-LP24-

1.7K 162 19
                                    

Zara masih menerka siapa lelaki yang dengan berani memeluk nya di depan umum seperti ini. Namun, saat suara lelaki itu terdengar, Zara pun mematung tak percaya.

"Xenan?"

"Hallo Zara, ini aku, maaf aku lancang memeluk kamu dan aku akui jika aku merindukanmu. Kamu baik-baik aja kan?" Dekap nya yang semakin erat.

"Hmm... Aku baik-baik aja. Kenapa kamu ada disini?"

"Jemput kamu."

"Tapi aku bawa motor." Sanggah Zara membuat Xenan melepas pelukannya dan membuat Zara bisa berbalik menatap ke arah Xenan.

"Tinggalin aja di sini, ya? biar nanti anak buahku yang urus motor kamu."

"No! Itu motor kesayangan aku."

"Please... aku ingin bawa kamu ke suatu tempat."

"Aku akan ikutin kamu dari belakang. Gimana?"

"Tapi—"

"Iya, atau tidak sama sekali." Ancam Zara yang akhirnya membuat Xenan mendesah pasrah.

"Okey."

Zara mulai menggulung rambut panjangnya kemudian memasang helm full face yang selalu ia pakai. Hal tersebut tentu saja Xenan rekam dalam ingatannya.

Ia sungguh terpesona pada Zara. Dia adalah wanita idaman yang sangat sulit di dapatkan.

"Kok masih di sini?"

"Gimana kalau aku naik motor sama kamu."

"No!"

"Ayolah... biar aku yang bawa motornya. Okey?"

"Helm?"

"Kita bisa beli dulu, nanti."

"Aku yang bawa motor." Ucap Zara dengan tegas membuat Xenan akhirnya pasrah duduk di belakang Zara.

Sebelumnya Xenan meminta waktu pada Zara untuk menyuruh salah satu anak buahnya membawa mobil yang ia pakai.

"Ayo, jalan."

"Kemana?"

"Ke toko helm terlebih dahulu."

Mendengar itu, Zara pun mulai menyalakan motor sport miliknya dan dengan cepat melajukan motornya membelah jalanan yang terlihat lenggang.

Xenan memeluk Zara dengan alasan ia takut kecepatan. Namun sungguh bukan hal itu lah yang menjadi pemacu nya. Ia hanya ingin memeluk Zara saja.

Ia sangat terpukau akan keahlian Zara dalam membawa motor. Hingga akhirnya, mereka pun sampai di sebuah toko khusus helm. Xenan tak membuang waktu banyak untuk hanya memilih sebuah helm. Pilihannya jatuh pada helm full face hitam metallic dengan garis merah di setiap sampingnya.

"Ayo kita pergi."

"Aku harus ganti baju." Ucap Zara membuat Xenan menatap penampilan Zara dari atas hingga bawah.

"Kamu sudah cantik hanya dengan itu."

"Tapi aku butuh kaos. Seragam ini sungguh tidak nyaman jika di pakai terlalu lama." Keluhan Zara yang tanpa sadar memperlihatkan wajah menggemaskan miliknya. Xenan tersipu dan sedikit salah tingkah. Akhirnya ia pun menuruti Zara untuk membeli apa yang gadisnya inginkan.

"Okey, kita beli baju dulu."

Xenan menaiki motor Zara dan mengambil alih kemudi nya. Zara pun hanya bisa pasrah dengan apa maunya Xenan.

Mereka kembali menulusuri jalan untuk mencari baju yang Zara inginkan. Layaknya sepasang kekasih, keduanya memasuki toko baju dengan Xenan menggenggam tangan Zara. Zara yang sadar akan posisi mereka saat ini ingin melepasnya. Namun, apalah daya kala Xenan menatap ke arahnya dengan wajah memelas serta genggaman tangannya yang semakin kuat.

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang