Acara terus berlanjut dengan meriahnya. Para tamu yang ikut berperan pun mengucapkan maaf dan selamat pada Xenan. Sang empunya nama? Hanya bisa menahan semua pertanyaan juga rasa kesal karena telah mendapat prank dari Zara yang ternyata kini telah menjadi istrinya, keluarga, juga para tamu yang hadir. Astaga— ini gila.
"Kamu hutang penjelasan padaku, baby."
"Hm... nanti aku jelasin."
Beberapa rombongan datang yang ternyata adalah sahabat Arkan, begitu pun sang adik yang ikut maju ke pelaminan dengan Aura di belakangnya.
"Kak— selamat ya." Zio yang hendak menyalami Zara pun langsung di cegah oleh Arkan. Ya, Arkan, bukan Xenan.
"Ck, lo kenapa sih Kan, udah nipu kita, sekarang lo gak bolehin gue salaman pula."
"Terserah gue. Jangan mau salaman sama mereka, bau."
"Sial!"
"Kurang asem!"
"Asemin!"
Decak ketiganya membuat Zara terkekeh geli. "Udah-udah, kalian makan dulu sana."
"Kita foto dulu dong kak, biar ada kenang-kenangan."
"Okey."
Zio dengan cepat berdiri di samping Zara yang langsung saja di tarik oleh Arkan. Mata tajam nya membuat Zio sedikit ketakutan juga merasa kesal. "Astaga, terus aja posesif, Jangan-jangan ntar pas malam pertama lo ikut juga." Dumel Zio dengan pelan namun masih terdengar oleh Arkan dan Xenan.
"Bener juga!" Pikir Arkan.
"Itu gak boleh terjadi!" Gumam Xenan kemudian menatap Zara sang istri cantiknya.
"Sayang, gimana kalo kita ke kamar sekarang?"
"Loh? kenapa? kan masih ada tamu."
"Aku capek sayang, apalagi dengan semua kejahilan kamu dan Arkan. Ya— please."
Jam menunjukkan pukul 22.35, Xenan bangkit untuk permisi pada kedua orang tuanya.
"Iya, biar para tamu kita yang handle."
"Jangan terlalu capek ya."
Jawaban ambigu dari ayah Xenan membuatnya tersipu malu. Astaga— apakah benar dirinya sudah memiliki Zara sepenuhnya? Yes!
Xenan meninggalkan tempat duduk para orang tuanya kemudian berjalan kembali menuju Zara.
"Ayo, sayang."
Melihat Zara dan Xenan pergi, membuat Arkan hendak mengikuti mereka. Tapi, semua itu di hentikan oleh Aura yang kini menggenggam tangannya erat.
"Arkan, aku mau pulang aja."
Astaga, ia bahkan lupa jika wanita yang kini berstatus menjadi pacarnya itu ada di sini. "Yaudah gue anter."
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST PRINCESS
NouvellesTugasnya sebagai penerus keluarga membuat Ariezka Zara Satria terus meluncurkan tembakannya. Dalam menjalankan setiap misi, ia akan teringat akan senyum adiknya yang menyebalkan. Walau mereka selalu bertengkar layaknya kucing dan anjing. Tapi janga...