-LP05-

2.3K 207 7
                                    

Gerbang tinggi nan mewah kini tepat di hadapannya. Beberapa siswa-siswi berlari kecil karena tau saat waktu sebentar lagi menunjukkan pukul 07.30, dan itu waktunya bel masuk sekolah berbunyi.

Zara kembali menggunakan skateboard nya membuat perhatian sekitar tertuju padanya. Wajah cantik dengan style yang sangat tak biasa itu membuat mereka sulit mengalihkan pandangan darinya.

Roda kecil yang terus berputar mengikuti arus kecepatan papan berjalan yang kini melaju ke arah ruang kepala sekolah.

Angin berhembus menerbangkan helaian rambut yang terurai bebas. Matanya menatap sekitar dan sesekali kaki jenjangnya itu menapakkan kakinya untuk menambah laju kecepatan.

"Ternyata besar juga sekolahnya." Gumam Zara saat merasa jarak yang ia tempuh dari gerbang menuju ruang kepala sekolah itu sangatlah jauh.

Namun, gerakannya mulai perlahan kemudian terhenti kala mata indahnya menatap papan bertuliskan Ruang Kepala Sekolah.

Ketukan pintu ia bunyikan hingga seseorang di dalam sana menyahut nya dan menyuruh ia untuk masuk.

"Masuk."

Zara membuka pintu nya perlahan, "selamat pagi, Pak."

"Pagi, silahkan duduk."

"Terima kasih."

Sang kepala sekolah menatap penampilan Zara dari atas hingga bawah. Tatapan yang menurutnya sangat tidak sopan.

"Ada apa ya pak?"

"Ah? tidak ada apa-apa, nama kamu Ariezka Zara S? "

"Betul."

"Untuk data-datanya sudah lengkap, ini saya berikan buku panduan tentang tata krama sekolah ini dan ini daftar buku yang harus kamu ambil di perpustakaan."

"Baik pak."

"Yasudah, mari saya antar ke kelas kamu."

Zara hanya mengangguk setuju kemudian bangkit dari duduknya.

Kepala sekolah menuntun jalannya terlebih dahulu dan memasuki sebuah lift. Tombol angka 3 pun ia tekan, dan tak lama kemudian kami pun sampai.

XI IPA 2, "ini kelas kamu." Mendengar hal itu, Zara pun hanya mengangguk mengiyakan.

Ia menatap kelasnya dengan tatapan datar. "Hufffttt... mari kita mulai." Batinnya kala seorang guru perempuan mempersilahkan nya untuk masuk kelas.

"Perhatian semuanya, kelas kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan diri."

Zara hanya mengangguk kemudian menatap para siswa lain datar. "Nama Ariezka Zara S."

"Sudah?"

Zara kembali menganggukkan kepala saat guru hendak mempersilahkan, namun niatnya ia urungkan kala beberapa orang siswa mengangkat tangannya dengan antusias.

"Bu, kasih kita kesempatan dong bu."

"Riz, kenapa pindah sekolah kesini?"

"Riz, udah punya pacar belum?"

"Riz—"

"Sudah! biar dia jawab satu-persatu. Silahkan jawab Ariezka."

"Sumpah! Harus dijawab kah pertanyaan tak bermutu seperti itu." Batinnya mendengus kesal.

"Karena ingin?" Jawabnya sedikit tidak yakin. Namun, hanya itulah yang terlintas di pikirannya.

Beda lagi dengan kelas Arkan yang kini sangat bising karena keadaan kelas tanpa guru. Sebagian para murid tengah bermain game ataupun bergosip ria. Ada pula dari mereka yang melanjutkan tidurnya karena kantuk melanda.

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang