-LP06-

2.4K 197 18
                                    

Bisik-bisik terdengar di seluruh penjuru kantin. Bagaimana tidak? Arkan si most wanted kelas satu yang banyak di gemari para siswi itu kini tengah duduk berdampingan dengan seorang gadis yang teramat cantik. Paras cantik itu membuat semua siswa terpana. Dan hal itu membuat para siswi gemas menggigit jari ingin menjadi Zara. Ada pun dari mereka yang mengumpat kesal karena bukan dirinya yang kini berada di samping Arkan.

Begitu banyak omongan tak berfaedah yang membuat Zara kembali memakai headphone nya. Arkan tau akan tabiat sang kakak yang sangat benci kebisingan.

Zara pun mengeluarkan ponsel dan mulai mendengarkan lagu favorite nya. Arkan menggelengkan kepalanya kemudian mengacak gemas rambut belakang Zara dan bangkit untuk memesan makanan.

Ia melangkah dengan pasti, dengan ekspresi dingin yang bahkan tak melunturkan sedikitpun aura ketampanannya. Para sahabat Arkan yang sedari tadi berdiri tak jauh dari pintu masuk kantin pun hanya bisa menahan diri untuk tak bertanya pun akhirnya dengan cepat berlari mendekat ke arah Arkan dengan segala macam pertanyaan yang sedari tadi mereka pendam dalam hati.

"Gila!!! Lo kenal dia?"

"Cantik banget Kan, kenalin dong!"

"Lo siapanya dia Kan?"

"Dia tinggal dimana?"

"Kasih gue nomer teleponnya dong, lo punya kan?"

"Kan, jawab!!!" Ucap mereka di akhir dengan serempak membuat beberapa siswa sekitarnya menutup telinga karena suara teriakan mereka.

Arkan hanya mendengus tak suka akan sikap mereka pada kakaknya. Apalagi hanya karena melihat fisik Zara. NO!

Akhirnya, pemuda itu pun hanya mengedikkan bahunya dengan acuh tanpa menjawab salah satu pertanyaan dari para sahabatnya.

Ia menuju stand nasi goreng dan memesan dua porsi beserta minumnya. Kemudian, ia pun kembali ke tempat duduk dimana Zara tengah menunggu nya. Namun  yang berbeda kali ini, dirinya di ikuti para Sahabat gilanya yang kini tengah mengekor di belakang.

Mereka penasaran akan sosok Zara!

Sesampainya di meja, Arkan kembali duduk di samping Zara. Dengan santai, ia menyandarkan kepalanya pada bahu Zara membuat sahabatnya menganga lebar tak percaya.

Zara mengelus kepala Arkan tanpa mau tau reaksi sekitarnya. Kemudian, matanya menatap ke arah depan dimana ada tiga laki-laki yang kini tengah berdiri tepat di hadapannya.

Gadis cantik itu memiringkan kepalanya. Dan seolah mengerti akan apa yang di maksud oleh Zara, Zio langsung memperkenalkan dirinya.

"Halo kak, pasti bingung ya, aku Zio sahabatnya Arkan." Zara mengangguk sebagai jawaban.

"Gu- eh, saya Ezar sahabatnya Arkan."

"Kalau aku Hega, salam kenal kak....?"

"Ariezka."

Zara menundukkan kepalanya untuk melihat Arkan. Ternyata, adiknya itu tengah memejamkan mata.

"Kenapa?"

"Pusing."

"Makan dulu, nanti kita ke UKS ya." Suara lembut Zara membuat para sahabat Arkan menggigit bibirnya gemas.

"Gila si Arkan! Perasaan tadi baik-baik aja deh."

"Tipu muslihat bro! Lo bodo, gitu aja gak tau."

Bisik mereka yang tak di hiraukan oleh Arkan dan Zara. Karena rasa penasarannya tengah memuncak, akhirnya Zio memberanikan diri untuk bertanya pada Zara.

"Btw nih kak, em... maaf ya, kakak siapanya Arkan?"

"Pacar."

Jawabnya dengan cepat tanpa basa-basi yang langsung membuat mereka merasa patah hati seketika. Arkan yang mendengar itu pun hanya mengerutkan keningnya tak mengerti, namun ia akan bertanya di rumah nanti alasan mengapa kakaknya mengaku sebagai pacar.

Arkan dan Zara pun kembali melahap makananya tanpa peduli akan nasib ketiga sahabat Arkan.

~~~~~

Di sebuah gedung pencakar langit, seorang pria dengan tubuh tegap, rahang kokoh serta mata tajamnya itu kini tengah membaca sebuah informasi yang baru saja ia dapatkan dari anak buahnya.

Dia adalah Xenan Gio Macmilan.  Seorang pengusaha muda berusia 23 tahun yang kini tengah memegang beberapa perusahaan di bidang pertambangan dan juga textile.

Xenan memerintahkan anak buahnya untuk mencari informasi seorang gadis. Ya, gadis ber-skateboard yang baru pertama kali ini menarik perhatiannya hingga banyangan itu selalu terputar di otaknya.

Nama : Ariezka Zara S
Lahir  : 26 Desember 2003
Umur : 17 tahun
Pendidikan : Sekolah Menengah Atas, Azfary International School.
Alamat : tidak dapat di temukan
....

....

....

Namun, informasi yang ia dapat sangatlah kurang. Bukan ini yang ia mau.

"Kenapa hanya ini?"

"Maaf bos, tapi nona ini sangat sulit untuk di lacak. Bahkan kami sempat kesusahan untuk mendapat informasi sekolahnya."

"Cari lebih lengkap lagi. Dan saya ingin malam ini juga ada di tanganku." Titahnya dengan tegas tak ingin mendapat bantahan sedikitpun.

"Baik Bos."

Pria itu mempersilahkan nya untuk keluar. Ia menatap foto cantik yang kini tengah berada di layar komputernya.

"Cantik."

Cetusnya tanpa disadari membuat ia tertegun sendiri akan apa yang ia ucapkan. Ia terkekeh kala dirinya merasa konyol dengan sikapnya.

Tangannya memencet tombol merah untuk melakukan sebuah panggilan cepat.

"Ke ruangan saya, sekarang."

"Baik, Pak." Jawab seseorang dari sebrang sana.

Pintu di ketuk dan menampilkan sosok wanita cantik dengan tinggi semampai. Rambut bergelombang yang indah dengan wajah datar namun penuh tata krama itu pun kini membungkuk di hadapan pria itu.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

"Hm, apakah undangan dari Azfary International School masih berlaku?"

"Ya pak, anda akan mengisi acara untuk memberi motivasi yang selalu anda lakukan setiap tahunnya. Begitupun dengan kegiatan yang wajib anda lakukan di waktu tersebut. Adanya meeting dengan Okirawa Jetsen dari perusahaan Furniture—"

"Tolak itu. Saya akan datang ke Azfary International School."

"Mohon maaf Pak, tapi–"

"Saya bos disini jika kamu lupa, Andana."

"Baik Pak, mohon maaf atas kelancangan saya. Saya akan buatkan jadwalnya."

"Oke, silahkan." Sang sekretaris pun akhirnya keluar untuk mengatur jadwal sang atasan.

Xenan berputar di atas kursi kebangsaannya dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya.

"Aku akan sangat menantikan pertemuan kita."

Namun, dibalik pintu, Andana hanya bisa mengatur nafasnya untuk tidak berteriak karena frustasi akan tingkah bosnya itu.

"Berikanlah keajaiban untuk atasan saya Tuhan. Saya mohon." Hal itu hanya ia ucapkan dalam hati. Mana berani ia berteriak memohon kala orang yang di maksudkan dalam do'anya itu adalah sang bos.

~~~~~

Comeback!!!!

Vote comment nya yukkk aku tunggu.

Up part selanjutnya mau scene siapa nih???

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang