Bab 11 - Sangat Dekat

1.8K 197 7
                                    

Lyn menghela napas berat. Dengan segala pertimbangan, Lyn akhirnya menekan bel di hadapannya.

Ting~ Tong~

Ting~ Tong~

Beberapa saat kemudian, pintu di hadapannya terbuka. Menampilkan seorang wanita paruh baya bertubuh agak gembul tapi berpakaian modis. Wanita itu tersenyum cerah begitu menyadari bahwa Lyn lah yang kini berdiri di hadapannya.

"Good afternoon, aunty Lina. Apa kabar?" sapa Lyn ramah.

"Good afternoon too, Lyn. Kabar baik. Bagaimana denganmu?" balas Lina begitu antusias.

"Saya baik, aunty. Oh ya, apa uncle Liem ada di rumah?" tanya Lyn seraya tersenyum.

"Uncle Liem masih di kantor, Lyn. Tapi, sebentar lagi pulang kok. Ayo masuk dulu, kenapa kita malah ngobrol di pintu begini sih," ujar Lina merasa konyol. Dia yang merupakan nyonya di rumah ini merangkul Lyn masuk.

Lyn mengikuti sembari tersenyum canggung.

"Duduk dulu. Biar aunty buatkan kamu minum. Oh ya, Lyn. Kamu mau minum apa?" Lina menawarkan. Tapi, Lyn menggeleng.

"Tidak usah repot-repot, aunty. Lyn tidak haus kok."

"Siapa yang repot? Aunty malah senang kalau direpotin sama Lyn," ujar Lina kemudian tertawa kecil.

Ya, begitulah aunty Lina dia selalu baik dan ramah kepada siapapun.

"Kalau begitu, teh saja, aunty," ucap Lyn pada akhirnya.

"Baiklah, biar aunty buatkan. Tunggu sebentar ya."

Lyn mengangguk.

Lina pun pergi ke dapur dan membuat minuman untuk mereka.

"Oh ya, kenapa aunty yang membuat minuman sendiri? Memangnya asisten di rumah ini di mana, aunty?" tanya Lyn begitu Lina tiba dan meletakkan segelas teh di hadapannya.

"Akh itu, mereka semua mengundurkan diri beberapa hari yang lalu, Lyn. Dan untuk saat ini aunty belum menemukan asisten rumah tangga yang cocok." Wajah Lina berubah muram.

Lyn merasa heran dengan perubahan wajah Lina yang tiba-tiba muram.

"Kenapa begitu, aunty? Bukankah mereka sudah lama bekerja dengan aunty?"

Bukannya Lyn kepo, tapi aneh saja mendengar semua asisten di rumah ini tiba-tiba berhenti, apalagi di saat yang bersamaan.

"Ah, sebenarnya ada masalah yang terjadi, Lyn," gumam Lina sedikit ragu.

"Masalah?" Masalah seperti apa, aunty?" sahut Lyn.

"Sebenarnya begini Lyn. Beberapa hari yang lalu—"

"Hey, Lyn? Jadi, itu benar-benar, kau?"

Seorang pria paruh baya berpakaian formal dengan jas tergantung di tangannya tiba-tiba datang. Dia menghampiri Lyn dan mengacak pelan rambut gadis itu.

"Sudah lama ya sejak terakhir kali kau ke sini? Kenapa tidak mengabari uncle dulu tadi? Uncle kan bisa pulang lebih cepat kalau tahu kau akan datang."

"Maaf, uncle Liem. Sebenarnya saya datang tanpa perencanaan terlebih dahulu. Tadi, sekolah pulang cepat, jadi saya berpikir untuk berkunjung sebentar ke sini. Maaf, tidak sempat menghubungi uncle," ucap Lyn sedikit canggung.

"Ah, tidak masalah. Jadi, kenapa kau tiba-tiba berniat datang kemari?" tanya Liem setelah duduk di sebelah istrinya. "Uncle tahu, kau tidak akan mau datang ke rumah ini jika tidak ada persoalan yang benar-benar penting."

Killer, Lover! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang