-LP50|S2-

291 46 7
                                    

Zara menatap ke bawah dimana Arkan tengah menempel padanya. Ia mengangkat tangannya untuk mengacak surai hitam Arkan. "Lepas dulu."

"Gamau."

"Ihhh... lepas Arkan, temen gue liatin tuh."

"Oh?" Arkan pun menatap ke arah teman Zara yang masih menatap nya dengan berbinar.

"Hallo... gue temennya Zara, nama gue Karina, gue satu jurusan sama Zara."

Arkan menganggukkan kepalanya kemudian menjawab. "Arkan."

"Dingiiiiiin tipe cool kayak gini yang selalu gue idamkan. Omaygat... Beruntung banget sobat gue!!!" Batin nya berteriak kegirangan.

"Lepas dulu ih, gue mau duduk Arkan." Dengan pasrah, akhirnya ia pun melepaskan pelukannya dan menunggu Zara duduk. Tanpa menunggu lama, ia pun kembali memeluk Zara. Kali ini, ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Zara.

"Manja banget sih."

"Kangen tau. Udah hampir sebulan sejak gue keluar dari rumah sakit kita gak ketemu lagi."

"Hm... sorry ya... gue lagi banyak tugas. Lo tau kan gue lagi berusaha untuk bisa lulus secepatnya."

"Hm... dan gue ada sesuatu yang mau di omongin sama lo."

"Apa?"

"Nanti aja kalo kita di rumah. Mending kita makan dulu. Tuh, makanannya udah ada."

Mendengar itu, Zio langsung membantu Zara menyiapkan makanannya membuat Karina terpesona akan tingkah teman Arkan. "Gak masalah kah?"

Karina menepuk paha Zara kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga Zara. "Interaksi kalian itu— apa cowok lo gak marah kalo lo di perhatiin gitu sama temennya?"

"Aman."

"What??? kenapa bisa?"

Karina menggelengkan kepalanya tak mengerti akan tingkah Zara. Setelah mereka mendapatkan pesanannya masing-masing kemudian langsung memakannya. Sesekali, obrolan mereka buat.

"Kak Karina, gimana sama Kak Zara di tempat kuliahnya?"

Karina mengacungkan kedua jempol tangannya kemudian menjawab. "Dia lagi buat penelitian tentang virus gitu dan lagi berusaha buat obatnya. Asatagaaaaa... Profesor aja di buat bangga, apalagi gue sahabatnya."

"Serius kak?" Tanya Zio dengan semangat.

"Serius. Nih, liat." Karina mengeluarkan ponselnya memperlihatkan forum universitas mereka juga fakultas kedokterannya. Semua tak pernah jauh dari pembahasan dari mahasiswi bernama Ariezka. Ya, dia sangat terkenal akan kejeniusan serta paras cantiknya.

Karina terus sibuk mengobrol bersama Zio. Keduanya memuji bahkan selalu membicarakan kelebihan Zara.

"Zara, temen lo sejenis sama si Zio. Bawel."

"Hm, gapapa lah. Makan lagi nih."

"Males gue," ucapnya kemudian menyimpan sumpit di tangannya dan menatap Zara dengan puppy eyes nya "suapin ya."

Zara memutar bola matanya malas namun tak urung tangannya mengambil makanan Arkan dan menyiapkan pada adiknya itu.

Hega melihat sangat pacar yang kini tengah menatap interaksi Arkan dan Zara. Tatapan itu— seperti menahan rasa cemburu? Ahh- hahaha gak mungkin kan ya. "Sayang, kenapa?"

Mendengar panggilan itu, pacar Hega mengalihkan pandangannya dan tersenyum dengan manis seraya menjawab. "Gapapa kok, aku kaget aja liat kak Arkan bisa manja gitu sama perempuan."

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang