-LP08-

2.3K 196 65
                                    

Suasana damai di sebuah kamar bernuansa hitam putih kini terusik oleh suara Arkan yang tiba-tiba saja masuk ke dalamnya. Zara yang tadinya akan membuka baju langsung di urungkan dan menatap Arkan dengan kesal.

"Kak, gue butuh penjelasan lo."

"Soal apa?"

"Pacar. Apa maksud lo?"

"Hm... itu rahasia, pokonya lo ikutin aja permainan gue."

"Tapi kak, kalo gue mau dapet cewek gimana?"

"Tahan dulu, sampai kenaikan kelas, oke? gue janji bakal selesaikan masalahnya."

"Misi lo?"

"Hm..." Zara mendekati Arkan yang kini tengah menundukkan kepalanya. Ia sungguh merasa lemah sebagai adik laki-laki Zara karena tak bisa sehebat Zara.

Walau kakaknya itu perempuan, bisa di pastikan bahwa kemampuan bertarung Zara 10x lipat lebih hebat darinya. Pantas saja sang daddy mewariskan dunianya pada Zara.

Elusan mulai terasa pada puncak kepala Arkan membuat pemuda itu mendongak menatap dengan jelas bola mata kakaknya. Senyum pun terhias di wajah cantiknya membuat Arkan ikut tersenyum.

"Gak usah pikirin itu, lo tau gue kan? The Last Princess. Dan gue bakal buktiin bahwa itu bukan hanya sekedar nama buat gue."

Arkan memeluk Zara dengan erat, Zara pun membalas pelukannya di tambah tepukan kecil pada punggung Arkan.

"Gue akan selamat di setiap misi, karena apa? Karena gue masih ingin kembali berkumpul sama kalian. Gue akan tetap berusaha bertahan hidup apapun caranya."

"Hmm... lo harus buktiin itu, gue gak mau kehilangan lo Zar."

"Iya iya, adek gue bawel banget sih." Arkan mendengus kesal kala Zara merusak moment haru mereka. Ia pun melepas pelukannya kemudian menggelitiki Zara hingga puas.

Suara tawa pecah dari keduanya membuat suasana menjadi semakin menghangat.

~~~~~

Keesokan harinya, seorang pria tampan dengan setelan jas formal kini tengah bersiap menuju tempat tujuan utamanya hari ini. Ia sudah sangat tak sabar akan hal yang ia tunggu-tunggu. Ya, itu adalah waktu kunjungannya ke Azfary International School dimana gadis itu berada.

"Pak, ini yang harus di tandatangani." Andana menyodorkan sebuah berkas perjanjian dengan perusahaan lain. Dengan segera ia bubuhkan tanda tangan beserta cap nya setelah membaca isi perjanjian itu dengan teliti.

"Jadwal?"

"25 menit lagi acara janji dengan School Azfary International akan dimulai."

"Hm, jarak dari sini tidak terlalu jauh. Aku akan berangkat sekarang."

"Biar saya antar, Pak." Tawar Andana yang memang selalu mengikuti Xenan pada setiap pertemuan.

"Saya akan pergi sendiri." Tak ada yang bisa membantah keinginan bos nya ini.

Akhirnya, Xenan pun bangkit dari duduknya dan mulai melangkah pergi meninggalkan ruangan kerja miliknya.

Dalam otaknya, ia akan terus menyusun beberapa strategi yang pas untuk bisa bertemu dengan gadis cantik itu.

Jalanan padat Ibu Kota membuat Xenan mendengus kesal. Namun, senyum ceria kembali terbit kala sebuah gerbang tinggi bertuliskan Azfary International School sedikit lagi tepat di hadapannya.

Senyumnya terus berkembang. Dengan segera, ia meng klakson mobilnya membuat seorang satpam datang menghampiri.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?"

LAST PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang