-LP15|S2-

1K 117 36
                                    

Siapa lagi kalau bukan Arkan, adik manjanya yang kini entah ada angin apa berencana mentraktir Zara sebuah skateboard baru. Gratis adalah pilihan yang tepat dalam hidup ini apalagi gratisnya di beliin skateboard. Langsung di embat tuh gratisan tanpa banyak basa-basi lagi.

Zara menggandeng lengan Arkan yang kini tengah membawanya masuk. Matanya menatap sekeliling dimana koleksi skateboard mahal terpajang di  setiap dinding toko. Matanya memancarkan kebahagiaan yang tiada tara.

"Ini beneran gratis, kan?"

"Iya gratis buat lo. Setelah keluar dari sini gue minta imbalannya hahaha." Jelas saja kalimat terakhir ia ungkapkan dalam hatinya.

Seorang Arkan traktir Zara? mana skateboard mahal lagi! sorry! itu bukan Arkan sekali.

Dalam kamus Arkan, "kakak akan selalu memberi pada adiknya dan adik akan selalu menerima tanpa memberi."

Hahahaha, jahat emang. Tapi Zara terima-terima aja tuh. Maka dari itu Arkan selalu memanfaatkannya selama ia menjadi adik Zara.

Ia melihat Zara yang kini tengah memeriksa detail pada skateboard pilihannya. Bisa Arkan yakini harganya di atas dua puluh juta. Ingin ia berteriak, "itu duit di injak-injak oyy!" tapi apalah daya saat seorang Zara yang menginginkannya.

"Kan, gue pilih yang ini ya." Ucap Zara seraya menunjukkan sebuah skateboard yang kini dalam pelukan nya.

Arkan menganggukkan kepala setuju pada Zara kemudian berjalan menuju kasir. "Berapa?"

"Tiga puluh lima juta kak." Ucap si kasir dengan nada tenang namun membuat Arkan shock setengah mati.

"TABUNGAN GUE!!!" Jerit Arkan dalam hati kemudian menatap kartu ATM dalam genggamannya.

"Zar, ini tabungan gue loh Zar, gila aja lo beli skateboard harganya mahal amat!"

"Ck, bayar aja dulu. Lagian lo kan banyak duit Kan."

"Astaga Zara, duit dari bokap gue simpen sebagian di mommy dan ini tabungan gue sendiri."

"Salah siapa mau traktir gue, ya pasti gue manfaatin lah. Dah, bayar!" Zara membalikkan tubuhnya memunggungi Arkan yang kini tengah menatap sendu kartu ATM di tangannya.

Setelah menyelesaikan pembayaran, Zara membonceng Arkan ke sebuah restoran Prancis. Restoran mewah dan pastinya mahal tak membuat Zara takut akan keluar banyak uang.

"Mau makan apa?"

"Terserah lo."

"Okey."

Zara memesan makanannya kemudian mengembalikan buku menu pada waiters tersebut. Matanya menatap sekitar yang ternyata bertatapan langsung dengan manik mata yang amat sangat di kenalnya.

"Daddy?"

"Ha?"

"Itu– daddy. Samperin?" Tanya Zara.

"Gak deh, kayaknya lagi ada urusan bisnis juga." Tolak Arkan yang masih murung karena ATM nya terkuras habis.

"Eh– tapi daddy kesini tuh."

Melihat Satria datang mendekat membuat Zara dan Arkan bangkit kemudian memeluk daddy mereka bersamaan.

"Daddy udah pulang dari Roma?"

"Hm... jam tujuh daddy baru sampai dan kalian pastinya sudah di sekolah. Ini daddy baru selesai meeting."

"Kalian makan berdua aja, Teo mana?" Tanya Satria seraya duduk di hadapan Arkan dan Zara.

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang