-LP39|S2-

719 77 27
                                    

Xenan mendekatkan wajahnya hingga kini berada tepat di hadapan Zara. Manik mata mereka saling menyelami memberikan kehangatan juga rasa cinta yang mereka rasakan.

"Baby— boleh, aku—"

Zara mengangguk sebagai jawaban dengan rona merah di pipinya. Seorang Zara yang dingin juga kejam bisa memerah karena rasa malu? ini sebuah keajaiban, hahahaha.

Benda kenyal nan hangat itu pun mulai menemukan kenyamanannya. Zara perlahan memberi akses pada Xenan untuk memberikan kepuasan pada bibirnya. Ya— perlahan namun pasti, keduanya saling memadu kasih dengan mencecap rasa satu sama lain.

Tangan Xenan mulai merambat menyentuh bahu, lengan hingga perut Zara. Dengan perlahan, ia mengangkat baju yang di kenakan Zara hingga memperlihatkan kulit putih bersih milik istrinya.

Tatapan mata Xenan pun tiba-tiba saja terpaku. Namun, elusan pada pipinya membuat Xenan kembali sadar dan melanjutkan aksinya. "Baby— apa kamu sudah menunggunya?"

"No— but, i know you want it."

"Baiklah."

Remasan yang di berikan Xenan mampu membuat Zara mendesah tertahan. Ini sungguh gila! Beberapa kali Xenan melabuhkan kecupan singkat pada leher atau pipinya membuat Zara semakin kelabakan menahan hasrat.

Xenan bangkit seraya membuka baju miliknya. Kulit bersih dengan dada bidang yang membuatnya terlihat makin memesona. Di tambah ada kabut gairah yang kini meliputi tatapan matanya pada Zara. "Baby—"

"Baby—" lumatan yang semula terasa lembut kini semakin meningkat dengan gairah yang memicunya. Hingga, tanpa sadar— mereka pun telah telanjang bulat. Xenan mengamati pahatan indah pada lekuk tubuh Zara yang menggiurkan. Begitu pun Zara, ia dengan susah payah meneguk ludahnya saat melihat benda perkasa yang kini telah berdiri tegak dan menempel pada perutnya.

"Gio, ini—"

"Bagaimana? apakah kamu suka?" Tanya Xenan dengan seringai nakal yang membuat Zara malu melihatnya.

"Apakah akan masuk?" Akhirnya pertanyaan itu pun keluar membuat Xenan tertawa terbahak-bahak namun dengan cepat meredakannya.

"Hahahahaha... bagaimana kalau kita buktikan?"

"Sayang— aku malu." Kedua tangan Zara pun menutup wajahnya berusaha menghilangkan rona merah yang ia rasa tengah membakar wajahnya saat ini.

"Gak perlu malu baby." Xenan kembali melabuhkan kecupannya yang kian bergairah. Sungguh, ia tak sanggup lagi menahannya.

"Baby— aku mulai ya."

Zara menganggukkan kepala sebagai jawaban membuat Xenan bahagia.

Keduanya saling melepas hasrat masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya saling melepas hasrat masing-masing. Kamar yang penuh dengan desahan juga erangan nikmat membuat mereka semakin menggila.

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang