-LP02|S2-

1.2K 124 45
                                    

Hari itu pun tiba, setelah menyelesaikan segala hal dalam pendaftarannya di sebuah Universitas terkenal, kini saatnya Zara menjadi pribadi yang baru.

Zara tengah bersiap menata rambutnya yang sengaja ia ikat secara ponytail. Walau terlihat biasa, namun wajahnya yang tak biasa dan pasti akan menarik perhatian orang lain adalah sebuah rencananya saat ini.

Zara dan Teo akan tinggal bersama di sebuah rumah yang memang sengaja mereka sewa untuk tugas kali ini. Ia turun seraya mengenakan sesuatu pada matanya.

Teo yang melihat Zara turun pun berhenti sejenak dari memasaknya kemudian menyapa Zara. "Morning honey."

"Morning."

Zara pun duduk di meja pantry yang tersedia di dapur mereka. Teo menggelengkan kepala akan misinya kali ini. Bukan, lebih tepatnya rencana Zara saat ini. "Zara, lo serius mau tampil begini?"

Teo lagi-lagi mengamati penampilan Zara dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tangannya pun menggaruk kasar kepalanya yang tak gatal. Ia sangat yakin jika sahabatnya ini benar-benar sudah menjadi gila.

"Gue males nyamar jadi cowok, males juga jadi nerd. Semua itu terlalu lambat untuk masalah kita. Gue yakin, dengan tampilan gue yang kayak gini akan jadi lebih bagus."

"Jadi—"

"Hm, inilah gue sekarang."

Teo menatap Zara dengan intens. Karena apa? Karena tampilan Zara kali ini jauh dari kata good girl. Lebih tepatnya, ia kali ini seperti bad girl yang jelas telah lama turun ke jalanan untuk tawuran.

Baju serba hitam dengan gelang dan kalung rantai yang tak kalah banyaknya dengan toko perhiasan. Jangan lupakan penutup mata yang hanya menutup sebelah mata kirinya saja. Itu bertujuan untuk menutup luka pada matanya. Tapi tenang, itu hanya sebuah tipu muslihat yang Zara gunakan.

Penutup mata bak seorang bajak laut dengan teknologi yang telah ia kembangkan. Jelas— alat itu bukan hanya sekedar penutup mata saja. Karena nyatanya, ada kamera kecil juga alat pendeteksi tubuh.

"Nih, sarapan dulu."

"Thank you... oh iya, motor gue udah dateng?"

"Udah tuh, di luar."

Zara menganggukkan kepalanya mengerti. Ia pun memulai sarapannya dengan Teo yang ikut bergabung menyantap makanannya.

"Gue selesai, oh iya, jangan lupa untuk terus cari info terbaru target."

"Sip!"

"Gue pergi."

"Eh- eh, Zar! Lo gak bakal cium gue dulu gitu?" Teriak Teo menggoda Zara.

"MIMPI!"

Teo tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Zara. Ia sudah menduganya. Teo pun kembali melanjutkan sarapan dengan senyum manis yang tak luntur dari bibirnya.

Beralih ke Zara, ia kini tengah membawa motor sport miliknya dengan kecepatan sedang. Ia sengaja memilih rumah yang kini mereka tempati karena berdekatan dengan rumah sang target.

Ia pun melihat sebuah mobil sport baru saja keluar dari sebuah mansion besar. Alat pendeteksi pun mulai bekerja kala Zara memencet tombol pada sisinya.

"Ternyata memang dia."

Ia terus menaikkan laju kecepatan pada motornya hingga melewati mobil si target. Jelas saja hal itu membuat Sang empunya mobil merasa tertantang.

Akhirnya, terjadilah aksi balapan dari kedua kendaraan tadi. Tak ada yang mau mengalah. Keduanya tersenyum senang karena memiliki lawan yang sepadan.

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang