-LP14-

2K 157 24
                                    

Kini, mereka berempat tengah berkumpul di sebuah kamar hotel yang luas. Dua laki-laki dan dua perempuan termasuk Zara. Mereka saling tertawa dan berbagi cerita. Tak hanya itu, mereka pun tak segan mengejek dan memberikan pukulan kala mereka kalah dalam sebuah permainan.

Hingga, "gimana kalau hukuman nya di ubah?" tawar salah satu lelaki bernama Denis.

"Hm?" Seolah ada alarm tanda bahaya yang kini berbunyi di dalam otaknya. Zara sedikit was-was akan apa yang mereka lakukan selanjutnya. Ia tak boleh gegabah.

"Gimana hukumannya?" Tanya Alexa dengan sebelah alis yang terangkat ke atas.

"Yang kalah harus buka baju sampai permainan berakhir."

"SHIT!" Maki Zara dalam hati namun tetap menampilkan wajah polosnya.

"Gimana Zara? Kamu setuju?"

"Jadi, aku harus buka baju kalau kalah?"

"Yup! Tapi tidak sekaligus, nanti jika saat bermain kamu kalah, buka bajumu terlebih dahulu. Jika kalah lagi, buka juga dalamanmu dan itu dilakukan seterusnya juga berlaku untuk semua pemain."

"Bukankah itu sangat memalukan?" Tanya Zara sedikit menunduk seraya meremat kedua tangannya. Dalam pandangan mereka, Zara terlihat sangat polos dan pemalu. Namun, yang sebenarnya adalah ia tengah menahan emosi yang siap meledak kapan saja.

"Kamu tenang saja Zara, kita tidak akan macam-macam, ini hanya sebuah permainan."

"Em... okey."

Suara Teo kembali terdengar lagi, "hati-hati Zara, mereka licik." Zara menganggukkan kepala mengerti. Ia yakin Teo kini tengah mengawasinya di balik CCTV ruangan ini. Setidaknya ia akan merasa aman jika ada Teo.

Permainan kartu di mulai.

Zara meringis kala mendapatkan kartu jelek yang pastinya akan mudah terkalahkan. Ia menatap ke arah Denis dan Jonathan dengan mata berkaca-kaca.

"Aku... kenapa bisa dapat kartu sejelek ini... hikss... hikss...." Tangis Zara dibuat-buat membuat mereka tertawa terpingkal-pingkal.

"Ingat baby, your punishment."

Zara pun dengan perlahan membuka pakaian yang ia kenakan sekarang. "Loh? Kok?" tanya mereka terkejut kala Zara melepasnya.

"Jaket juga termasuk pakaian yang aku gunakan kan?"

"Hah? Oh... i– iya." Mereka saling memandang seolah menyiratkan sebuah pesan dalam tatapannya.

"Okey kita lanjut."

Mereka bermain kembali, suasana penuh ketegangan yang di rasa oleh Zara berbeda dengan tiga orang lainnya. mereka menyeringai di balik kartu yang kini tengah mereka pegang.

"Hufftt... kalah lagi." Keluh Zara membuat ketiganya semakin tersenyum puas.

"Hukumannya sayang...." Ucap Alexa yang akhirnya mau tak mau Zara kembali membuka bajunya.

Namun, mereka kembali merasa geram kala baju yang di gunakan Zara berlapis-lapis.

"Baju panjang lagi?" Tanya Jonathan yang tak kuasa menahan rasa geramnya.

"Iya, hehehe Zara gak tahan dingin, suka alergi... makanya banyak pakai baju panjang dan tebal kalau ke luar negeri. Gapapa kan? Zara tetep buka baju kok sesuai peraturan permainan ini."

Mereka hanya bisa menganggukkan kepala namun raut wajahnya terlihat masam.

"Astaga... jangan sampe gue kalah yang ketiga kalinya." Batin Zara dengan harap-harap cemas menatap kartu yang kini baru saja di berikan padanya.

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang