-LP28|S2-

708 91 31
                                    

Setelah membuat kegemparan di kantor milik tunangannya. Zara masih santai berjalan dengan Xenan yang berada di sampingnya. Hal itu tak luput dari tatapan para karyawan yang terus berspekulasi akan siapa yang berjalan bersama bosnya itu.

Ruangan terbuka membuat Zara pun berlari dan langsung duduk di sofa yang telah di sediakan. Xenan mendekat kemudian mengecup kening Zara dengan lembut. "Capek, hm?"

"Iya, aku baru selesai penelitian hari ini."

"Oh iya?"

"Hm... tapi aku yakin itu akan berguna."

"Good, gadisku memang jenius." Elusan yang Xenan berikan membuat Zara terasa nyaman. Akhirnya ia pun menyandarkan kepalanya pada bahu Xenan membuat sang empunya tersenyum manis menatap tunangan cantik yang jelas akan menjadi istrinya suatu hari nanti.

"Makan dulu, kamu juga pasti laper kan?"

"Hmm... laper banget."

"Mau aku suapin?"

Zara menganggukkan kepala semangat membuat Xenan terkekeh merasa gemas. Mereka pun memakan makan siang yang telah di beli Zara sebelum ke kantor Xenan.

Tak lama dari itu, ponsel Zara bergetar menampilkan sebuah nama.

"Halo?"

"Lo dimana?"

"Kantor."

"Kantor siapa?"

"Xenan. Ada apa?"

"Zar— ini darurat!"

"Apaan sih?"

"Pokoknya lo harus siapin mental, lo harus turuti ucapan gue."

"Apa?"

"....."

Sebelumnya, Teo tengah menjalankan misi seperti biasa, walau kali ini ia tidak satu tim dengan Zara. Namun, pria itu tetap melakukan yang terbaik saat misi berlangsung dengan tim lainnya.

Beberapa kali ia mencoba menerobos masuk ke server sebuah perusahaan yang akan menjadi targetnya. Perusahaan yang hanya menjadi kedok dari transaksi serta pembuatan senjata ilegal yang mereka lakukan membuat ia harus menyelesaikan misi ini dengan cepat agar dirinya bisa bersantai seperti biasa.

Berulang kali Teo hampir terkecoh dan masuk perangkap mereka. Tapi sayang, perangkap itu masih bisa di lewatinya.

Ia terus fokus hingga suara alarm yang tiba-tiba menyala dengan fokus sebuah lampu sorot yang tepat mengarah padanya.

"Sial!"

Teo segera berlari dengan cepat. Tak lupa ia membawa laptop sang belahan jiwa serta peralatan lainnya. Dengan tergesa-gesa, ia merapikan bagian dalam tas tanpa di sleting kan.

Beberapa lorong telah ia lalui dengan satu tangan yang masih standby menari di atas keyboard laptop dengan tampilan angka dan huruf yang acak. Ia sesekali menatap ke arah belakang untuk melihat situasinya.

Namun naas, kabel yang sebelumnya telah ia masukkan pada tas keluar begitu saja membuat langkah kakinya terganggu.

Brughhhh, suara jatuhan yang begitu keras pun tak dapat terelakkan lagi.

Teo dengan segera menelpon Zara... "pokoknya lo harus siapin mental, lo harus turuti ucapan gue."

"Laptop gue rusak Zara!!! Beliin yang baru!!!" Teriaknya dengan jeritan rasa frustasi akan apa yang di alaminya saat ini. Parahnya— laptop pemberian Zara yang telah ia setting sedemikian rupa dengan banyaknya perangkat lunak ciptaannya sendiri patah begitu saja membuat ia sangat— sangat!!! Tidak terima.

"Zar... laptop gue patah."

"Lari!" Teriak Zara yang akhirnya membuat Teo sadar kembali. Ia mengambil potongan laptopnya kemudian berlari kembali menuju mobil yang ia bawa.

"Zar..." lirih nya dengan tangis yang tertahan.

"Misi lo udah selesai?"

"Belum."

"Selesaikan." Mendengar itu, Zara pun akhirnya menutup panggilan dari Teo membuat remaja lelaki itu pun akhirnya dengan pasrah mengambil laptop cadangan miliknya walau tak secanggih laptop sebelumnya.

Kembali ke kantor Xenan. Pria yang kini tengah melepas jas serta melipat lengan kemejanya pun kini menatap ke arah Zara dengan pandangan penuh tanya.

"Siapa?"

"Teo."

"Ohh, sahabat kamu itu?"

"Iya. Ayo kita makan."

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Dia di kejar preman dan sayangnya laptop kesayangan dia jatuh hingga patah."

"Sebegitu pentingnya? sampai menelpon kamu?"

"Sangat penting untuk Teo."

Xenan pun hanya mengangguk tak ingin membahas pria lain dengan Zara. Ia kembali menyuapkan makanan yang ada di tangannya pada Zara membuat gadis cantik itu tersenyum sumringah. "Enak."

"Makasih sayang." Xenan berkata dengan penuh ketulusan dan rasa sayangnya pada Zara.

"Untuk apa?" Ucap Zara penuh tanya.

"Untuk makanannya, dan untuk— datang kesini menemuiku."

"Itu bukan masalah besar, aku ingin bertemu dan sekarang— kamu juga harus makan, sini aku suapin."

Mereka makan hingga hidangan yang tersedia pun habis di lahap mereka berdua. Kini, Xenan tengah memeluk Zara yang masih duduk di sampingnya. Beberapa kali, bibir nakalnya itu mengecup puncak kepala, kening, hingga pipi Zara membuat sangat empunya merasa gemas.

"Gio, kamu udah selesai kerjanya?" Tanya Zara santai namun penuh akan perhatian.

"Belum."

"Selesaikan dulu, setelah itu kita jalan-jalan?"

"Kita pergi sekarang juga, gimana?"

"Kerjaan kamu?"

"Ada asisten ku. Ayo." Ajak Xenan kemudian menggenggam tangan Zara dengan erat namun penuh kehangatan.

Zara yang di ajak pun hanya bisa pasrah akan apa yang di lakukan Xenan. "Gio—"

"Ya?"

"Emm... tangan kamu?"

Keduanya melihat ke arah dimana tangan mereka saling bertautan. "Aku gak mau menyembunyikan hubungan kita. Biarkan mereka membicarakan kita semaunya."

"Tapi, ini kantor."

"Aku bos nya. Mereka gak berhak untuk mengkritik aku yang berjalan dengan tunanganku."

Pintu lift terbuka membuat mereka kembali menjadi titik fokus setiap tatapan mata karyawan. Bisik-bisik yang terdengar bahwa mereka sangat serasi bahkan ada yang tak percaya akan apa yang di lihatnya saat ini. Dan banyak lagi.

"Kita akan kemana?"

"Pantai?"

Zara mengangguk setuju. Xenan mengambil alih kemudi yang telah di siapkan asistennya. Namun sebelum itu, dengan gentle ia membuka pintu mobilnya untuk Zara. "Silahkan tuan putri."

"Terima kasih."

Setelah itu, Xenan pun ikut memasuki mobilnya dan mulai melaju meninggalkan kantor. Kepergian mereka membuat banyaknya mulut semakin membicarakan mereka. Bahkan ada dari mereka yang berani memposting dengan caption yang sangat menjengkelkan.

"Apakah dia salah satu wanita simpanan dari pemimpin kita?"

Terpampang jelas foto keduanya yang tengah bergandengan tangan itu keluar dari lift. Ia bahkan tak tau apa jadinya jika postingan ini di lihat oleh Xenan dan Zara. Kita nantikan.

~~~~~

Maafkan aku yang baru bisa UPDATE 😭😭😭

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang