tubuhnya di tutupi selimut tebal.

Banyak spekulasi yang membuat Xenan jatuh akan hal ini. Itu jelas bukan dia! Siapa wanita itu?! Sialan! Berani-beraninya dia membuat skandal seperti ini!

"Dad– itu jelas bukan aku!"

"Tapi di sana jelas-jelas adalah wajahmu!"

"Tidak! Bukan aku! Silahkan cek CCTV kantor! Aku bahkan langsung pulang ke penthouse karena kelelahan setelah bekerja."

"Selesaikan masalah ini secepat mungkin atau nanti akan bermasalah kemudian  hari."

Xenan tau akan hal itu, dan lebih menakutkan lagi jika nanti Zara melihat berita itu dan dirinya akan meninggalkan Xenan. Tidak! Itu adalah mimpi buruk! Jangan sampai itu terjadi!

Jari-jarinya mengetikkan pesan pada T untuk menyelesaikan masalah ini. Di sisi lain, Zara kini tengah duduk dengan T yang berada tepat di hadapannya.

Mereka tengah makan siang di cafe depan kampus Zara. Teo yang tampan dan Zara yang cantik jelas sangat menarik perhatian pengunjung lain juga para pekerja cafe. Jiwa mereka seolah tersedot oleh cahaya keduanya.

Teo memperlihatkan pesan yang di kirim Xenan pada Zara. Jelas saja itu menjadi pertanyaan untuk Zara.
"Kenapa?"

"Dia kayaknya di jebak Zar, gue akan cari tau dulu, jangan sampe lo salah paham."

"Maksud gue, kenapa lo kasih tau gue?"

"Loh? Bukannya kalian deket ya?"

"Biasa aja tuh, oh! Dia ngajak gue tunangan." Ucapnya dengan santai membuat Teo menggelengkan kepalanya.

"Ckckckck, ini CEO termuda yang jelas-jelas udah jadi miliarder Zar, tingkatannya beda dengan kita yang masih SMA."

"Gue kuliah."

"Tapi kita seumuran. Lo masih remaja."

"Tapi gue kaya."

"Gue juga kaya." Ucap Teo semakin terpancing akan ucapan Zara.

"Gue lebih kaya dari lo."

"Itu— kalo itu emang bener sih. Back to topic! lo gak tertarik gitu sama dia?"

"Tertarik."

"Serius Zar?"

"Hm, gue juga seneng pas dia ngajak gue tunangan."

"Lo seneng tapi muka lo datar-datar aja Zar. Gimana gue bedain lo seneng atau gak nya?!"

"Seneng banget waktu dia ngajakin gue tunangan!" Pekik Zara dengan riangnya hingga senyum manis pun menjadi penghias wajah cantik nya. Namun semua itu hilang dalam sekejap.

"Gitu kan?"

"Astaga— gue gak paham! gue gak paham sama tingkah lo Zara. Makin lama kok makin aneh."

Zara mengangkat bahunya acuh kemudian melihat ponsel yang sedari tadi di tatapnya. Tring! Sebuah pesan yang pastinya membuat Zara tersenyum lebar.

"Gue pergi dulu."

"Eh- eh, nebeng oyyy! gue balik sama siapa ini?!"

"Sendiri!" Teriak Zara yang masih terdengar oleh Teo membuat pemuda itu mendengus kesal.

Zara memasukkan ponselnya kemudian melangkah menuju parkiran dimana motornya berada. Seperti biasa, apa yang ia lakukan pasti membuatnya menjadi pusat perhatian. Zara sangat mencolok dengan motor hitam kesayangannya.

Ia pun bergegas pergi dari kampus menuju seseorang yang mengirimnya pesan tadi.

Jalanan panas di bawah terik matahari yang menyengat tidak membuat Zara mengeluh akan hal itu. Ia malah semakin bersemangat apalagi dengan sesuatu yang akan ia dapatkan nanti.

Itu dia! tempat yang akan ia tuju telah di depan mata, begitu pun seseorang yang berada di depannya seolah menunggu kehadiran Zara.

Orang itu melambaikan tangan saat tau Zara telah sampai. Wajah dengan penuh senyuman menyambut Zara kala ia turun dari motornya.

"Zar, ayo masuk! Gue yakin lo pasti suka."

"Okey."

~~~~~~

Tebak itu siapaaaa.... 😁

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang